Bisnis spa dan minuman tradisional ternyata punya prospek baik di pasaran. Pada 2019, pertumbuhan sektor industri tanaman tradisional berada di atas 6% lho. Industri jamu juga mengalami peningkatan kembali di awal pandemi, ketika orang berbondong-bondong mencari produk berbasis herbal. Sebenarnya peningkatan minat sudah terjadi lebih dahulu di tingkat internasional. Bisa dibilang industri jamu nasional adalah prospek bagus dengan peminat yang masih sedikit.
Tanaman herbal memang mudah tumbuh di sekitar kita. Permasalahnnya, tidak semua orang punya waktu untuk mengolahnya jadi produk. Tren produk instan bisa menjadi solusi untuk kelompok masyarakat yang punya ritme hidup cepat. Di sinilah tepatnya Septi Setiani menjajal usaha pertamanya. Tidak dinyana, produksi di sela-sela kesibukan belajar membawanya sukses hingga sekarang. Simak ceritanya di bawah ini yuk!
Langkah Awal Membangun Bisnis Spa dan Minuman Tradisional
Ide ini muncul ketika Septi duduk sebagai mahasiswa D2 Farmasi di Universitas Gadjah Mada. Pembelajaran selama di kelas ternyata berfokus pada pengembangan industri jamu. Di akhir kuliah, Ia bersama teman-temannya memutuskan mencoba memproduksi kosmetik tradisional. Keputusan awal untuk membuat kosmetik didasarkan pada rasa ketertarikan Septi sendiri. Ia melihat bahwa produk tradisional memiliki pasar yang belum tergarap secara serius.
Dengan mengandalkan ilmu yang didapat di perkuliahan, Septi mencoba membuat produk yang digunakan untuk Spa. Penekanan pada standarisasi dan komposisi bahan menjadi modal Septi membuat produk. Ia juga mengakui bahwa buku ramuan tradisional membantunya melakukan pengembangan. Bisa dibilang, ia melakukan inovasi dengan bekal buku dan literatur yang cukup.
Awalnya produk tersebut hanya ia jual di antara teman-temannya. Antusiasme konsumen yang besar terhadap produk spa yang ia buat membikin Septi berniat untuk menjualnya ke pasar yang lebih luas. Kali ini ia menjajal Mirota Batik (sekarang bernama Mirota Hamzah). Tawaran tersebut bak gayung bersambut, Mirota menerima produknya dengan terbuka. “Akhirnya diterima dan kami bisa menjadi supplier”, ungkap Septi dalam wawancara. Ia tidak mengira bahwa produk yang diproduksi secara kecil-kecilan ternyata mendapat tempat.
Kesulitan dan Tantangan Awal Memulai Bisnis
“Tidak selalu modal itu jadi masalah”, tegas Septi. Tantangan awal yang ia dapat justru bukan berasal dari pembiayaan, tapi pembagian waktu antara proses produksi dengan kuliahnya yang saat itu belum selesai. Seiring berjalannya waktu, produk kosmetik yang telah mendapat tempat di toko-toko tradisional ternyata harus memiliki legalitas produk. Regulasi tersebut membutuhkan waktu dan biaya yang cukup besar. “Akhirnya kami terkendala dengan perizinan itu. Kami stop produk kosmetik karena harus memiliki ijin edar berupa notifikasi kosmetik dari BPOM”, akunya. Kesulitan ini membuatnya berpindah dari produksi kosmetik ke produksi minuman tradisional. Perbedaannya, produksi minuman hanya perlu mengajukan izin P-IRT (Pangan Industri Rumah Tangga).
Modal Awal Bisnis Spa dan Minuman Tradisional
Dalam industri jamu, Septi tidak melihat modal pembelian bahan baku sebagai kendala utama. Setidaknya biaya ini bisa ditekan dengan melakukan budidaya sendiri. Alternatif lain adalah mengkaryakan lahan milik masyarakat sekitar. Tanaman yang sudah siap panen bisa dibeli dan langsung diolah, dengan begitu ongkos produksi pun bisa berkurang. Untuk usaha dalam ukuran UMKM, ada banyak cara untuk mengurangi biaya. Namun, yang jadi masalah adalah pembelian sarana yang membutuhkan biaya lebih.
Startegi Marketing Usaha Spa dan Minuman Tradisional
Ada yang unik dari srategi pemasaran yang dilakukan oleh Sekar Jawi. Dengan banyaknya pengguna internet, tentu wajar bagi pelaku usaha untuk memanfaatkan aplikasi market place. Tetapi dalam benak Septi, ia lebih memilih untuk memasarkan produk secara offline terlebih dahulu. Menurutnya penting bagi suatu produk untuk membangun citra di masyarakat. Cara yang pertama adalah dengan melakukan teknik konsinyasi ke toko tradisional, pusat oleh-oleh, hingga ritel modern.
Septi percaya bahwa branding merek bukanlah hal yang instan, ia ingin merek produk juga mengakar. Dengan menaruhnya di tempat-tempat yang banyak didatangi orang, maka produk pun akan cepat untuk diingat. Trik berjualan ini juga digunakan untuk membentuk asumsi masyarakat tentang produk Sekar Jawi. “Kami pengen produk ini ya bagian dari mass market”, seloroh Septi tentang visi dan misi produknya.
Tapi bukan berarti Septi bersama Sekar Jawi tidak menggunakan skema penjualan online lho. Sekar Jawi fokus memanfaatkan Instagram dan aplikasi market place. Stiker yang ditempel di produk adalah usaha untuk menggiring konsumen ke akun bisnis Sekar Jawi. Tips ini bisa kamu tiru untuk usahamu juga ya.
Produk-Produk Spa dan Minuman Tradisional ala Sekar Jawi
Septi memiliki angan-angan besar agar jamu tidak dianggap hanya sebagai bagian dari masa lalu. Generasi milineal perlu untuk tahu jenis jamu maupun kosmetik tradisional. Saat ini ia memiliki produk utama: obat tradisional (minyak kemiri, minya adas, minya sereh), kosmetik (bath salt, lulur teh hijauh, lulur rempah, lulur susu), minuman tradisional (wedhang secang, uwuh isi, wedang sirih, jahe wangi, kunyit, hingga kopi jawara).
Selain itu, ia juga ingin memopulerkan ramuan khas Yogyakarta. Dalam layanan spa misalnya, banyak orang yang lebih mengenal spa bath ala Bali. Padahal Yogyakarta tidak kalah kayanya kalau kita berbicara soal tanaman herbal
Sekar Jawi Berbicara Inovasi Produk
Ketika melihat usaha industri jamunya stabil, Septi berupaya melangkah lebih jauh lagi. Baginya meskipun trafik penjualan aman, penting untuk terus melakukan riset. Riset inilah yang menjadi tumpuan untuk melakukan pengembangan produk. Pengusaha juga harus bisa melakukan pembacaan pasar untuk menyesuaikan produk dengan kebutuhan paling baru. Salah-salah, produk yang dihasilkan justru sudah tidak digemari lagi oleh pasar. Tips dari Septi adalah dengan mengikuti perkembangan terbaru sekaligus menilik apa yang saat ini sedang populer.
Saat ini, semua produk minuman Sekar Jawi, baik yang instan maupun rajangan, sudah tersertifikasi halal dan memiliki izin P-IRT. Untuk produk obat tradisional seperti minya kemiri dan minyak adas, Septi juga sudah mengurus izin hingga BPOM. Sedangkan produk kosmetik tradisionalnya, 70% telah memiliki izin edar notifikasi koemsetik.
Itulah kisah usaha spa dan minuman tradisional Septi Setiani dari Sekar Jawi. Langkah awal Septi memulai bisnis hingga tips-tips kecilnya bisa banget kamu ikuti. Ia juga menekankan pentingnya melakukan riset dan membaca pasar lho. Jadi, pastikan kamu memiliki bekal pengetahuan yang cukup sebelum memulai bisnis. Dengan begitu usahamu akan dapat berkembang luas, dan kamu dapat mengantisipasi jika ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Jangn lupa untuk membagikan tulisan ini ke teman kamu yang lain. Semoga semakin banyak orang yang terdorong untuk memulai bisnis.