
Salah satunya seperti Ratnawati Sutedjo, wanita dibalik berdirinya Precious One ini terketuk pintu hatinya untuk memberikan kesempatan bagi penyandang disabilitas agar bisa tetap berkarya di tengah keterbatasannya. Berawal dari kepedulian tersebut, pengusaha sukses yang akrab dipanggil Ratna ini mendirikan Precious One atau yang biasa disingkat dengan P-One sebagai sebuah jawaban dari kebutuhan para penyandang disabilitas yang hidupnya dalam keterbatasan.
Menambah Pengetahuan Tentang Disabilitas
Seiring dengan berjalannya waktu, Ratna pun melengkapi dirinya dengan pengetahuan tentang disabilitas dan mulai banyak belajar bahasa isyarat. Ia belajar bahasa isyarat selama dua tahun kepada Baron Sastra Dinata, mantan diplomat di Kedutaan Besar Indonesia untuk Amerika Serikat. “Selama proses belajar itu, saya tak sengaja berjumpa dengan seorang disabilitas yang baru lulus dari SLB dan mengatakan kepadanya bahwa dia tidak bisa bekerja,” tutur Ratna di markas P-One di Jakarta beberapa waktu lalu.
“Disini mereka yang berkebutuhan khusus dapat berkreasi menciptakan berbagai macam produk kerajinan, seperti misalnya dompet, tas, dan pernak-pernik lainnya,” ungkapnya.
P-One yang awalnya hanya memiliki satu orang anggota yang bernama Evy, sampai hari ini sudah memiliki 34 anggota yang semuanya dari kalangan disabilitas. “Saya melatih Evy, ternyata dia suka dan akhirnya mendapatkan penghasilan,” katanya. Semenjak itu, Evy berkata mulai mengajak teman-temannya.
“Saya tidak pernah mencari anggota, kebanyakan dari temannya Evy kemudian Ia mengajak teman lainnya. Memang banyak yang ingin bekerja disini, tetapi tidak semua disabilitas dapat berkarya dalam bidang art and craft,” imbuhnya. Pikirnya, mungkin mereka yang tidak dapat bergabung di P-One dapat berkreasi di bidang lain yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
“Kalau kita tidak menolong mereka, siapa lagi yang menjadi jembatan bagi mereka. Kami di P-One tidak pernah mempersoalkan komunikasi di antara mereka. Keterbatasan kata tidak menjadi halangan, toh sejauh ini kami bisa melewatinya” tuturnya
Dengan fokus di bidang bisnis kerajinan, saat ini P-One telah memproduksi aneka kerajinan tangan yang memiliki keunikan tersendiri. Menurut Ratna, meski banyak yang bisa membuatnya dan produknya cenderung sama dengan yang ada di pasaran, namun ada keunikan tersendiri dari produk yang dihasilkannya karena yang membuat adalah mereka yang berkebutuhan khusus dan bisa costomize sesuai dengan selara pembeli.
“P-One dibangun tidak hanya untuk sekedar memberikan lapangan kerja bagi disabilitas, tetapi juga untuk memberikan pengertian kepada masyarakat. Ketika orang berkebutuhan khusus diberikan kesempatan, mereka juga dapat membuktikannya,” jelas Ratna.
Bukan Produk Sosial
“Pernah saya coba menawarkan produk kami ke sebuah department store, saya rasa produk ini bisa masuk standarnya tetapi ternyata dari harapan pihak department store-nya menolak. Dikatakan ini produk sosial, jadi tidak bisa masuk kesana” kata Putri dari Susilowati dan Alm. Taruna Sutedjo ini.
BINGUNG CARI IDE BISNIS ?
Dapatkan Ratusan Ide Bisnis Dilengkapi Dengan Analisa Usaha.
Mendapati kondisi tersebut, Ratna pun terhentak, seraya mengucap kenapa tidak diberikan kesempatan. Akan tetapi pengalaman itu yang membuat dirinya semakin terpacu untuk mengkampanyekan program “Yuk bangga membeli produk disabilitas bukan karena belas kasihan melainkan dari kreatifitas mereka”. Sejak saat itu, Ratna beserta P-one berusaha untuk membuat produk yang bagus dan jangan asal karena itu akan merusak image mereka di kalangan masyarakat luas.
Kini setelah lama berdiri, P-One masih terus menghasilkan karya dari teman-teman penyandang disabilitas. Melalui bisnis kerajinan yang dirintisnya, Ratnawati merasa sukses mengenal arti kehidupan yang tak hanya ternilai oleh uang.
Karena baginya, sukses itu dilihat dari bagaimana seseorang itu bisa melewati tantangan hidupnya. Ratna berujar kalau dia menyerah, habislah hidupnya tetapi jika dia dapat bertahan dan melewati semua masalah itu baru sukses yang sesungguhnya. “Uang bisa habis, tetapi jika berbicara nilai kehidupan itu akan menjadi lebih kekal” pungkas Ratnawati.
Tim Liputan BisnisUKM
(/Harry Prasetyo)
Kontributor BisnisUKM.com wilayah Jakarta