Dagangan Laris Tapi Uangmu Habis? Hindari 5 Kesalahan Atur Uang Ini!

“Perasaan dagangan laris manis selalu habis, tapi kenapa uangnya juga ikutan habis tanpa sisa?”

Apa kamu juga sering mendapati pengalaman seperti ini? Berjualan dari pagi sampai malam, banyak yang beli dagangan juga habis, tapi ketika dihitung laporan keuangan usaha setiap bulannya hasil yang didapat justru nihil. Padahal kan bisnisnya laris, lantas lari kemana tuh duit dagangan?

Mengatur keuangan usaha memang bukan perkara enteng, apalagi buat kamu para pemula yang masih semangat-semangatnya buka usaha. Melihat penjualan produk lancar, uang dagangan yang didapat tanpa sadar dibuang-buang untuk membeli hal-hal sepele yang sebenarnya belum begitu penting untuk pengembangan usaha.

Kira-kira, kesalahan apa saja yang sering dilakukan pemula dalam mengatur keuangan usahanya? Simak informasinya seperti dilansir dari TheBalance.com ini!

1. Uang usaha seringnya kebobolan karena akun tabungan usaha dan pribadi belum terpisah

Saat memiliki bisnis, kamu harus sudah memiliki pemikiran untuk membuat rekening tabungan yang terpisah untuk bisnismu. Hal ini harusnya dimulai sebelum mengumpulkan pendapatan dari pelanggan. Memiliki rekening pribadi yang terpisah dengan rekening bisnis juga membuatmu lebih gampang untuk melihat secara mendalam kekuatan keuangan usaha.

2. Mumpung jualan kelarisan, langsung membeli barang secara besar-besaran

Ketika memulai bisnis baru, bisa dimengerti kalau kamu ingin semua barang baru yang dapat menunjang usaha. Ini yang biasa dilakukan para pebisnis pemula. Akibatnya, uang modal akan tersedot habis untuk berbelanja. Jika kamu gatal untuk melakukan pembelian besar di awal bisnis, coba tanya pada diri sendiri sebelum melakukan pebelian : Apakah barang tersebut penting untuk bisnis dan dapat menunjang pendapatan dari bisnis?

3. Biar kelihatan jadi pengusaha keren, ikut-ikutan pakai kartu kredit

Meskipun menggunakan kartu kredit adalah normal, tetapi hal ini bisanya menimbulkan risiko jika salah mengatur. Karena kartu kredit sangat mudah digunakan, banyak pemilik bisnis baru gagal melihat bahwa mereka melakukan pengeluaran tanpa batas dan menimbulkan biaya bunga setiap kali menggunakan.

4. Semua hasil usaha digunakan untuk biaya operasional, bahkan tidak ada simpanan dana untuk kondisi darurat

Dari zaman Benjamin Franklin sampai pakar keuangan terbaik hari ini, akan selalu memintamu untuk menyiapkan dana darurat yang cukup untuk berjaga-jaga jika ada kebutuhan yang biaya tak terduga. Sebagian besar perencana keuangan menyarankan pengusaha untuk menyimpan setidaknya tiga bulan biaya dalam dana darurat untuk bisnis dan pengeluaran pribadi.

5. Sering melalaikan biaya tagihan di luar operasional, contohnya biaya pajak

Berbagai jenis bisnis memiliki kewajiban pajak, yang memungkinkan pemerintah membiayai infrastruktur dan program yang menguntungkan warga negara. Sebagai wiraswasta atau perusahaan mandiri, kamu juga harus melakukan pembayaran pajak sehingga usahamu tidak terjebak dengan tagihan pajak besar setiap bulan, dan menghitungnya secara akurat membutuhkan waktu dan usaha.

Nah, agar keuangan usahamu dalam kondisi sehat, sebelum menghabiskan dana usaha sebaiknya pilah terlebih dahulu pendapatan yang diperoleh agar tidak semua dana terkuras untuk hal-hal yang tidak perlu dibeli.