Setelah melihat respon pasar yang begitu bagus, akhirnya Alda berkonsultasi kepada sang suami yang kebetulan waktu itu sudah memiliki usaha web development. Dari situlah, Alda dan sang suami mulai memutuskan untuk membuat sebuah website e-commerce dengan nama www.thebalisouvenirs.com. Dengan bantuan sang suami tercinta khususnya dalam hal pemasaran di dunia maya, bisnis souvenir khas Bali yang dirintis Alda mulai membuahkan hasil.
“Barang yang awalnya satu kerangjang ukuran 2×2 meter, pada waktu 1 tahun sudah menumpuk di kamar sampai 4×4 meter. Dan pada tahun 2011 Kami memutuskan untuk menyewa rumah dan sebuah toko dengan mempekerjakan 4 orang karyawan,” kata Alda.
Ekspansi ke Bisnis Mukena Bali
Di bawah naungan CV. Kampung Souvenir, pada bulan maret 2012, Alda kembali memindahkan lokasi tokonya dengan mengontrak Ruko 3 Lantai di daerah Sidakarya, Bali karena lokasi toko lama sudah tidak cukup untuk menampung stok dagangan. Pada saat itu Kampung Souvenir sudah memiliki 8 Karyawan dan dengan berbagai perkembangan akhirnya seluruh gedung 3 lantai tersebut sudah penuh dengan stok dagangan kami.
“Bahkan saat ini kami sudah memiliki 10 orang karyawan dan sama seperti tahun sebelumnya menjelang lebaran kurang 5 bulan sampai lebaran, omzet bisnis mukena bali dan busana khas Bali khususnya gamis mulai naik drastis hingga penjualan per hari mencapai Rp 50 juta,” tutur pengusaha yang tergabung dalam program Wirausaha Muda Mandiri tersebut.
Fokus Menjadi Pemasar
Saat ini, produk yang dijual Kampung Souvenir sangat beragam. Mulai dari pernak-pernik Bali seperti gelang, kalung, cincin, gantungan kunci, sandal Bali sampai ke produk garment seperti baju Bali, mukena Bali, mukena katun Jepang, gamis Bali, hijab, kaos Bali, sandal Bali dan lain-lain. “Untuk kisaran harga sangat bervariasi, mulai yang termurah Rp 5.000,00 sampai Rp 300.000,00 juga ada. Tetapi untuk produk utama kami adalah produk garmen, seperti baju , gamis, dan mukena,” kata Alda.
Kedepannya, Alda berharap Kampung Souvenir bisa membuka cabang di luar Pulau Bali. “Saya merasa perkembangan bisnis mukena bali dan souvenir khas Bali ini prospeknya bagus, kami juga sudah memiliki stok barang yang lumayan sehingga dalam waktu dekat kami ingin melakukan ekspansi toko ke Daerah pariwisata lainnya. Misalnya membuka cabang Kampung Souvenir di daerah Batu Malang,” harapnya.
Bagi Alda Destiani, fokus dan tekun dalam menjalani bisnis menjadi kunci utama untuk bisa sukses merintis usaha. Bukan hanya itu saja, Alda juga terus mencari peluang untuk bisa tetap menjaga kelangsungan dan perkembangan bisnisnya. Tidaklah heran bila saat ini bisnis souvenir dan mukena bali tersebut bisa mengantongi omzet sekitar Rp 300 juta dalam sebulan.
Tim Liputan BisnisUKM