Bisnis Kreasi Kap Lampu Tembus Pasar Ekspor

Kreativitas yang dibarengi dengan keuletan serta kerja keras merupakan penentu keberhasilan dalam menjalankan sebuah industri kreatif. Dengan kreativitas, maka akan tercipta sebuah inovasi produk yang tidak ‘pasaran’ dan bernilai jual tinggi. Sementara keuletan dan kerja keras merupakan syarat mutlak agar bisnis yang dijalankan bisa berkembang dan mencapai kesuksesan. Hal demikian telah dibuktikan oleh Heru Prasetyo (33), seorang perajin kap lampu dari Sleman, yang berjuang mengembangkan usahanya dari nol, hingga kini bisa merambah pasar internasional.

lampu kerang Prass CraftBukan perkara mudah bagi pria yang akrab disapa Pras tersebut mengembangkan usaha kap lampu yang saat ini menjadi pijakan hidupnya. Skill otodidak serta background pendidikan yang tidak sinkron dengan bidang yang digelutinya memaksa lulusan bidang pariwisata tersebut harus benar-benar berjuang dari nol demi mewujudkan mimpinya. “Untuk menekuni bidang ini dibutuhkan jiwa seni yang cukup tinggi, sehingga saya harus belajar tahap demi tahap, karena saya sendiri bukan seorang lulusan seni,” kata Pras kepada tim liputan bisnisUKM di rumahnya.

Mulai menjalankan bisnis sejak tahun 2006, pria yang hobi bermain sepakbola itu baru mulai fokus dalam produksi kap lampu pada tahun 2009. Pada bulan-bulan awal menjalankan usaha, Pras harus menghadapi kenyataan kalau produknya belum bisa diterima pasar. “Selama 6 bulan pertama saya justru mengalami kerugian, namun dari situ saya bisa belajar point-point yang harus saya evaluasi agar tidak mengalami hal serupa ke depannya,” jelasnya.

Heru PrasetyoKerugian yang didapatkan pada awal menekuni usahanya menjadi pembelajaran penting bagi Pras untuk berfikir lebih keras lagi. Trial error terus menerus dilakukan bapak satu orang putra tersebut dengan mengusung desain dan bahan baku yang berbeda pula. Hasilnya, dari proses ujicobanya tersebut, Pras menilai jika kerang laut bisa menjadi bahan baku kap lampu yang unik dan cantik. “Kenapa kerang laut? Karena karakter dan bentuk dari kerang tersebut sangat unik, selain itu bisa diolah juga menjadi lunak, sehingga bisa dijadikan pelapis dari kap lampu tersebut,” imbuh Pras yang menamai usahanya dengan Prass Craft Jogja.

Info Produk

Namun, tidak hanya limbah kerang laut yang kemudian dikembangkan Pras sebagai bahan baku kap lampu kreasinya. “Bambu, kulit telur, lidi, pasir, pelepah pisang, dan kayu manis menjadi bahan baku lain yang kami kreasikan sebagai lapisan kap lampu selain kerang laut, dan pada perkembangannya dengan desain dan kombinasi bahan yang pas, pasar mulai melirik produk kami,” terangnya.

Kreasi Prass Craft JogjaDesain yang unik menjadi kekuatan lain dari kreasi produk kap lampu Prass Craft Jogja hingga bisa diterima pasar. Kombinasi desain serta bahan baku yang unik membuat produk kap lampu tersebut bisa menembus buyers dari mancanegara yang kagum dengan keunikan kreasinya. “Mereka (buyers) tertarik dengan produk kami biasanya berasal dari pameran atau expo yang memang sering kami ikuti, dari situlah kemudian datang tawaran dari pihak mereka untuk memesan dalam jumlah besar,” jelasnya lagi.

“Negara-negara yang selama ini menjadi tujuan pasar produk kami diantaranya Amerika, Australia, Singapura, Kanada, Ceko, dan negara-negara di Eropa Timur,” imbuhnya. Pras sadar betul perjuangan dalam menembus pasar ekspor memang dibutuhkan kerja keras. Alhasil pihaknya selalu menjaga kualitas dengan menerapkan seleksi ketat untuk setiap barang yang diproduksi.

Kap lampu kreasi Prass Craft Jogja saat ini dipasarkan dengan harga Rp.160.000,00 s.d. Rp.500.000,00/ pcs. Dengan range harga seperti itu, dalam sebulan dirinya bisa memperoleh omzet rata-rata 30 juta Rupiah. “Sejauh ini yang menjadi produk terlaris tetap kap lampu dari kerang, karena memiliki keunikan dan unsur seni yang tinggi,” jelasnya.

Memberdayakan Warga Masyarakat

Kreasi Kap LampuDalam melayani berbagai permintaan yang ada, Pras melibatkan masyarakat setempat sebagai tenaga produksinya. Anak-anak muda serta ibu rumah tangga yang masih awam dengan kreasi kap lampu dia didik dan latih untuk diberdayakan dalam bengkel produksinya. “Ternyata mereka cepat dalam menyerap apa yang saya sampaikan, alhasil tidak ada kesulitan dalam melatih mereka, pada hari biasa kami melibatkan 4-5 orang tenaga produksi, tetapi ketika pesanan datang dalam jumlah besar bisa melonjak hingga 30 orang,” ujarnya.

Langkah pemberdayaan yang dilakukan oleh Pras ternyata mampu meningkatkan sektor ekonomi warga di lingkungannya. “Sebenarnya yang menjadi keinginan saya mereka (warga) bisa hidup mandiri sebagai entrepreneur, sehingga tidak perlu harus mencari pekerjaan sampai ke luar daerah,” lanjutnya. Keinginan yang saat ini mulai menunjukkan hasil yang positif, karena tidak sedikit dari warga yang sebelumnya ikut sebagai tenaga produksi Pras Craft mulai mengembangkan usahanya sendiri.

Kunci Sukses

Ketika ditanya apa yang menjadi kunci sukses dalam menjalankan bisnisnya, tanpa ragu Pras menyebut kreativitas dan inovasi merupakan point utamanya. “Selain berinovasi, kita juga harus memiliki keinginan untuk maju, dengan adanya dorongan yang positif dari dalam diri kita, maka sebesar apapun halangan atau kendala pasti bisa kita lalui,” terangnya sekaligus menutup wawancara pada kesempatan sore hari tersebut.

Tim liputan bisnisUKM

One comment

Comments are closed.