Ini Dia 5 Kesalahan yang Sering Dilakukan UKM Go Online

Ini Dia 5 Kesalahan yang Sering Dilakukan UKM Go Online

Ini Dia 5 Kesalahan yang Sering Dilakukan UKM Go OnlineKesibukan para pelaku UKM membuat mereka mulai kesulitan untuk bisa fokus memperhatihan berbagai aspek bisnisnya, baik itu secara online maupun offline. Kondisi inilah yang akhirnya membuat sebagian besar dari mereka terkadang melakukan kesalahan besar ketika hendak mengambil keputusan penting, salah satunya seperti mengabaikan strategi pemasaran online.

Padahal, berdasarkan survei terkini dari Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII), dikabarkan 5 dari 10 orang konsumen di Indonesia kini sudah mulai menggunakan internet ketika mencari produk atau jasa yang akan mereka beli.

Meski sekarang ini sudah ada beberapa pelaku UKM yang mulai go online, tapi nyatanya sebagian besar dari mereka masih sering menyepelekan beberapa hal yang ternyata berdampak buruk bagi image bisnisnya.

Kesalahan seperti apa yang sering UKM lakukan? Simak 5 kebiasaan yang dilakukan UKM ketika melakukan aktivitias promosi online.

1. Mengandalkan page di sosial media sebagai alamat web utama.

Dari sekitar 256.2 juta jiwa yang menggunakan internet di Indonesia, ada sekitar 97.4% yang merupakan pengguna aktif sosial media. Yang lebih parah lagi, beberapa dari mereka menganggap internet itu ya Facebook. Sehingga tidak heran bila sampai hari ini masih banyak pelaku UKM, yang menggunakan sosial media sebagai senjata utama untuk mengembangkan bisnis online.

Termasuk ketika melakukan aktivitas promosi online, sebagain besar dari mereka memilih mengarahkan pengunjung ke alamat page di Facebook ataupun Line@ (LINEat), ketimbang harus membeli domain dan membuat website toko online. Padahal, nama domain pada toko online bisa kamu jadikan sebagai sarana branding untuk menumbuhkan kepercayaan dari calon konsumen.

2. Masih menggunakan provider email gratisan untuk alamat email perusahaan

Boro-boro ngurusin alamat email, website toko online aja pilih yang gratisan, apalagi hanya untuk alamat email? Kalau ada yang gratisan kenapa pilih yang berbayar?

Sampai saat ini budaya gratisan memang masih melekat di benak pelaku UKM Indonesia, prinsip mereka “Bayar promosi semurah-murahnya untuk dapatkan hasil sebesar-besarnya!” Termasuk ketika membuat alamat email untuk perusahaan, kebanyakan dari mereka menggunakan yahoo atau gmail yang menyediakan layanan surat elektronik secara gratisan.

Padahal, sekarang ini kamu sudah bisa membuat alamat email khusus sesuai dengan nama usahamu. Contohnya seperti : admin@bisnisukm.com, marketing@pondokibu.com, dan lain sebagainya. Dengan begitu usahamu akan terlihat lebih terpercaya dibanding hanya menggunakan akun email gratis tanpa branding bisnis.

3. Selalu menunda untuk membuat website toko online

Tak bisa dipungkiri bila banyaknya website gratisan membuat pelaku UKM selalu menunda-nunda untuk membuat website toko online berbayar. Meski tidak salah jika kamu mencoba tes pasar menggunakan website gratisan, tapi untuk meyakinkan calon konsumen kedepannya kamu bisa membuat website dengan domain berbayar agar toko onlinemu semakin terpercaya.

4. Membuat website berbayar dan membiarkannya begitu saja

Banyak yang mengira memiliki website toko online sudah cukup untuk mendatangkan banyak pelanggan. Padahal jika tidak dikelola dengan baik, tidak akan ada orang yang melihat website toko onlinemu. Salah satu cara yang bisa kamu lakukan untuk mendatangkan kunjungan calon pelanggan yaitu dengan membuat konten yang menarik, dan aktif mempromosikannya melalui sosial media. Agar websitemu mudah dibaca search engine, ada baiknya jika kamu fokus membuat satu topik konten yang sesuai dengan bidang usaha yang kamu jalankan.

5. Kurang Bijak dalam memilih nama domain

Selain digunakan sebagai aktivitas branding, ternyata pemilihan domain juga bisa berpengaruh terhadap pencarian konsumen di search engine. Agar website toko onlinemu mudah ditemukan pengguna internet, ada baiknya jika kamu memilih nama domain dengan kata kunci yang banyak dicari orang.

Bahkan, menurut hasil penelitian dari Verisign dalam pencarian para pengguna internet hampir lebih dari dua kali mengklik nama domain yang mengandung kata kunci dalam pencarian mereka, dibandingkan dengan nama domain yang tidak termasuk dalam pencarian mereka.