Mengenal dunia internet sejak masuk kuliah di Universitas Negeri Semarang (UNNES) pada tahun 2003 silam, Muhammad Hamdan (30) mulai terinspirasi untuk mengembangkan dan memberdayakan perajin tenun dengan mendirikan website toko online tenun.
“Tahun 2003, saya masuk Universitas Negeri Semarang (Unnes) mengenal internet melalui program pelatihan untuk mahasiswa baru. Saya melihat situs yang berbasis di Amerika Serikat dan Kanada menjual berbagai kerajinan tangan. Situs Tenthousandvillages itulah yang menginspirasi untuk mendirikan toko tenun online,” cerita Hamdan mengawali sesi wawancara kami.
Baca Juga Artikel Ini :
Tinggal dan dibesarkan di lingkungan perajin tenun, Hamdan termotivasi mengembangkan bisnis kerajinan tenun di dunia maya setelah melihat kebanyakan masyarakat di sekitarnya menjadikan kerajinan tenun sebagai satu-satunya mata pencaharian mereka baik kondisi ekonomi sedang pasang maupun surut.
“Awalnya, bisnis toko online tenun ini dirintis untuk mengembangkan dan memberdayakan perajin tenun di sekitar tempat tinggal saya. Kami memasarkan produk kerajinan tenun, memberi modal dan membantu mengembangkan corak tenun sesuai permintaan pasar,” ujarnya.
Butuh Waktu Lama Untuk Mendapatkan Pelanggan Pertama
Berbekal voucher gratis untuk mahasiswa baru di warnet kampus, saat itu Hamdan mulai membuat blog gratis dan meminjam foto digital teman untuk mengambil foto-foto kain tenun serta memasang emailnya di halaman blog gratis. Setiap pulang kampung, Hamdan memotret kain tenun yang diproduksi tetangganya dan terkadang Ia membeli 1-2 lembar sebagai sampel produk.
“Begitu kembali ke kampus, saya upload foto di blog dan menawarkan kain tenun ke teman kuliah. Saya lakukan terus menerus selama hampir 2 tahun. Ada 1-2 yang tertarik dan bertanya melalui email tanpa ada satu pun penjualan melalui internet,” kata Hamdan sembari mengingat masa-masa sulit merintis usaha.
Tahun 2005, Hamdan membeli handphone bekas dan nomor handphonenya pun Ia cantumkan di halaman blog. “Saya cantumkan pula di jejaring social seperti friendster, multiply serta situs-situs fotografi yang saya temui. Saya pelajari ketentuan transaksi jual beli online pada setiap situs jejaring social, dan dari situ mulai ada pesanan masuk melalui handphone,” jelasnya.
Belajar Bisnis Online Dengan Sistem Trial And Error
Pada waktu itu belum banyak artikel tentang toko online di internet. Jadi Hamdan merintis bisnis toko online tenun ini secara otodidak, bahkan tak jarang trial and error. Setiap Ia browsing internet dan mendapati situs jejaring sosial, blog atau situs apa saja yang memungkinkan untuk promosi online, Hamdan selalu mendaftar dan mencantumkan nomor handphone serta produk tenun yang Ia pasarkan. “Situs mana yang mendapat respon, saya update secara rutin dan yang sepi saya tinggalkan,” tandasnya.
Sampai saatnya tahun 2006, Hamdan membuka toko online dengan domain dan nama Tokotenun.com. Bersamaan dengan itu, Ia juga mulai memproduksi sendiri kain tenun sekaligus masih menerima kain tenun dari para perajin di sekitarnya. “Saat ini, Tokotenun.com menyediakan sekitar 100 jenis produk kain tenun termasuk kain tenun dari Bali dan Nusa Tenggara. Dengan jumlah karyawan 10 orang dan 25 mitra supplier, kapasitas produksi bisa mencapai 1.000 produk setiap bulannya,” terang Hamdan.
Kendati sampai saat ini proses produksi masih dikerjakan secara manual, namun dengan memperbanyak supplier dan memanfaatkan kecanggihan internet, kini Tokotenun.com bisa menjangkau seluruh Indonesia. Bahkan beberapa kali menjangkau luar negeri seperti Amerika Serikat, Prancis, Jepang, Swiss dan Kanada melalui pihak ketiga.
BINGUNG CARI IDE BISNIS ?
Dapatkan Ratusan Ide Bisnis Dilengkapi Dengan Video.
“Dalam waktu dekat Tokotenun.com sedang menyiapkan diri untuk menjalin kerjasama dengan investor dan membentuk badan usaha PT. Harapan kami kedepannya, Tokotenun.com akan segera membuka gudang atau pusat distribusi di berbagai kota besar di Indonesia,” jelasnya.
Bagi Hamdan, kemenangan terbesar yang Ia dapatkan tidak hanya dilihat dari besarnya omzet yang Ia terima setiap bulannya namun Ia juga bangga melihat peningkatan kualitas kain tenun yang dihasilkan masyarakat di daerahnya. “Bisnis kain tenun bisa membawa kami keluar dari garis kemiskinan. Bagi kami, yang terpenting adalah ketekunan untuk terus belajar dan take action dengan usaha yang kita pilih,” pesan Hamdan.
Tim Liputan BisnisUKM