
Bisnis baju muslim merupakan salah satu peluang yang sampai sekarang masih menggiurkan untuk dicoba. Saat ini baju muslim bukan lagi menjadi penutup aurat yang wajib dikenakan bagi umat muslim. Tapi baju muslim sudah menjadi salah satu tren fashion yang mendunia. Para designer pakaian juga berlomba-lomba untuk menciptakan model baju muslim dengan konsep yang unik dan kreatif. Terutama untuk pakaian muslim perempuan.
Di Indonesia sudah banyak wanita yang menggunakan hijab, mulai dari anak kecil hingga dewasa. Secara otomatis kebutuhan akan baju muslim makin meningkat karena setiap orang yang memakainya tidak mungkin hanya memiliki satu model baju muslim saja. Sudah pasti mereka membutuhkan banyak mulai dari berbagai warna dan model untuk menyesuaikan dengan kegiatan yang akan dijalankan. Jadi nggak heran kalau sekarang industri fashion seperti halnya bisnis baju muslim peluangnya makin menjanjikan.
Makin menjanjikan peluangnya, makin kuat juga persaingan bisnis yang terjadi di dunia fashion muslim. Mulai dari brand besar sampai produk dari butik yang menjadikan baju muslim sebagai produk unggulan. Kalau dulu bisnis baju muslim akan panen raya di bulan ramadan ataupun lebaran, sekarang dalam satu tahun penuh permintaan pasar akan baju muslim akan terus ada. Sebab kalau kita lihat sekarang populasi muslim terus bertambah diikuti dengan makin banyaknya perempuan muslim yang berhijab. Mulai dari kalangan selebritas sampai masyarakat secara umum.
Daftar Isi
Peluang Bisnis Baju Muslim
Kalau bicara soal peluang bisnis baju muslim tentunya masih terbuka lebar dan sangat menggiurkan untuk dicoba. Meski pemainnya sudah sangat banyak dan persaingannya makin kompetitif. Brand besar maupun butik sama-sama punya kesempatan untuk terus meramaikan industri fahsion muslim. Satu hal yang bisa dilakukan untuk menguatkan daya saing adalah inovasi dan menonjolkan value yang dimiliki. Seperti halnya Muhammad Danny Widyawan yang berani mengambil kesempatan untuk terjun di dunia bisnis baju muslim di tahun 2017. Setelah sebelumnya pernah menggeluti bisnis distro dengan segmen remaja laki-laki atau pemuda dewasa. Beralih dari bisnis distro, sejak tahun 2017 sampai sekarang Danny beserta istrinya Reni menjalankan bisnis baju muslim yang fokus pada produk gamis muslimah. Brand miliknya adalah “Saestu” yang berlokasi di Yogyakarta.
“Sebelum jalanin bisnis baju muslim ini justru saya di bisnis distro. Tapi untuk perputaran produknya memang lebih lamban. Segmen pasar laki-laki itu kalau dari kuantitas pembeliannya memang lebih sedikit. Bisa dikatakan karakter konsumen laki-laki beli pakaian itu bisa satu tahun sekali. Kalau dari selera, mereka juga lebih personal. Beda sama konsumen perempuan yang kuantitasnya akan lebih banyak dan dalam kurun waktu yang dekat. Bisa jadi dalam sebulan dua kali belanja pakaian. Apalagi kalau udah ngomongin tren, perempuan akan lebih cepat menyesuaikan dan up to date,” ujar Danny.
Awal Mula Memulai Bisnis Baju Muslim
Sebelum memulai bisnis baju muslim, Danny memang sudah ada pengalaman bisnis fashion dengan segmen pasar laki-laki baik itu remaja pelajar mahasiswa ataupun pemuda dewasa. Namun tentu saja treatmen yang diterapkan akan berbeda dengan brand “Saestu” yang menyasar segmen pasar perempuan atau muslimah. Kalau dilihat sekilas memang pasarnya sangat luas dan peluangnya sangat menggiurkan. Tapi tanpa perencanaan bisnis yang matang juga hasilnya tidak akan maksimal. Maka dari itu Danny menciptakan brand “Saestu” bukan tanpa latarbelakang yang kuat.
Berawal dari pengalaman sang istri Reni yang sudah mengenakan hijab sejak lama punya kesulitan dalam menemukan pakaian muslimah yang simpel, nyaman, dan tetap pantas digunakan ketika menemui tamu di rumah. Sebab kebanyakan pakaian muslimah seperti gamis yang banyak ditemui di pasaran bahannya katun dan kurang nyaman untuk suasana casual. Selain itu ada juga bahan kain seperti daster yang kesannya juga terlalu casual sehingga kurang cocok dipakai ketika misalnya menemui tamu dekat di rumah. Dari situlah Danny dan Reni kemudian mencetuskan ide untuk membuat brand “Saestu” sebuah produk bisnis baju muslim yang khusus memproduksi gamis berbahan kaos dengan desain yang lebih kekinian.
“Biasanya istri saya ini kan kalau di rumah ya kalau ada tamu atau saudara datang kan harus pakai pakain muslimah yang menutup aurat, tapi kadang habis waktu dan model gamisnya itu kurang nyaman untuk suasana santai. Tapi kalau pakai daster kesannya juga terlalu nyantai. Jadi dari situ kepikiran kenapa nggak pecahin solusi dengan bikin gamis kaos, pas udah dicoba bikin ternyata tanggapan dari keluarga dan temen-temen positif dan tertarik buat bikin juga. Akhirnya bikin brand “Saestu” untuk produk gamis kaos dengan model raglan,” tambah Danny.
Strategi Bisnis Baju Muslim
Kalau secara umum gamis berbahan kaos hanya diproduksi dalam satu warna, Danny berinovasi dalam bisnis baju muslimnya ini dengan menghadirkan gamis kaos model raglan dan motif. Positioning brand “Saestu” ini memang menjadi gamis muslimah dengan material yang nyaman digunakan untuk suasana santai tapi tetap masih pantas untuk digunakan ketika bertemu teman ataupun tamu. Beda dengan gamis katun yang kesannya terlalu formal. Begitu juga dengan daster muslimah yang kesannya juga terlalu santai kalau digunakan untuk bertemu tamu. Jadi “Saestu” akan menjadi solusi bagi para muslimah supaya tetap bisa mengenakan pakaian simple, nyaman, dan sesuai digunakan untuk berbagai kegiatan informal.
Di tahun 2017 saat penjualan online belum seramai sekarang, Danny membuka store offline untuk memasarkan produknya. Selain itu juga door to door ke berbagai toko baik itu lokal maupun luar kota. Tapi dari segi biaya operasional terutama untuk sewa toko justru membengkak. Kalau dulu Danny memanfaatkan web dan landing page hanya sebagai company profile untuk bisnis baju muslimnya, kemudian dimanfaatkan sebagai media pemasaran dan web store. Sampai kemudian pemasaran dan belanja online makin tren Danny memutuskan untuk fokus pada penjualan online saja. Target pasarnya adalah muslimah usia 25-30 tahunan yang sudah mandiri dalam mengambil keputusan soal produk apa yang ingin dibeli.
Kuatkan Value Produk
Material dan desain gamis dari “Saestu” nyaman untuk banyak orang, tidak terlalu press dan masih lega untuk dipakai. Untuk modelnya juga bukan hamis payung, tapi simpel model a light dengan konsep raglan dua motif dan warna.
“Ini value yang terus kita kuatkan untuk bisa menjadi solusi bagi para muslimah yang pengen pakaian nyantai tapi tetap keren. Sekarang sudah fokus ke penjualan online, kebiasaan konsumen juga udah berubah, operasional lebih sedikit, dan jangkauan pasar lebih luas. Hal yang paling menarik dari konsumen perempuan adalah kekuatan mereka untuk bisa mempersuasi orang terdekat dalam merekomendasikan produk yang menurut mereka bagus. Ini juga poin yang kita perhatikan untuk menciptakan good experince bagi pelanggan supaya word of mouth itu makin kuat,” tutup Danny.
Itulah kisah bisnis baju muslim dari “Saestu”sebagai brand gamis muslimah yang semoga bisa menjadi inspirasi bisnis untuk kamu dalam menjalankan bisnis. Bagikan juga tulisan ini ke teman kamu yang lain supaya makin banyak orang yang terdorong untuk memulai bisnis.
Ikuti terus kisah menarik dari perjalanan para pelaku bisnis lainnya hanya di BisnisUKM.com