
“Selain menanam sayur, saya juga menjual bibit sayur dan buah. Kadang, saya juga membuatkan pesanan instalasi hidroponik jika ada yang memesan,” kata Yayat.
Yayat mengimpor benih dari luar negeri dan menanamnya di rumahnya. Yayat mengaku, kale masih termasuk jenis sayuran kailan, yang saat ini sedang booming di Jawa. “Kale ini termasuk jenis super food. Banyak artis Indonesia yang saat ini sedang trend mengonsumsi kale. Harga per ons sekitar Rp 10.000,” ujarnya.
Selain bebas pestisida, keunggulan produk Hidro Ponti tidak menggunakan tanah tapi spon atau sabut kelapa yang di dalamnya diberi air, sehingga tidak repot menyiram. Di dalam bak hidroponik tersebut telah disambungkan dengan pipa akuarium. Sedang untuk media tanam Yayat menggunakan paralon, dengan alasan lebih tahan lama, gampang digunakan, dan efisien.
Meskipun menghadapi kendala seperti kekurangan SDM, modal dan lahan yang sempit di perkotaan, dengan memasarkan produk melalui media sosial Facebook, Website,dan Instagram, Yayat mampu menjangkau konsumen tetap untuk perlengkapan hidroponik hingga ke beberapa kabupaten di Kalbar seperti Sambas, Tayan (di Kab. Sanggau), Sintang, dan Putussibau (ibukota Kab. Kapuas Hulu). Hidro Ponti telah mengikuti pameran yang diadakan oleh Dinas Pertanian Kota Pontianak dan Provinsi Kalbar ke beberapa kota/ kabupaten di luar Pontianak seperti Kota Singkawang, Kab. Bengkayang, dan dalam waktu dekat akan ke Sintang.
Ditanya tentang tips bagi pengusaha pemula yang menjalankan usaha serupa, yayat berpesan agar mengikuti petunjuk baku, dan jangan nekat bereksperimen sendiri jika belum paham ilmunya.
“Gunakan pupuk yang sudah terbukti mumpuni,” tandasnya seraya mengakhiri perbincangan.
Tim Liputan BisnisUKM
(/Vivi)
Kontributor BisnisUKM.com wilayah Kalimantan Barat
wah…. bisa dicoba tuch… mksh referensinya…