
Baca Juga Artikel Ini :
Arief pun mencoba peruntungannya yang lain, yaitu menjadi tukang tambal ban. Menjadi tukang tambal ban ternyata lebih baik daripada kerja di pabrik. Hanya saja, lagi-lagi Arief berpikir tidak selama juga dia harus menjadi tukang tambal ban. Akhirnya, dia memutuskan untuk hijrah ke ibukota dan untungnya diterima kerja di sebuah restoran di Jakarta.
Pria asal Solo ini lalu memberanikan diri untuk menjual dan menciptakan sendiri es dogernya. Setiap bulan gaji yang diterima, Arif sisihkan untuk membuat gerobak. Hari liburnya pun dimanfaatkan untuk membuat gerobak sendiri dan mengumpulan peralatan-peralatan untuk jualan es doger.
Dengan modal awal Rp 3 juta, mulailah Arief menjual es dogernya di tahun 2009. Saat itu, nama es dogernya bukanlah Mr. Doger, nama tersebut baru muncul ketika Ia perlu nama yang keren dan mudah diingat oleh semua orang.
Pernah Merasakan Digusur
Dalam perkembangannya, Mr. Doger berhasil membuka gerai kali pertamanya di samping Mall Cijantung, Jakarta Timur. Tanpa dinyana, Mr. Doger miliknya menjadi primadona. Sebelum buka lapak, Arief menyempatkan diri untuk sebar-sebar brosur. Namun apes, gerainya sempat terkena gusuran. Arif lalu berupaya kesana kemari untuk bisa mengkal di sana lagi. Tetapi Arief tidak berhasil dan memang ada peraturan yang tidak membolehkan dirinya untuk berjualan disana.
Masih banyak jalan lain ke roma, Arief lalu mencari lagi tempat untuk gerainya. Singkat kata, dewi fortuna berpihak ke dirinya, sekarang gerai Mr Doger yang dimiliki Arief telah berjumlah 16 yang tersebar di wilayah Jakarta Timur. Mr. Dogernya pun dibuat juga untuk dessert di acara pesta seperti wedding, acara kantor, hotel sampai open house, dan yang lainnya.
“Mr Doger dijual di berbagai tempat dengan harga yang menyesuaikan, mulai dari Rp 6000, sedangkan di event-event bisa mencapai Rp 20.000/ gelas,” tutur Arief.
Arief menambahkan kelebihan dari Mr. Doger ini adalah dibuat dengan bahan-bahan yang alami yang dikomposisikan dengan takaran tertentu sehingga menimbulkan rasa yang tepat. Untuk topingnya untuk yang original, terdiri atas mutiara, ketan hitam, tape singkong. Untuk yang fruit ada yang mangga, buah naga, dan yang lainnya. “Apa yang membedakan, selain itu adalah cara produksi, hasil akhirnya yang berbeda, dan tidak menggunakan bahan pengawet dan tidak menggunakan es balok,” imbuhnya.
BINGUNG CARI IDE BISNIS ?
Dapatkan Ratusan Ide Bisnis Dilengkapi Dengan Analisa Usaha.
Walaupun tidak mem-franchisekan produknya, keuntungan Mr. Doger terhitung lumayan. Hampir setiap hari ada pesanan diluar Mr. Doger yang dijual di gerai-gerai, sekarang ada 17 orang yang menggarap gerainya dengan pembagian 1 orang untuk satu gerai. Semua produksi dikerjakan di rumah produksi Mr. Doger yang berlokasi di Ciracas. Namun diakui Arief, untuk musim hujan ada kecenderungan omzet menurun.
Kedepannya, Arief berencana melakukan riset untuk mulai memproduksi ekstrak powder untuk es dogernya. Harapannya, semua orang dapat menikmati formula resep Arief untuk street food dan premium es Mr. Doger. “Untuk premium Mr. Doger nantinya akan memanfaatkan nitrogen dan ada pengembangan lagi untuk tahap selanjutnya” pungkas Arief.
Tim Liputan BisnisUKM
(/Harry)
Kontributor BisnisUKM.com wilayah Jakarta