Budidaya Ikan Dalam Ember, Solusi di Tengah Keterbatasan

Budidaya Ikan Dalam Ember, Solusi di Tengah Keterbatasan

Budidaya ikan dalam ember atau yang dikenal juga dengan budikdamber ini merupakan salah satu terobosan yang hadir di tengah keterbatasan untuk menguatkan ketahanan pangan. Pada dasarnya budidaya ikan itu bisa dilakukan di mana saja, yang diperlukan adalah sedikit modifikasi dan penyesuaian dengan media budidaya yang akan digunakan. Kalau budidaya ikan secara konvensional memang butuh lahan yang luas dan modal yang cukup besar. Belum lagi pertimbangan ketersediaan air yang melimpah dan bisa mencukupi kebutuhan untuk budidaya ikan.

Pada kenyataannya sekarang ini ketersediaan lahan dan air yang berkualitas makin terbatas. Apalagi untuk wilayah perkotaan, ketersediaan lahan dan sumber air terbatas, sehingga perlu sedikit sentuhan inovasi, salah satunya adalah budidaya ikan dalam ember. Budikdamber bisa dilakukan oleh semua orang untuk mencukupi kebutuhan pangan protein hewani dan sayur mayur secara mandiri.

Budidaya ikan dalam ember ini pada dasarnya menerapkan sistem aquaponik. Di mana budidaya yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan simbiosis mutualisme antara ikan dan tanaman. Untuk tanamannya bisa kangkung, sawi, pakcoy, tomat, atau cabai. Sementara untuk ikannya bisa lele ataupun ikan gabus. Budidaya ikan dalam ember adalah inovasi yang muncul di tengah keterbatasan lahan serta mulai berkurangnya kualitas dan kuantitas air terutama di daerah perkotaan. Sehingga budikdamper menjadi salah satu pilihan yang bisa diterapkan untuk mengatasi solusi pangan masa depan.

Memulai Budidaya Ikan Dalam Ember

Budidaya ikan dalam ember pada dasarnya bisa dilakukan oleh siapa saja. Bahkan budikdamber juga tidak hanya bisa dilakukan untuk memenuhi ketahanan pangan rumah tangga saja. Tapi bisa juga dijadikan sebagai peluang usaha. Seperti halnya bagi Ahmad Ardan Ardiyanto yang mulai menekuni budikdamber sejak awal tahun 2020. Lebih tepatnya sejak masa pandemi. Meski di masa pandemi ini binsis hidroponik milik Ardan yaitu Dewa Ponik sebenarnya tidak terlalu berdampak bahkan cenderung makin ramai pembeli, keinginan untuk terus belajar dari Ardan memang tidak pernah surut.

“Budidaya ikan dalam ember ini dimulai sejak pandemi. Alasannya ya karena di masa ini justu banyak kegiatan atau hal baru yang bisa dilakukan. Selama ada kemauan untuk belajar, kita tetap bisa produktif kapanpun dan dimanapun. Termasuk untuk budikdamber ini, meski tinggal di perkotaan, lahan terbatas, sumber air yang bagus juga gak melimpah, kita tetap bisa produktif dengan mencoba budidaya ikan,” ucap Ardan.

Pada mulanya Ardan mencoba budikdamber hanya untuk memenuhi konsumsi pribadi saja. Sering kali banyak teman dan rekannya yang mampir ke rumah kemudian disuguhi ikan bakar segar beserta sayuran segar hasil panen dari budikdamber miliknya itu. Ternyata respon dari rekanprekannya sangat positif, selain bisa mengonsumsi lauk ikan dan sayur segar, budikdamber juga bisa dimanfaatkan untuk peluang usaha. Kemudian mulai dari situlah banyak tetangga yang tertarik untuk membeli ikan dan sayuran hasil dari budikdamber yang Ardan jalankan.

Modal Budikdamber

Sejauh pengalaman Ardan, untuk memulai budikdamber itu tidak memerlukan modal yang besar. Kisaran harga untuk satu set media budikdamber hanya seratus ribu rupiah saja. Sedangkan untuk bibit lele dan tanaman misalnya kangkung cukup dianggarkan lima puluh ribu rupiah. Jadi untuk memiliki satu set budikdamber beserta benih tanaman dan benih ikan modalnya cukup seratus lima puluh ribu rupiah saja.

“Instalasi per ember itu budget cukup 150 ribu saja. Itu sudah termasuk bibit tanaman sama bibit ikan lele. Kalau tanamannya bisa kangkung. Budikdamber ini murah meriah pokoknya. Terjangkau buat semua kalangan. Satu ember untuk ukuran 80 Liter bisa muat 50 ekor ikan lele,” tambah Ardan.

Kondisi lahan dan sumber air yang mulai terbatas bukan menjadi hambatan untuk tetap bisa produktif dan bisa menjalankan budidaya ikan yang menguntungkan. Kalau budidaya ikan dengan kolam butuh modal besar karena lahan yang diperlukan sampai berhektar-hektar, budikdamber hanya perlu sepetak tanah untuk meletakkan ember sebagai media budidaya ikan. Budikdamber hanya perlu menggunakan media yang kecil, portabel, hemat air dan tidak membutuhkan listrik.

Tips Budidaya Ikan Dalam Ember

“Budikdamber itu gak makan tempat, kunci utama dari budidaya ikan dalam ember ini adalah penempatan media budidaya di tempat yang mendapatkan sinar matahari maksimal. Dari segi perawatan juga cukup mudah. Pemanfaatan simbiosis mutualisme dari ikan dan tumbuhan ini memang sangat memudahkan. Air kolam dikuras kemudian digunakan untuk menyiram tanaman. Sementara ikan akan mendapatkan air dengan kadar oksigen tinggi sebagai tempat hidupnya setelah dimurnikan oleh tanaman,” jelas Ardan.

Tips ketika akan memulai budidaya ikan dalam ember dari Ardan pertama adalah perbandingan volume air dengan jumlah ikan. Idealnya minimal untuk 1 Liter air berarti untuk 1 ekor ikan. Jadi kalau ember ukuran 80 Liter kemudian diisi air 70 Liter, maksimal diisi 70 ekor ikan. Tapi kalau terlalu padat juga kurang baik. Apalagi untuk ikan lele yang pada dasarnya kanibal. Jadi, tambah keleluasaan ikan supaya di dalam ember tidak terlalu berdesakan.

Sirkulasi, pemberian pakan yang tepat, dan pemilihan bibit atau benih unggul merupakan hal penting yang dapat menjadi modal awal untuk berhasil membudidayakan ikan dalam ember. Untuk ikan yang cocok dibudidayakan menggunakan metode ini adalah ikan lele dan gabus. Tapi sejauh ini yang dibudidayakan Ardan hanya ikan lele. Alasannya karena lele adalah ikan yang paling kebal, perawatannya lebih mudah, dan merupakan ikan tawar konsumsi favorit banyak orang.

Sebelum masukkan ikan ke dalam ember hal yang harus dilakukan adalah mengendapkan air dalam ember selama dua hari. Tujuannya supaya kondisi air dinetralkan terlebih dahulu dan tidak memicu timbulnya stres pada ikan ketika sudah masuk nanti. Satu ember ukuran 80 Liter maskimal diisi 40 ekor ikan besar. Kalau bibit ikan ukuran 5-12 cm biasanya Ardan dimaksimalkan antara 100-200 ekor untuk satu ember. Tapi untuk ikan kecil atau bibit perlu ditambah aerator untuk menambah suplai oksigen karena mereka masih perlu adaptasi.

Harapan ke Depan

Meksi pada awalnya hasil panen ikan lele dari budikdamber hanya digunakan untuk konsumsi sendiri, seiring berjalannya waktu hasil panen makin banyak dan punya peluang usaha yang menguntungkan. Sejauh ini Ardan sudah bisa mensuplai kebutuhan konsumen yang kebanyakan adalah pelaku bisnis kuliner. Ke depannya Ardan justru ingin makin banyak orang yang mencoba budikdamber. Selain untuk mencapai kemandirian pangan juga bisa menciptakan peluang usaha yang menguntungkan.

Itulah kisah perjalanan Ahmad Ardan Ardiyanto dalam mengembangkan usaha budidaya ikan dalam ember  yang semoga bisa menjadi inspirasi untuk kamu dalam menjalankan bisnis. Bagikan juga tulisan ini ke teman kamu yang lain supaya makin banyak orang yang terdorong untuk memulai bisnis.

Ikuti terus kisah menarik dari perjalanan para pelaku bisnis lainnya hanya di BisnisUKM.com

Apakah kamu tertarik untuk mencoba budidaya ikan dalam ember?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *