
Ia pun mencoba membuat dengan modal awal satu kilogram daging sapi. Pertama kali membuat bakso, Adit pun tidak langsung berhasil. Ia harus mencoba beberapa kali, karena ingin membuat bakso yang sehat tanpa pengenyal dan MSG.
”Akhirnya ketemu adonan yang pas, bakso daging sapi dengan isian jamur kuping tanpa pengenyal dan micin. Micin kami ganti kaldu dari jamur yang rasanya sama. Ini kan resep bakso Malang, tapi kami sesuaikan lidah orang Jogja. Cara penyajiannya juga berbeda, kuah kaldu kami sendirikan. Tekstur bakso juga berbeda ketika dimakan ada krenyes-krenyesnya,” jelas pria asal Sragen, Jawa Tengah ini.
Menurutnya, usaha bakso jamur miliknya baru pertama yang ada di Yogyakarta. Alasan itu pula yang membuat baksonya langsung menarik banyak pembeli, meski pada awalnya ia hanya menawarkannya lewat blackberry messanger (BBM) dan teman-temannya di whatsapp.
”Pas mama mertua di Jogja masakin bakso jamur, terus sekalian belajar bikin. Iseng tawarin ke temen-temen katanya enak. Langsung promosi di BBM dan Wahatsapp. Sistemnya by order dan delivery sekitar Jogja,” ungkapnya.
Pria yang akrab disapa Adit ini menuturkan, memulai promosi by online sejak Ramadan 2015. Setiap harinya ia mampu membuat 20 porsi bakso jamur yang siap diantar atau dengan sistem cash on delivery (COD). Sistem online dan delivery yang diterapkan itu bukan tanpa kendala. Selain cara packing makanan yang harus disajikan hangat, tetapi juga jarak tempuh.
”Karena baru awal belum punya banyak modal untuk buka warung, jadi masih sistem online dan harus diantar. Kendalanya saat mengantar ke wilayah yang jauh, misalnya ke Wonosari. Tetapi kami terapkan ada minimal order, karena jarak tempuhnya cukup jauh sedang rumah kami berada di sekitar pasar Cebongan,” papar Adit.
Mencoba Buka Kedai Bakso Jamur Plat N
Tempat usahanya itu sangat strategis, karena merupakan akses jalan keluar masuk pengunjung mall. Pelanggannya tak hanya karyawan mall, tapi juga mahasiswa sebuah universitas yang berada di sekitar. ”Awalnya sewa tempat itu Rp 15 juta per tahun, tapi kami tidak punya modal sebesar itu. Untung pemilik sewa berbaik hati, kami diperbolehkan membayarnya per dua bulan. Tempat usaha ini juga awalnya sempat diperebutkan, ada yang langsung ingin membayar lunas. Saya sudah pasrah, tapi tak lama dikabari pemilik tempat kalau masih bisa disewa. Saya bersyukur sekali,” tuturnya.
Baca Juga Artikel Ini :
Adapun strategi usaha yang diterapkan Adit agar menarik lebih banyak pelanggan Bakso Jamur Plat N yaitu, menyediakan menu paket small yang dihargai Rp 8 ribu, Medium dihargai Rp 12 ribu, dan Large Rp 15 ribu. Sasaran pembelinya adalah karyawan dan mahasiswa, sehingga ia juga menyediakan nasi yang dapat disajikan dengan bakso serta ada menu tambahan soto koya khas Surabaya dan teh naga yang beraroma khas didatangkan langsung dari Malang.
Aktif Promosi Melalui Event Kuliner di Sekitar Jogja
”Promosi ikut pameran-pameran, kemarin di FKY dan di Hartono Mall dalam even Food and Fashion. Kalau ikut even, kedai tetap buka dan kami membuat dua kali lipat dari hari biasanya. Di FKY lalu setiap hari mampu menghabiskan 100 porsi. Karyawan kami ini semuanya saudara, jadi tidak ada gaji tetapi bagi hasil,” ujar putra pertama dari 3 bersaudara ini.
Tidak enggan mencoba hal baru, itulah yang diterapkan Adit untuk menjadi seseorang yang bermanfaat lewat jalan menjadi pengusaha. Dalam waktu dekat, ia pun memiliki target untuk bisa membuka cabang di tempat yang lebih strategis. Ia juga berkeinginan bisa membuat bakso full vegetarian. ”Berharap Bakso Jamur Plat N ini jadi makanan favorit orang Jogja dan bisa membuka banyak cabang,” harapnya.
Suami dari Wedhanesa Trindi Firstarenda ini memang tidak menyelesaikan kuliahnya di Teknik Sipil di sebuah universitas swasta di Solo dikarenakan jurusan tersebut bukan passionnya. Adit mengaku lebih suka desain, komputer, dan menjadi wirausaha. Sebelum membuka usaha bakso, ia pun sempat membangun usaha percetakan di tahun 2014 yang hanya berbekal kemampuan mendesain lewat coreldraw dan photoshop yang ia pelajarai secara otodidak. Yang terpenting baginya dalam membangun usaha adalah jangan malas, contoh orang sukses, dan selalu berbuat baik.
”Motto hidup saya ya lakukan apa yang ada di depan kita yang terbaik, maka dari situlah timbul hal-hal luar biasa,” pungkasnya.
Tim Liputan BisnisUKM
(/Titis A. W)
Kontributor BisnisUKM.com wilayah Yogyakarta