Bisnis Rumput Laut Meningkat, Prospek Cerah Bagi UMKM

Bisnis rumput laut punya prospek cerah mengingat data yang dikelola Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukan adanya peningkatan permintaan bahkan di tengah pandemi. Saat ini Indonesia menduduki posisi kedua selaku produsen rumput laut setelah Tiongkok.

Pada awal tahun 2021 saja, jumlah ekspor rumput laut mampu mencapai 506 ton, setengah dari jumlah total ekspor pada tahun 2020, yang berjumlah 1.149,92 ton. KKP melihat potensi komoditas ini mampu menghasilkan devisa bagi negara.  

Keanekaragaman jenis rumput laut menjadi pasar potensial untuk memenuhi kebutuhan baik di tingkat internasional maupun dalam negeri. Sekarang ini permintaan dari beberapa negara belum bisa terpenuhi karena jumlah petani rumput laut belum banyak.

Bisnis rumput laut juga mampu menjadi alternatif pekerjaan bagi mereka yang kehilangan pekerjaan selama pandemi. Fenomena ini terjadi misalnya di Bali, terdapat peningkatan produksi rumput laut yang cukup besar akibat beberapa kelompok masyarakat kehilangan pekerjaan selama pandemi.

Bisnis Rumput Laut Meningkat, Prospek Cerah Bagi UMKM
Wolfang Hasselmann/Unsplash

Potensi Besar Bisnis Rumput Laut

Kesempatan Ekspor Luas

Tiga tujuan ekspor rumput laut paling banyak adalah Tiongkok, Vietnam, hingga Jepang. Menurut data KKP, permintaan pasar Vietnam mencapai 3000 ton, sedangkan saat ini baru 300 ton per bulan yang bisa dipenuhi. Peluang pasar ini harus dimanfaatkan dengan menambah pembudidaya rumput laut.

Keberagaman jenis rumput laut di Indonesia adalah potensi besar untuk melakukan ekspor. Menurut The Conversation, pada 2017 Indonesia menjadi produsen rumput laut jenis hidrokoloid dengan menyumbang total 66% dari kebutuhan dunia. Hidrokoloid adalah komponen yang biasanya digunakan dalam industri tambahan pangan dan nonpangan (seperti kosmetik) untuk meningkatkan kualitas produk. Jadi rumput laut jenis ini berbeda dengan produk rumput laut yang biasanya digunakan sebagai pendamping makanan.

Jenis kedua adalah adalah rumput laut kering sargassum yang banyak diekspor ke Tiongkok. Jumlah ekspor frekuensi 17 kali pengiriman dengan total volume 920,9 ton senilai Rp2,50 miliar. Sargassum biasanya dapat digunakan sebagai bahan baku produk seperti shampoo, cat rambut, hingga sabun.

Budidaya Rumput Laut Mudah

Keberhasilan budidaya rumput laut ditentukan oleh pertumbuhan dan penyebaran rumput laut seperti halnya biota perarian lainnya. Faktor-faktor lingkungan seperti temperatur, intensitas cahaya, tekanan dan nutrisi, tingkat kandungan garam air laut, dasar hidup jasad.

Memulai bisnis rumput laut tidak terlalu sulit. Pada proses budidaya, kamu tidak perlu mengeluarkan biaya banyak karena harga bibit rumput laut tergolong murah. Selain itu, budidaya rumput laut tidak membutuhkan pestisida. Faktor-faktor ini yang bisa dimanfaatkan oleh para pengusaha.

Dukungan Pemerintah Terhadap Bisnis Rumput Laut Besar

Untuk menunjukan keseriusan terhadap industri rumput laut, pemerintah mendorong rantai distribusi pasar untuk dipersingkat. Salah satu cara agar mengefisiensi produksi rumput laut adalah dengan mendorong keterlibatan industri pengolahan pemerintah maupun swasta.

KKP juga mendorong unit pengolahan rumput laut agar memenuhi Standar National Indonesia (SNI) dan persyaratan ekspor seperti penerapan Cara Pengolahan Ikan yang Baik (Good Manufacturing Practices), dan memenuhi Prosedur Operasi Sanitasi Standar (Standar Sanitation Operating Procedure).

Dukungan dalam bentuk lain adalah dengan optimalisasi tol laut di sektor perikanan, dan sepakat untuk memanfaatkan jalur Pelni, serta jalur alternatif lainnya yang sedang dirintis untuk mengangkut seluruh komoditas perikanan termasuk rumput laut.

Hambatan Bisnis Rumput Laut

Pertumbuhan rumput laut bisa dikatakan cepat, hanya membutuhkan 40 hari hingga 60 hari saja. Lewat proses budidaya yang tepat, rumput laut dapat tumbuh dengan cepat tanpa mengurangi tingkat kualitasnya. Selain itu, rumput laut juga lebih tahan terhadap perubahan kualitas air.

Sayangnya perubahan cuaca yang ekstrim bisa memengaruhi pertumbuhan rumput laut. Jika curah hujan mengalami peningkatan, ada kemungkinan konsentrasi garam dalam air berkurang yang menyebabkan pertumbuhan dapat terhambat. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan mengubah cara dalam memproduksi rumput laut.

Tantangan kedua yang dihadapi para pembudidaya adalah akses terhadap benih rumput laut yang berkualitas baik. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan ini adalah bekerja sama dengan pemerintah. Jadi pembudidaya bisa meminta pemerintah untuk menyediakan bibit rumput laut yang baik.

Syarat Memulai Bisnis Rumput Laut

Dilansir dari buku Peluang Usaha dan Investasi Rumput Laut keluaran Kementrian Kelautan dan Perikanan, ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi jika pembudidaya ingin menentukan lokasi budidaya rumput laut:

Syarat Umum

  1. Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi atau Rencana Tata Wilayah Kabupaten/Kota atau Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K).
  2. Tersedianya transportasi dan komunikasi yang memadai
  3. Mendapatkan sumber cahaya matahari yang cukup
  4. Berada pada kawasan terhindar dari banjir dari fluktuasi salinitas dan kekekurahan air
  5. Mudah terjangkau
  6. Tidak terdapat pada alur pelayaran
  7. Bukan daerah penangkapan ikan.

Syarat Lokasi

  1. Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi atau Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota
  2. Tersedianya transportasi dan komunikasi yang memadai
  3. Mendapatkan sumber cahaya matahari yang cukup
  4. Berada pada kawasan terhindar dari banjir rutin dan pengaruh pencemaran limbah bahan beracun berbahaya

Kesempatan untuk memperbesar bisnis rumput laut bisa dimanfaatkan pelaku UMKM yang kesulitan untuk mencari peluang bisnis. Tips kecil agar usaha rumput laut bisa besar: pembudidaya harus berjejaring. Ikut dalam organisasi akan membuat produkmu lebih mudah diserap, sekaligus akan memudahkanmu untuk mendapat bantuan dari pemerintah.

Ikuti terus informasi menarik seputar usaha UMKM lainnya hanya di BisnisUKM.com

Tinggalkan komentar