
Diorama merupakan sebuah suasana yang digambarkan dengan patung berukuran kecil dan memiliki latar alami. Inu memilih latar kehidupan masyarakat Solo sebagai tema karyanya. Karyanya pun tak pernah jauh dari cerita cengkerama di wedangan atau suasana malam di sebuah kampung
Selain memilih jalur pemasaran online, karya workshop Lugoet Bambu juga Inu titipkan ke sejumlah toko oleh-oleh di Solo dan Jogja. Ia juga menjajakannya di Night Market Ngarsopuro setiap Sabtu malam. “Paling banyak pembeli datang lewat online. Namun, untuk mengantisipasi pasang surut pesanan, saya juga kongsinyasi dengan beberapa toko kerajinan di Solo dan Jogja,” ungkapnya, Sabtu (8/10/2016).
Bermula dari Ide Sederhana
Inu tak langsung pandai membuat miniatur manusia dan atribut lainnya. Ia mencoba berkali-kali hingga menambahkan pula bahan limbah lain seperti limbah karung goni, korek api, limbah ijuk, dan bahan lain. Seluruh bahan tersebut, ia dapat dari sekitaran rumahnya. Ia dengan jeli memilih tekstur bahan yang tepat untuk setiap bagian dari dioramanya.
Soal tema, Inu pun sering berjalan-jalan ke penjuru Kota Solo. Ia mengamati aktivitas masyarakat Kota Solo. Lewat karya dioramanya itu, Inu ingin memperlihatkan keseharian masyarakat kecil di Kota Bengawan ini. “Kadang orang menganggap remeh aktivitas masyarakat kecil seperti wedangan, siskamling, dan lain sebagainya. Padahal itulah budaya Jawa. Dan lewat diorama ini, saya ingin melestarikannya,” kata pria tamatan STM PGRI 1 Solo tersebut.
Membuat Diorama Melatih Kesabaran
Saat ini, Inu belum berencana memakai jasa karyawan. Ia masih menangani karyanya sendiri, mulai dari mencari bahan hingga proses finishing. Menurutnya membuat diorama pure butuh seni dan kesabaran. Banyak yang datang belajar di workshop Lugoet Bambu, namun sedikit yang akhirnya meneruskan membuat karya.
“Membuat diorama dengan ukuran sekecil ini memang membutuhkan banyak sekali kesabaran. Intinya adalah merasakan pakai hati dan melatih kesabaran,” kata Inu. Detail, lanjutnya, merupakan hal penting karena itu yang menunjukkan kita bisa sabar atau tidak.
Baca Juga Artikel Ini :
Satu-satunya masalah yang dialami Inu adalah bagaimana menyadarkan masyarakat bahwa diorama buatannya merupakan sebuah karya seni. Menurutnya, orang sering menyepelekan karyanya karena hanya dibuat dari bahan-bahan limbah. Ia berharap masyarakat tahu bagaimana penjiwaan dan kesabaran biayanya sangat mahal untuk mengubah limbah menjadi sebuah karya seperti diorama.
Tim Liputan BisnisUKM
(/Rizki B. P)
Kontributor BisnisUKM.com wilayah Solo Raya