Ikan lele yang selama ini dikonsumsi sebagai lauk pauk, ternyata dapat juga diolah menjadi aneka makanan. Namun harga ikan lele di pasaran cenderung tidak stabil bahkan bisa dikatakan harganya menjadi murah. Persoalan ini yang membuat para peternak ikan lele pusing. Biaya produksi bertenak ikan lele kadang tidak sebanding dengan hasil panen.
Di Kabupaten Jember Jawa Timur, ada seorang ibu rumah tangga yang mempunyai terobosan dalam mengolah ikan lele. Hasilnya pun cukup lumayan melalui usaha aneka makanan dan camilan berbahan dasar daging ikan Lele.
Lusi Irawati (40 tahun), awalnya membantu suaminya, Anjar Suprayitno (45 tahun) dalam mengelola usaha ternak ikan lele. Bermodalkan 5 kolam ikan lele masing-masing berukuran 2 meter x 3 meter itu yang ada di halaman samping rumahnya. Lusi tahu betul ketidakstabilan harga ikan lele dipasaran.
“Kalau saya itu awalnya karena melihat nilai lele itu terlalu murah kalau dijual begitu saja, sehingga saya membuat terobosan baru untuk membuat aneka olahan lele. Jadi memproduksi macam-macam jenis olahan, mulai dari stik lele, abon stik duri lele, kripik, pastel, siomay, nugget, lumpia dan sosis,” ujar Lusi.
Cara Produksi Cukup Sederhana
Untuk membuat olahan ikan lele yang diberi nama aneka olahan lele Matrix ini Lusi menceritakan, ikan lele diambil dari kolam miliknya sendiri untuk menekan biaya produksi aneka olahan, sehingga dia hanya membeli kebutuhan untuk bumbunya saja. Proses pembuatannya pun cukup sederhana kata Lusi. Usai dipanen, ikan lele dipisahkan berdasarkan ukurannya. Ikan lele yang sudah dipotong dibersihkan tulang, duri-durinya dan kulitnya, diambil dagingnya saja.
Baca Juga Artikel Ini :
Kesuksesan Murti Rahayu Dengan Bisnis Sampingan Abon Lele
Bertahan Dengan Bisnis Aneka Olahan Ikan Lele
Selanjutnya daging ikan lele dicampur bumbu-bumbu tradisional hasil campuran dari bawang merah, bawang putih, merica dan kunyit. Digoreng sampai kering dan daging lele hancur. Hasilnya, campuran daging ikan lele dan bumbu inilah yang digunakan sebagai bahan dasar aneka olahan dan isian.
Lusi yang sempat berjualan perabotan makan dari plastik akhirnya memfokuskan diri pada usaha olahan lele. “Jualan plastik (perabotan makan) sistem MLM (multi level marketing) atau direct selling, kalau saya pikir-pikir seperti itu kok rugi, memajukan miliknya orang, jadi lebih baik memproduksi sendiri. Jadi mencari terobosan sekiranya diproduksi sendiri meminimalisir ongkos produksi, selain itu tidak mengeluarkan banyak biaya.” Katanya.
Memilih usaha olahan lele bagi Lusi adalah salah satu cara untuk mendongkrak harga ikan lele dipasaran karena dia dan suaminya tahu bagaimana bertenak lele dan masa panennya. “Karena sudah tahu lebih baik kan membuat produk itu dari hulu sampai ke hilir, jadi terkuasai semua, daripada membuat yang lain, iya kalau bahan bakunya terpenuhi, kalau nggak kan produksinya akan terhenti,” ucap Lusi.
Banyaknya permintaan, paling sedikit seharinya Lusi membutuhkan 5 sampai 10 kilogram daging lele, seminggunya Lusi bisa menghabiskan hingga 50 kilogram lebih daging lele untuk olahan. “Kadang lebih juga karena ada yang beli lele dibumbui juga melayani seperti itu. Jadi kalau ada customer minta lele dibumbui mereka tinggal goreng, juga dilayani.” Kata Lusi menjelaskan.
Jangkau Mancanegara Dengan Promosi Online
Harga aneka olahan yang ditawarkan kan Lusi pun cukup terjangkau dan diminati oleh berbagai kalangan, tidak hanya pasar dalam negeri saja. Melalui koleganya yang bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) diluar negeri, permintaan olahan lele cukup besar datang dari sana, sehingga mampu menghasilkan omzet jutaan rupiah perbulannya dengan cara pemasaran online.
BINGUNG CARI IDE BISNIS ?
Dapatkan Ratusan Ide Bisnis Dilengkapi Dengan Analisa Usaha.
Klik Disini
Konsumen Lusi diluar negeri biasanya memesan olahan lele kering, seperti abon, pastel, keripik lele dan stik lele. “Kalau yang basah-basah (lumpia, nugget dan siomai) kita terkendala di pengiriman, harus ke Surabaya, kalau di Jember gak bisa perizinannya.” Ujar Lusi.
Selain pemasaran online, Lusi juga membuka gerai di rumahnya dan mendistribuskan olahan lelenya ke toko-toko makanan di wilayah Jember dan sekitarnya. Lusi mematok harga aneka olahan lele yang ditawarkan mulai Rp 9.500 hingga Rp 35.000, dengan variasi ukuran dari 100 gram sampai 250 gram tiap kemasan. Lusi juga membuka sistem reseller dan agen distribusi aneka olahan lele miliknya.
Kedepannya Lusi berharap masyarakat luas bisa mengetahui dan dapat menikmati olahan lele hasil produksinya. “Saya berharap masyarakat mau menikmati makanan yang higienis, kualitas juga bagus, dimakan juga enak, tidak mengandung bahan pengawet,” terang Lusi.
Tim Liputan BisnisUKM
(/Detro)
Kontributor BisnisUKM.com wilayah Jawa Timur
saya sangat ter tarik dengan bisnis homeindustri makanan… tp saya masih butuh pencerahan lagi..oy untuk membeli kantong plastik seperti itu dimana yh