Branding Produk, Langkah Awal Agar Usahamu Diingat Konsumen

Branding produk bisa dipahami sebagai usaha untuk menciptakan ‘ingatan’ masyarakat terhadap produkmu. Jadi branding punya misi untuk menyematkan identitas pada barang jualanmu, yang berbeda dengan produk-produk di luar, agar dapat memengaruhi konsumen untuk memilih produkmu.

Tujuan akhir dari usaha branding adalah membuat konsumen merasa familiar dengan bentuk produk atau bahkan warna produkk yang kamu gunakan. Oleh karena itu penentuan branding produk harus dilakukan dengan penuh pertimbangan. Pemilihan setiap unsur dalam pembuatan produk harus disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.

Mengapa branding produk begitu penting? Ada dua hal yang bisa menjadikan branding sebagai unsur yang urgen dilakukan pelaku usaha saat ini: datanganya era digitalisasi, dan kedua situasi pandemi yang bisa saja terulang di masa lalu.

Branding Produk Jadi Kunci Bersaing di Era Digital

Kelompok masyarakat muda, yang biasa disebut generasi Y dan Z tumbuh dengan perkembangan teknologi. Digitalisasi menjadi penting karena kelompok ini, yang menjadi konsumen besar bagi UMKM, lebih familiar dengan penggunaan platform digital untuk mengakses produk yang diinginkan.

Ada dua skema digital yang bisa diikuti oleh para pelaku usaha: pertama konsumen memilih barang secara online, tetapi membelinya secara offline. Kedua konsumen melihat katalog paroduk secara offline, lalu membelinya secara online. Opsi pertama untuk memastikan stok produk yang dicari masih ada, sedangkan yang kedua konsumen mengejar harga promo yang biasanya ditawarkan oleh toko online.

Permasalahan utama dari penggunaan paltform digital adalah persaingan antar toko online sangat kuat. Tidak semua toko muncul di laman pertama milik konsumen. Jika produkmu tidak punya branding yang jelas, maka akan sulit untuk bersaing. Menurut data Niagahoster, tercatat 24,38% persen klien yang mereka tangani terpaksa menutup kanal digitalnya.

Permasalahan para pelaku usaha adalah pengembangan produk yang tidak matang, kurangnya perencanaan keuangan, hingga masalah promosi yang kurang maksimal dengan platform sosial media. Startegi branding diharapkan dapat mengurangi kesalahan-kesalahan tersebut karena memusatkan kebutuhan masyarakat dalam pembuatan produk.

Bertahan di Era Pandemi dengan Branding produk

Sekarang ini usaha mana yang tidak terhantam pandemi? Mungkin ada, tapi jumlahnya sangat sedikit dibanding mereka yang terkena dampak secara besar-besaran. Beberapa pelaku usaha mungkin tidak memasukkan situasi tidak terduga seperti ini ke dalam perkiraan.

Beberapa pelaku usaha terpaksa menutup usahanya karena permintaan konsumen yang semakin menurun. Namun mereka yang bertahan juga harus menyesuaikan keadaan. Bagaimana branding produk dapat membantu?

Meskipun berada di masa sulit, pastikan tidak ada masa kosong supaya produkmu tidak semakin tenggelam. Branding bisa kamu lakukan dengan mengenalkan harga promo selama pandemi, dan jangan lupa gunakan seluruh saluran komunikasi untuk tetap terhubung kepada konsumen.

Situasi pandemi tidak akan akan bertahan selamanya, akan ada masanya permintaan konsumen naik lagi karena manusia punya sifat mudah beradaptasi. Memperkenalkan branding produkmu lewat promosi hingga diskon bisa alternatif sembari menunggu keadaan kembali normal. Keuntungan yang kamu dapatkan dari perencanaan seperti ini, usahamu akan lebih mudah beradaptasi bahkan jika sutuasi memburuk.

Unsur Branding Produk yang Perlu Kamu Ketahui

Misi dan Visi

Untuk siapa produkmu dibuat? Siapa sasaran konsumen yang ingin kamu tuju? Seperti apa produkmu akan disajikan kepada pembeli? Nah pertanyaan-pertanyaan tersebut akan mudah dijawab akalu kamu punya visi dan misi yang jelas.

Visi adalah gambaran besar dari apa yang ingin kamu lakukan, sedangan misi adalah perwujudan dari visi. Keduanya adalah pondasi dasar dari sebuah perusahaan. Misi dan visi menutut kamu selaku pelaku usaha untuk memetakan tujuan usahamu secara jelas.

Slogan (Tagline)

Slogan atau tagline adalah susunan kata yang mengandung pesan kuat sebuah brand. Kenapa penggunaan slogan tidak pernah mati dalam bisnis? Tentu saja karena kata ternyata punya pengaruh yang nyata. Slogan harus bisa membuat pembeli ingat dengan produkmu.

Slogan-slogan yang lucu akan menarik banyak perhatian. Dengan asumsi bahwa pelanggan akan mengunggah foto makanan ke media sosial, kalimat-kalimat yang berisi hal-hal viral di masyarakat misalnya, akan dapat menaikkan trafik penjualan. Perusahaan harus melihat ini sebagai promosi gratis dari pelanggan ke pelanggan. Tagline tidak perlu panjang, tetapi harus jelas dan bersifat persuasif. Jangan lupa cantumkan alamat media sosial perusahaan agar pelanggan bisa manautkannya ketika mengunggah. 

Setiap perusahaan harus mampu membuat logo yang mencermikan produk yang dijual. Logo adalah representasi visual yang akan membuat konsumen tertarik. Pembikinan logo tidak bisa sembarang, inti dari logo adalah pesan yang ingin disampaikan pelaku usaha kepada konsumennya.

Seperti juga pemuatan slogan di kemasan, logo adalah bagian dari startegi marketing yang jitu. Dengan semakin banyaknya pesanan yang keluar, diharapkan lebih banyak lagi masyarakat yang melihat.  Bisa dibilang, logo perusahaan yang ditempel adalah iklan berjalan yang bisa menjangkau lebih banyak pelanggan.

Kanal Digital

Jumlah pengguna internet di Indonesia mencapat 196,7 juta atau 73,7 persen dari total populasi. Dari angka tersebut, sekitar 170 juta dalah pengguna aktif media sosial. Seperti sudah dibahas dalam bab sebelumnya, digitalisasi adalah kuknci bagi pelaku usaha untuk maju dengan cepat.

Kanal digital menyajikan konsumen yang lebih besar, sekaligu promosi yang lebih luas. Digitalisasi juga membuat pemerintah mudah memetakkan usaha yang memerlukan bantuan. Sebagian usaha yang telah melakukan digitalisasi mengantongi izin jualan legal.

Kanal digital juga menyediakan fitur untuk kamu promosi hingga pembuatan akun bisnis. Dengan fitur ini akan mudah bagi pelaku usaha untuk mengawasi perkembangan usahanya, mulai jumlah pengikut hingga berapa menarik konten yang kamu tawarkan.

Sebagai catatan, penggunaan kanal digital juga memerlukan perencanaan yang matang. Branding produk bukan sesuatu yang bisa dibangun dalam waktu singkat. Branding membutuhkan konsistensimu untuk terus-menerus mengenalkan produk kepada konsumen. Segala cara bisa kamu lakukan, mulai dari promosi gratis hingga promosi berbayar.

Konsistensi Brand

Jangan terlalu sering mengganti visi-misi, tagline, logo, atau kanal digital kecuali kamu ingin melakukan rebandring produk. Melakukan branding juga memerlukan konsistensimu. Dilansir dari niagahoster, harmoni yang ditemukan pada sebuah merek akan membentuk persepsi positif dalam pikiran masyarakat.

Beberapa merek lama mudah diingat oleh masyarakat karena konsisten dengan desain dan juga tujuan brandnya. Namun konsisten bukan maksudnya tidak mengikuti perkembangan zaman ya, jika ingin melakukan perubahan pastikan kamu telah melakukan riset pasar. Jadi tidak perlu terburu-buru.

Sebagai pelaku usaha, kamu harus memahami bahwa tidak setiap usaha bisa berjalan mulus terus-menerus. Melakukan branding produk adalah usaha agar usahamu tidak cepat diganti dengan produk-produk saingan. Ciri khas adalah unsur utama dalam branding produk, karena itu kamu harus punya sasaran yang jelas supaya usaha yang kamu bangun tidak sia-sia.

Kalau sekarang kamu belum terpikirkan untuk melakukan branding produk, segera bersiap. Ingat motto ini: mereka yang bertahan adalah yang dapat menyesuaikan perkembangan zaman. Kalau kamu rasa artikel ini dapat membantu banyak pelaku UMKM di luar sana, jangan ragu untuk membagikannya ya!

Ikuti terus informasi menarik seputar peluang usaha dan lainnya hanya di BisnisUKM.com

Tinggalkan komentar