Bisnis Keripik Pisang Aneka Rasa Tembus Ratusan Toko Hingga Singapura

Bisnis Keripik Pisang Aneka Rasa Tembus Ratusan Toko Hingga Singapura

Bisnis keripik pisang jadi salah satu peluang yang masih menarik untuk dikembangkan. Meski sekarang ini sudah makin banyak aneka camilan keripik yang bermunculan. Pisang pada dasarnya merupakan buah serba guna yang punya potensi untuk diolah dengan berbagai cara untuk menjadi produk yang bisa mendatangkan keuntungan. Mulai dari olahan makanan ringan sampai makanan berat.

Pisang bisa diolah menjadi keripik, ceriping, sale, bolu pisang, pisang nugget, pisang goreng, serta makanan lainnya. Bahkan pisang juga menjadi salah satu buah yang banyak digunakan menjadi varian rasa atau toping untuk martabak manis, roti bakar, kue leker, jus buah, minuman coklat, pancake, pizza, serta makanan lainnya.

Keripik pisang merupakan salah satu camilan yang sudah sangat familiar di kalangan masyarakat Indonesia. Tingginya kandungan kalium, Vitamin C, B kompleks, dan B6, pada buah pisang menjadikan salah satu jenis olahannya yaitu keripik pisang digemari banyak kalangan mulai dari anak-anak sampai orang tua. Nggak heran kalau bisnis keripik pisang ini bisa menghasilkan keuntungan yang menjanjikan.

Peluang Bisnis Keripik Pisang

Riset yang dilakukan Mondelez Internasional mengungkapkan, Indonesia berada di peringkat pertama negara yang paling hobi mengonsumsi camilan. Dalam laporan yang diberi judul Snacking Habit Report: Indonesia, dikatakan 1 dari 3 orang Indonesia mengonsumsi camilan lebih dari 3 kali sehari. Jadi tidak diragukan lagi kalau peluang bisnis keripik pisang ini masih sangat terbuka lebar karena kebanyakan orang Indonesia doyan ngemil.

Peluang bisnis keripik pisang ini dimanfaatkan betul oleh Sofyani Mira dengan merintis brand Bananania, keripik pisang aneka rasa sejak tahun 2019. Pada dasarnya perempuan yang lebih sering disapa Sofi ini tidak memiliki latar belakang dalam dunia bisnis kuliner. Tapi melihat peluang bisnis keripik pisang yang menggiurkan, Sofi berani mengambil langkah untuk merintis bisnis camilan keripik pisang aneka rasa.

“Sebenernya nggak ada pengalaman di kuliner, tapi di tahun ke-25 saya kerja di LSM kemarin keluarga sarankan untuk lebih banyak luangkan waktu di rumah. Nah pas di rumah itu malah keluarlah ide ini. Setelah melalui riset sederhana, terus bahan baku pisang di Jogja juga melimpah, akhirnya memutuskan buat ngembangin Bananania. Pisang itu banyak yang suka, kalo dimakan dalam bentuk buah kan masa simpannya nggak lama, tapi ketika jadi keripik akan lebih lama dan bikin nggak bosen juga,” ujar Sofi.

Memulai Bisnis Keripik Pisang

Meski belum memiliki pengalaman di dunia bisnis kuliner, tapi perencanaan bisnis kuliner keripik pisang aneka rasa Bananania milik Sofi ini bisa dikatakan sangat matang. Sejak awal tercetus ide untuk merintis bisnis keripik pisang aneka rasa, Sofi sudah merencanakan langkah lanjutan untuk merealisasikan ide tersebut. Dimulai dari riset produk, mencoba beberapa keripik pisang dari brand lain. Dari situ Sofi lakukan analisa, apa saja yang dirasa masih kurang dari produk-produk tersebut. Kemudian kekurangan itulah yang coba ingin Sofi lengkapi dan terapkan untuk produknya.

Kemudian dalam hal produksi Sofi juga melakukan trial dan error. Sebab untuk menciptakan standarisasi resep dan menjaga konsistensi citarasa itu tidak mudah. Apalagi untuk skala industri, meski masih industri rumah tangga, pembuatan SOP atau Standar Operasional Prosedur merupakan hal yang harus diutamakan. Begitu juga dengan perizinan, sebelum meluncur ke pasar, Bananania sudah terlebih dahulu mengantongi izin PIRT.

“Sebelum Bananania benar-benar diluncurkan ke pasar, saya udah terlebih dahulu urus izinnya. Pertama kali itu ngurus izin PIRT kemudian ketika sudah dapat, baru dipromosikan dan dijual. Setelah itu ngurus sertifikasi halal MUI dan sekarang sedang diusahakan untuk dapat izin BPOM supaya bisa ekspor ke depannya,” jelas Sofi.

Proses Produksi

Seperti bisnis pada umumnya, untuk menciptakan produk kuliner butuh melalui masa percobaan. Untuk keripik pisang aneka rasa Bananania pernah melalui trial and error. Mulai dari pemilihan jenis pisang yang dipakai, perlakuan untuk menjadikan olahan keripik renyah, tebal tipisnya irisan, takaran bumbu, pemilihan kemasan, dan proses pengemasan keripik pisang.

“Pisang yang dipakai itu pisang tanduk dan pisang raja karena kriuknya pas dan ukurannya besar. Produksi keripik pisang itu sederhana banget, untuk cari bahan bakunya juga mudah. Jadi ketika pisang datang, dikupas, hilangkan getahnya, diiris, dan digoreng. Setelah itu masuk ke mesin spinner supaya kandungan minyak berkurang. Kemudian masuk mesin pencampur untuk dikasih bumbu dan terakhir proses pengemasan pakai mesin continues sealer,” jelas Sofi.

Diakui oleh Sofi, produk keripik pisang Bananania punya ciri khas pada citarasanya yang berbeda dengan keripik pisang aneka rasa ada umumnya. Kalau biasanya rasa yang lebih kuat justru datang dari bumbu, Bananania justru menguatkan pada rasa khas dari pisang itu sendiri. Sementara aneka varian rasa seperti pedas, barbeque, keju, cokelat, dan madu adalah pendamping untuk menghadirkan sensasi makan keripik pisang yang lebih beragam.

Strategi Pemasaran

Pemasaran yang Sofi lakukan untuk brand Bananania keripik pisang aneka rasa memanfaatkan media online dan juga offline. Untuk media online Sofi memilih marketplace dan juga media sosial. Di salah satu platform marketplace yang digunakan bahkan produk Bananania sudah masuk ke pasar ekspor. Lebih tepatnya ke negara tetangga Singapura. Maka dari itu sekarang ini Sofi sedang mengusahakan izin BPOM supaya produk Bananania bisa diekspor secara mandiri. Bananania juga menjadikan media sosial instagram @bananania_jogja untuk pemasarannya.

Untuk pemasaran secara offline, Bananania menerapkan sistem konsinyasi ke beberapa swalayan dan toko oleh-oleh di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan juga Jawa Tengah. Beberapa toko dan swalayan juga ada yang beli putus. Selain itu Sofi juga memperhatikan dengan betul soal kemasan produk. Menurutnya kemasan produk itu juga menentukan keberhasilan suatu produk bisa diterima pasar.

“Dulu pas awal banget baru punya izin PIRT, kemasannya masih pake label stiker. Setelah udah dapet label halal dari MUI baru diganti ke kemasan standing pouch printing full warna. Untuk desain kemasan juga sudah lebih beragam, dulu monoton. Sekarang tiap varian rasa warna kemasannya berbeda. Kemasan produk itu penting banget, selain melindungi kualitas produk juga bisa merepresentasikan value produk itu sendiri,” tambah Sofi.

Rencana ke Depan

Tidak berhenti hanya menjangkau pasar lokal saja, ke depannya Sofi juga akan mengekspor produk-produk Bananania ke luar negeri secara mandiri. Meski saat ini produknya sudah masuk ke pasar Singapura melalui platform marketplace. Selain itu, Sofi juga berencana untuk menjadikan proses produksi dilakukan dengan teknologi yang lebih canggih dan bisa zero waste.

“Pengennya bisa zero waste, sejauh ini kulit pisang nggak cuma jadi limbah, tapi diolah jadi pupuk cair dan pakan ternak. Sekarang saya juga sedang coba mengulik untuk bikin keripik kulit pisang. Sementara untuk remahan keripik pisang dari proses spinning diolah jadi banana granola. Jadi rencananya limbah yang dihasilkan dari bisnis keripik pisang aneka rasa ini makin sedikit,” tutup Sofi.

Itulah kisah perjalanan bisnis Bananania @bananania_jogja yang semoga bisa menjadi inspirasi untuk kamu dalam menjalankan bisnis. Bagikan juga tulisan ini ke teman kamu yang lain supaya makin banyak orang yang terdorong untuk memulai bisnis.

Ikuti terus kisah menarik dari perjalanan para pelaku bisnis lainnya hanya di BisnisUKM.com

One comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *