Mengawali usahanya sebagai seorang peternak bebek di Nusa Tenggara Barat, pada awalnya Abdul Rahim (38) menemui kendala dalam memasarkan hasil ternak yang Ia kembangkan. Meski banyak kendala yang Ia hadapi ketika merintis bisnis ternak bebek, namun Abdul tak lantas menyerah dalam mengembangkan usahanya hingga akhirnya Ia mulai berinisiatif untuk mengolah hasil panen ternaknya menjadi beragam jenis produk olahan.
“Awalnya saya adalah peternak itik, lalu telurnya saya olah menjadi telur asin bakar, telur yang pecah saya produksi menjadi abon telur, dan itik yang afkir saya produksi menjadi abon itik,” ujar Abdul.
Bermodalkan uang sebesar Rp 2 juta untuk membeli indukan bebek petelur dan membangun kandang di dekat rumahnya, Abdul mengungkapkan bahwa bisnis ternak bebek dan olahannya ini telah Ia geluti sejak tahun 2011 silam. “Saya berbisnis begini semata-mata mencari keridhoan-Nya. Dimana kemauan di situ ada jalan. Dan ternyata benar, tidak ada perjuangan yang sia-sia hingga akhirnya saya bisa menjadi pengusaha seperti sekarang ini,”imbuhnya.
Omzet Rp 20 juta Dari Aneka Olahan Bebek
Dibantu lima orang tenaga kerja yang Ia miliki, saat ini Azna Jaya (nama kelompok tani ternak yang dikelola Abdul) berhasil memelihara bebek sekitar 2.000 ekor dengan omzet per bulan sekitar Rp 20 juta. “Prodak telur asin bakar saya jual dengan harga Rp 4.000,00 per butir, sedangkan untuk produk abon kami pasarkan dari harga Rp 20.000,00 – Rp 30.000,00,” ungkap pengusaha sukses asal NTB tersebut.
Meski sampai saat ini pemasaran produk telur asin bakar dan abon masih di sekitar Nusa Tenggara Barat, namun banyak sekali wisatawan maupun tamu-tamu dari luar daerah yang memesan untuk dijadikan sebagai buah tangan. “Syukur pada Allah SWT usaha ini berjalan dengan lancar, dan harapan saya kedepan bisa buka outlet di seluruh kabupaten yang tersebar di Nusa Tenggara Barat,” harap Abdul.
Kesuksesan yang tengah Abdul nikmati saat ini tak lantas membuatnya lupa akan perjuangannya di awal merintis usaha. Abdul mengaku setelah memproduksi telur asin bakar dan abon, Ia justru menghadapi kendala di bahan baku. “Tapi sekarang saya langsung menjadi peternak dengan jumlah bebek yang lebih banyak, sehingga kedepannya Insya Allah hanya ada sedikit kendala,” tuturnya.
Dengan niat yang tulus dan kerja yang ikhlas, Abdul berharap agar kedepannya bisa lebih bermanfaat bagi orang banyak dan bisa memberikan pekerjaan kepada orang lain. “Itu merupakan kesuksesan dunia dan akhirat ,” pesan Abdul Rahim menutup sesi wawancara kami.
Tim Liputan BisnisUKM
syukur ….. pak abdul Rahim, boleh infonya dimana beli bibit bebek diwilayah mataram ya?? saya mau beli bibit cuma kesulitan mencari bibit …. boleh infonya pak??? terima ksh
syukur…pada ALLOh swt saya diberi kesempatan untuk bisa berkenalan. Saya sedang beternak bebek kapasitas kecil… Mohon diinfo ransum pakan bebek pada bertelur versi pribadi.