Gabungkan Singkong Beku dan Keju Berbekal Keahliannya di Dapur

Sri Widiana Owner Olasing Belum terpikir oleh Sri Widiana untuk memulai usaha setelah memutuskan resign dari sebuah perusahaan swasta. Yang pertama muncul dalam benaknya adalah bagaimana menyesuaikan frekuensi dirinya dengan lingkungan sekitar terutama rumah. Saat itu Ana sapaan akrabnya mempunyai seorang anak namun selalu ia tinggal dari mulai pagi hingga malam demi pekerjaannya sebagai seorang pegawai. Tak tega meninggalkan sang buah hati di rumah, Ana pun memutuskan resign dan banyak menghabiskan waktu dengan buah hati tercinta.

OlasingSetelah si kecil masuk usia sekolah, waktu bersama mereka pun mulai terbagi. Dari situ Ana mulai berpikir untuk merintis bisnis sampingan di sela-sela waktunya dengan keluarga. Awal pertemuannya dengan seorang teman memicu dirinya untuk memproduksi olahan makanan. Dan pilihannya jatuh kepada makanan ringan, sekaligus makanan tradisional, yaitu singkong.

Baca Juga Artikel Ini :

Bisnis Keripik Singkong QuiTela, Gurih Rasanya Besar Untungnya

Sukses Memproduksi Brownies Dari Tepung Mocaf

 

“Kenapa Singkong, karena semua orang tahu apa itu singkong dan juga singkong merupakan makanan rakyat di semua daerah di Indonesia ada. Namun kebanyakan orang tahunya singkong itu direbus atau digoreng. Nah, saya membuat olahan singkong yang berbeda dan modern,” tuturnya beberapa waktu lalu.

Produk OlasingDengan mengusung brand Olasing atau olahan singkong, di tahun 2008 Ana mulai memproduksi singkong beku dengan modal awal sekitar Rp 5 juta untuk membeli segala macam keperluan dan peralatan untuk menunjang produksinya. Olasing pun diproduksi di rumahnya di wilayah Bekasi dengan bahan baku utama berupa singkong yang dibeli Ana di Pasar baru dan Pasar Kranji. “Saya beli dan harus langsung diolah secara singkong rentang dengan kebusukan” katanya.

Bermodalkan keahliannya di dapur, ketela pohon tersebut Ana olah hingga menjadi singkong beku. Namun sayangnya, sampai saat ini pemasaran Olasing Ana masih terbatas di sekitaran teman, lingkungan rumah, bazaar dan rekan sejawat. “Olasing belum masuk di supermarket lantaran mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk mengurus izin usaha. Bisnis makanan ini pun sekarang masih berjalan seadanya, tambah Ana.

Berkembang Lantaran Kebutuhan Ekonomi

Bisnis Jus Buah OlasingSejak dua tahun belakangan ini, Ana semakin fokus untuk meningkatkan produksi olahan singkongnya. Ndilalah, disaat bersamaan kebutuhan ekonomi keluarga semakin meningkat, usaha ini pun lantas menjadi tambahan penghasilan bagi keluarganya. Kemasan produk Olasing kemudian dipercantik. Olasing juga merambah dunia maya dengan membuat website toko online dan aktif berpromosi di sosial media.

“Olasing ini dibuat tanpa bahan pengawet dan mengandung gizi tinggi karena dibuat dengan tambahan keju asli. Jika disimpan di dalam freezer masa expired sampai 7 bulan dari tanggal produksi. Keistimewaan singkong beku dari Olasing ini selain bisa digoreng dan disajikan dengan bumbu tabur rasa special Sabrina cassava juga nikmat juga apabila diolah dengan cara dikukus.” tutur Ana.

BINGUNG CARI IDE BISNIS ?

Dapatkan Ratusan Ide Bisnis Dilengkapi Dengan Analisa Usaha.

Klik Disini

Selain memproduksi singkong beku, kini Olasing juga membuat Lasagna atau sejenis pasta tetapi terbuat dari tepung singkong.  Isinya tetap mempertahankan ayam, namun dibungkus dengan singkong dan menggunakan tepung singkong atau non-terigu. Tak hanya itu, Olasing juga merambah ke minuman berupa Juice, bahan bakunya tidak berupa singkong melainkan rumput laut. Rumput laut yang dibuatnya beragam rasa, dari mangga, sirsak, buah naga dan rasa lainnya dan menggunakan buah asli. Tanpa dinyana, Ana mengatakan respon dari masyarakat cukup positif terhadap produk Olasing diluar singkong bekunya.

Bisnis singkong bekuSetiap minggunya Ana menghabiskan sekitar 100 kg singkong dengan produksi dua kali seminggu yang dikerjakan oleh tiga orang karyawannya. Sedangkan juice olasing rata-rata memproduksi 50 botol per hari. Harga juice olasing dibandrol Rp 10.000 per botolnya, sedangkan untuk Lasagna sebesar Rp 25.000.

Dengan distribusi produk Olasing di sekitar wilayah Jabodetabek, setiap bulannya omzet yang berhasil diraih Ana melalui Olasing kurang lebih Rp 50 juta. Kendati meraup banyak penghasilan dari Olasing, Sri Widiana memiliki angan-angan agar dapat mendirikan dan memiliki gerai sendiri entah itu di mall ataupun di tempat lainnya. “Mudah-mudahan impian ini dapat terwujud di kemudian hari,” pungkasnya.

Tim Liputan BisnisUKM

(/Harry)

Kontributor BisnisUKM.com wilayah Jakarta