Selama dua tahun ke depan, Google App menargetkan bisa menggandeng sebanyak dua juta pelaku usaha kecil dan menengah (UKM). Aplikasi ini memudahkan para pelaku UKM yang kerap kesulitan melakukan promosi dan pemasaran produk yang dibuat.
Consumer Marketing Manager Google Indonesia Mira Sumanti mengatakan, Google App bisa dengan mudah mencari lokasi bisnis lokal. Ini memudahkan bagi si pelaku UKM untuk discover maupun user yang ingin mencari informasi.
“Targetnya, dengan aplikasi ini kita akan menggandeng dua juta UKM secara nasional. Bandung ini merupakan salah satu kota prioritas yang kita garap,” kata Mira saat jumpa wartawan di Bandung, Senin (31/10/2016).
Dia mengaku ada lima kota yang menjadi fokus garapan. Selain Jakarta dan Bandung, pihaknya bergerak ke Surabaya, Yogyakarta, dan Medan.
Mira menuturkan, tak hanya sekadar menunjukkan lokasi dengan tepat, aplikasi ini memberikan informasi penting lainnya. Seperti berapa lama waktu yang harus ditempuh dan moda transportasi yang ingin dipakai untuk mencapai tujuan.
“Dengan aplikasi ini user dengan mudah mencari lokasi restoran, tempat ngopi, toko, lokasi entertainment, hingga lokasi tradisional yang unik. Begitu banyak hal unik yang bisa dieksplor seperti kuliner lokal, spot foto cantik, dan tempat wisata,” ucapnya.
Mengenai venue yang ingin masuk dalam Google App, Mira mengatakan si pemilik venue hanya perlu mendaftarkan diri ke pihak Google. Setelah registrasi secara online itu dilakukan, secara otomatis venue tersebut sebagai daerah tujuan yang terintegrasi dalam Google Maps. Aplikasi ini menjadi pemandu user untuk mencapai tujuan.
“Kampanye #Selalu TauBDG dan #SelaluTauyangSeru bersama Google App ini didesain sesuai dengan misi Google untuk memberikan informasi yang dibutuhkan dalam waktu yang tepat, kapan saja, dan dimana saja,” jelasnya seraya menyebutkan penggunaan aplikasi ini lebih mudah dilakukan hanya dengan cara voice command.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Bidang UMKM, Koperasi, dan Kewirausahaan Kadin Jabar Iwan Gunawan merespons positif adanya aplikasi yang memudahkan para pelaku UKM ini. Pasalnya, memiliki produk bagus bukan berarti bisa mendapatkan konsumen dengan mudah. Perkara ini pun merupakan hal penting yang terkadang luput dari perencanaan.
Dia mengatakan, kebanyakan kemasan produk hasil UKM ini yang menjadi sorotan. Pengemasan dan kemasan produk UKM itu kurang menarik untuk dilirik. Padahal, kemasan yang menarik itu menjadi tampilan menarik bagi pasar.
“Untuk produk UKM, bukan cuma promosi dan marketing saja yang menjadi kendala. Mengenai kemasan dan packaging ini memang masih minim. Dari sekian banyak produk UKM itu paling hanya 20% yang bagus. Kemasan ini menjadi salah satu kelemahan yang dihadapi pada pelaku bisnis UKM,” kata Iwan.
Sejauh ini kemasan produk UKM fungsinya hanya sebagai pelindung saja. Minimnya pemahaman mengenai kemasan produk yang baik dan menarik itu membuat UKM sulit berkembang. Padahal, mempercantik kemasan produk semenarik mungkin itu merupakan salah satu strategi jitu untuk menggaet pasar.
Sebenarnya, kemasan yang optimal itu akan menambah nilai jual. Selain itu, kemasan yang menjadi selling point itu pun menjadi citra produk yang dipasarkan. Dengan packaging yang informatif dan bernilai estetika itu pun menjadi hal penting untuk meyakinkan pasar.
Meski demikian, pendiri Dewan Pengembangan Ekonomi (DPE) Kota Bandung itu tak memungkiri untuk packaging ini pelaku usaha diharuskan memiliki modal ekstra. Namun, sekarang sudah banyak perusahaan jasa konsultasi pengemasan agar suatu produk memiliki roh tersendiri. Apalagi, dengan kemasan yang menarik itu bisa mendongkrak harga jual bertambah 40-100% dari harga jual awal.
mantap, ingin mulai usaha scra online biar nambah rejeki