Pengusaha muda ini ingat betul kapan Ia mulai berdagang, yaitu saat Ia duduk di bangku kuliah Universitas Gadjah Mada. Awalnya Alvin Paradiptya Rifkas (25) berjualan bunga di lokasi sekitar kampus, Ia menjual bunga saat ada acara wisuda. Namun sayangnya bisnis sampingan berjualan bunga tersebut tidak berlangsung lama.
Gagal di bisnis bunga kemudian Ia mencoba untuk bisnis jus buah menggunakan gerobak dengan brand Alvin juice. Peluang bisnis ini sengaja Ia pilih karena melihat banyak teman-teman mahasiswa yang mencari minuman segar sepulang dari kuliah. Setelah beberapa bulan berjalan usaha yang digelutinya membuahkan hasil, dari situ Alvin mencoba untuk merintis bisnis lain yaitu mie ayam dengan modal tambahan dari orang tuanya. “Saat itu saya menyewa stand untuk bisnis mie ayam dan juice digabung menjadi satu outlet,” ujarnya.
Sukses mengembangkan bisnis sampingan di sela-sela kesibukan jam kuliah ternyata hanya dinikmati Alvin dalam beberapa bulan saja. Tanpa Ia duga bencana kembali mendatangi bisnisnya. “Pada waktu itu ada angin besar dan hujan lebat yang membuat gerobak mie ayam porak poranda, gerobaknya pecah dan jatuh. Setelah kejadian itu usaha saya semakin hari semakin menurun omsetnya karena saya juga mulai sibuk dengan skripsi jadi tidak foku. Saat itu saya juga ditipu oleh pemilik standnya, akhirnya usaha ini tutup,” kenangnya.
Tak berhenti disitu saja, pengusaha muda ini masih terus penasaran dengan dunia bisnis hingga akhirnya Ia kembali mencoba untuk merintis bisnis boneka namun lagi-lagi bisnis tersebut gagal di tengah jalan. Setelah gagal di bisnis boneka, dokter hewan ini memulai bisnis kuliner di kampung halamannya yaitu di kota lamongan dengan mengambil Franchise Brand kuliner terkenal dari Jawa Tengah.
Ketika saya kuliah di Jogja, kuliner ini ramai sekali dan menjadi langganan saya ketika makan bersama teman-teman kuliah. Akhirnya saya memutuskan untuk mengambil kerja sama Franchise dengan melobi pemilik kuliner ini, tidak mudah untuk mengambil franchise ini karena seleksinya sangat ketat untuk menjadi mitra nya. “Setelah negoisasi panjang, akhirnya saya bisa ambil franchisenya dan buka di Lamongan. Sambutan Masyarakat lamongan sampai heboh kehadiran Franchise ini, sampai diliput oleh TV swasta di Lamongan. Tapi kuliner ini hanya bertahan sampai 6 bulan saja, setelah itu saya ganti ambil franchise kuliner lagi asal Jakarta. Franchise dari Jakarta juga gagal hanya bertahan 6 bulan,” ucap Alvin.
Kegagalan demi kegagalan pernah Alvin lalui hingga akhirnya kini Ia bisa sukses menjadi dokter hewan sekaligus sebagai entrepreneur muda dengan omzet minimal Rp 120 juta dalam sebulan.
“Jujur, saya terpuruk waktu gagal bisnis kuliner di Lamongan itu, ternyata franchise terkenal tidak menjamin kesuksesan. Tapi saya bisa mengambil hikmahnya dan saya harus optimis, saya harus bangkit dari kegagalan. Karena saya mempunyai prinsip jika belum pernah gagal dan belum pernah ditipu berarti belum layak dikatakan sukses, jadi kita harus gagal dan ditipu dulu,” kata Alvin sambil tersenyum.
Mencoba Peruntungan Baru di Bisnis Peternakan
Dengan menyimpan rasa kecewa, Alvin berusaha bangkit. “Saya sangat suka mengikuti seminar bisnis, setelah mengikuti seminar saya langsung mempraktekkan apa yang diajarkan dalam seminar. Disamping itu saya juga suka membaca buku-buku pengembangan diri dan bisnis. Terutama buku Ustad Yusuf Mansur yang membuat saya bangkit ketika rugi berbisnis dengan mengembalikan semuanya kepada Allah SWT,” jelas pengusaha muda yang telah menyelesaikan program studi magister S2 Bisnis Veteriner UNAIR Pasca Sarjana Unair tersebut.
Berbekal basic sarjana kedokteran hewan yang Ia kantongi, Alvin ingin menerapkan ilmunya ketika merintis usaha berikutnya. Kali ini Ia mencoba peruntungan di bisnis peternakan dan kesehatan hewan lewat media online dengan modal nol dan membuat website www.DokterUnggas.com serta memanfaatkan jejaring sosial untuk memasarkan produknya.
“Produk saya lengkap semua tentang peternakan ayam, ada bibit ayam, peralatan kandang, obat ayam dan suplemen ayam. Obat untuk meningkatkan berat badan unggas baik ayam dan bebek, ada juga untuk membunuh lalat dalam 3 detik dan mengurangi bau amoniak di kandang. Jadi, saya yakin produk-produk saya sangat dibutuhkan peternak. Bahkan produk kami khusus obat lalat sudah masuk Aston Hotel Group dan Restauran The Trans Resort Hotel milik Chairul Tandjung,” kata Alvin.
Melalui bisnis peternakan modern yang Ia kembangkan dengan media online inilah Alvin menemukan titik awal kesuksesannya. Sejak ditekuninya dari tahun 2012 silam, semakin hari omzet bisnisnya semakin naik. Ketika ditanya berapa omzetnya setiap bulan dia menjawab bahwa omzet saat ini sekitar Rp 120 juta perbulan semua atas izin Allah. “Alhamdulillah tercukupi. Bagi saya orang kaya adalah orang yang bukan apa yang dia dapatkan sekarang tapi orang kaya adalah dia yang mempunyai banyak yang dia keluarkan (sedekah),” jelasnya dengan bijak.
Dengan Internet Bisnis Peternakan Bisa Mendunia
Dibantu oleh delapan orang karyawan dan dipasarkan dengan bantuan internet, saat ini ribuan produk yang dipasarkan www.DokterUnggas.com tak hanya tersebar di seluruh Indonesia (dari Sabang sampai Merauke) namun juga mulai mendapatkan orderan rutin dari konsumen di Malaysia.
“Harapan saya untuk ke depan, saya ingin membuat bisnis peternakan dari hulu ke hilir. Kita ingin membuat Pabrik RPA (Rumah potong Ayam) dulu, kemudian kita buat Perusahaan Inti Kemitraan jadi kami sebagai perusahaan inti akan menjalin kerja sama kemitraan dengan peternak. Dalam waktu dekat ini kami lagi kerja sama dengan investor untuk membangun pabrik pengolahan ayam dan RPA dengan investasi sekitar Rp 10 Milyar,” begitu terangnya.
Yang dimaksud kemitraan disini adalah peternak hanya cukup menyediakan kandang dan karyawan saja, dan sebagai perusahaan inti www.DokterUnggas.com yang menyediakan bibit ayam (DOC) dan sapronak (pakan, obat, vitamin dan vaksin) dan ketika ayam sudah panen umur 35 hari nanti Alvin juga membantu untuk pemasarannya jadi sangat memudahkan peternak.
Ketika ditanya mengenai kemenangan terbesarnya sebagai seorang pengusaha sukses, Alvin berujar bahwa kemenangan terbesarnya adalah melihat konsumennya puas karena sebenarnya konsumen Alvin kebanyakan peternak tapi akhir-akhir ini bukan hanya peternak saja, produknya untuk obat lalat juga sudah digunakan oleh hotel, restauran maupun universitas.
“Bahkan kami mendapat order dari Malaysia yang siap buka menjadi distributor kami di sana. Kami juga sudah diliput majalah nasional peternakan yaitu Poulty Indonesia edisi maret 2015. Oleh karena itu, jika ada masyarakat yang di daerahnya banyak bisnis ternak ayam, hotel ataupun restauran itu sangat prospek untuk menjadi agen kami di kota tersebut. Namun biasanya kami batasi satu kota satu agen saja,” imbuh Alvin.
Setelah sukses di bisnis peternakan ini, Atas izin Allah Alvin ekspansi di bisnis kuliner dengan mengambail alih salah satu gerai franchise di Surabaya yang sudah jalan 2 tahun dan alhamdulillah keuntungan sudah stabil, dan dalam waktu dekat ingin menambah gerai lagi. Hasil dari bisnis Alvin kini diputar untuk investasi di properti dan baru saja mengambil apartemen di Surabaya sebagai investasinya di masa tua.
Bagi Alvin, kiat-kiat sukses yang Ia miliki hingga bisa berhasil seperti sekarang ini adalah keberanian untuk merintis bisnis di usia muda. “Sebenarnya hanya masalah mental saja, masyarakat kita itu takut untuk gagal. Coba kita lihat di Singapore dan negara maju lainnya banyak sekali yang usia 20 tahun sudah menjadi milyader, Nah mental ini yang harus diubah. Untuk menjadi sukses itu jangan takut gagal, jangan terlalu banyak mikir, langsung saja Action! Lebih baik gagal, daripada gagal mencoba,” pesannya bagi seluruh member BisnisUKM.com.
Tim Liputan BisnisUKM
Info Usaha dan Kemitraan Bisnis Peternakan Online :
KLIK DISINI
Mantabh…
Subqanalloh. ..memang sdh rezki.
pingin c buka tapi gmana cara mendapatkan bahan baku x
wah super sekali infonya, sukses drh.alvin