Cangkang telur bagi sebagian besar orang dianggap sebagai limbah atau sampah yang tidak bernilai. Namun, bagi mereka yang jeli dalam melihat sebuah peluang, cangkang telur ternyata bisa dijadikan bahan baku kerajinan yang bernilai jual tinggi. Tidak butuh modal yang besar, karena cangkang telur bisa didapatkan dengan mudah dan murah di lingkungan sekitar kita. Hanya diperlukan ketelatenan serta kesabaran ekstra untuk bisa mengolah limbah cangkang telur yang berkarakter mudah rusak (pecah) menjadi sebuah produk kerajinan yang unik dan bernilai.
Adalah B. Sumarjanto (41) dan sang istri Amelina (41) yang memiliki ide bisnis kreatif untuk memanfaatkan limbah cangkang telur menjadi kreasi produk yang unik. Kebetulan pada tahun 1998, dunia kerajinan sedang booming pemanfaatan limbah seperti cangkang telur menjadi produk-produk kerajinan. “Bisa dikatakan tahun itu eranya cangkang telur, sehingga saya mencoba untuk ikut nyemplung (terjun-bahasa Jawa) memproduksi dan menjadikannya sebagai sebuah usaha,” ujar Sumarjanto kepada tim liputan bisnisUKM di rumahnya.
Mengusung HWDW Craft sebagai nama usahanya, Sumarjanto sadar untuk bisa bersaing dalam usaha tersebut kunci utamanya adalah kreatifitas dan inovasi. Sehingga, proses trial error yang dia lakukan saat awal mengembangkan usaha tersebut dimanfaatkan sebaik-baiknya agar diperoleh hasil jadi produk yang berkarakter. “Tidak ada background pendidikan seni dalam diri saya, namun sejak kecil saya memang hobi dan suka dengan seni, sehingga ini (usaha kreatif dari cangkang telur) bisa menjadi pengaplikasian terhadap sesuatu yang memang saya sukai,” imbuhnya.
Info Produk HWDW Craft
Tidak ada syarat atau ketentuan khusus cangkang telur yang digunakan dalam mengkreasi produk-produk seperti vas, pigura, box tissue, lukisan, asbak, serta interior desain. Cangkang telur ayam, bebek, angsa, dll bisa dipergunakan meskipun masing-masing memiliki tekstur dan karakter warna yang berbeda-beda. “Untuk pengadaan bahan baku tersebut, kami biasanya berburu di penjual-penjual martabak, dimana biasanya cangkang telurnya hanya dibuang begitu saja,” ujar Amelina sembari tersenyum.
“Sejauh ini memang itu yang menjadi kunci bagi kami dalam mengembangkan usaha ini, dengan pendekatan yang baik, mereka (konsumen) juga akan memberikan feedback yang baik pula kepada kita selaku produsen,” lanjutnya. Atas dasar itulah, Sumarjanto mampu memasarkan produk kreasi cangkang telur itu ke berbagai wilayah di tanah air, dengan kuantitas yang beragam.
Mengikuti Trend Bisnis yang Berkembang
Lilin, rempah untuk spa, tungku spa, dan souvenir pernikahan menjadi ‘pelabuhan bisnis’ berikutnya ayah satu orang putra tersebut sembari tetap melayani ketika ada permintaan kreasi cangkang telur. “Tidak melulu off, karena saat ini pun kami tetap melayani permintaan kreasi cangkang telur, namun bukan menjadi prioritas utama lagi,” ujarnya.
“Intinya bagaimana dapur rumah tangga kami tetap mengepul, jadi saat kreasi cangkang telur mulai sepi order, kami berfikir untuk mengembangkan peluang bisnis yang lain tanpa mematikan bisnis sebelumnya,” lanjut Sumarjanto sembari tertawa. Benar saja, untuk kreasi lilin dan tungku spa, dirinya bisa memproduksi 500-3.000 pcs setiap bulannya. Hal itu diakui Sumarjanto bisa menjadi alternatif pilihan bisnis yang menjanjikan dikala bisnis kreasi cangkang telurnya sedang lesu order.
Tim liputan bisnisUKM