Bisnis box hantaran dengan sistem sewa sedang naik daun. Alih-alih membeli, konsumen bisa menyewa dengan harga yang lebih terjangkau. Cara ini juga dianggap lebih ramah lingkungan karena box hantaran yang biasanya beli dan terbuat dari sampah plastik-kertas ternyata membuat banyak sampah menumpuk.
Tren pernikahan yang tidak pernah surut dari tahun ke tahun membuat usaha satu ini memiliki peluang gurih yang bisa digarap. Pada era pandemi, bisnis wedding organizer terkena dampak dengan merosotnya permintaan. Namun, berbeda halnya dengan bisnis box hantaran, karena seserahan adalah barang wajib yang harus ada dalam pernikahan yang sederhana sekalipun.
TvBisnis.com kali ini mendatangi Iswara Dhani Widyawati, owner dari Box Hantaranku. Usaha ini bergerak di bidang aksesoris pernikahan, mulai dari sewa kotak seserahan, pembuatan tempat cincin, dan pernak-pernik lain yang berkaitan dengan pernikahan.
Menggunakan sistem sewa, Box Hantaranku menjadi salah satu pilihan kotak seserahan area Yogyakarta. Memulai usahanya saat kuliah, saat ini Iswara-panggilan perempuan satu ini- bersama tim terus melakukan inovasi kotak seserahan. Ayo kita simak ceritanya ketika memulai usaha hingga hambatan-hambatan yang ia temui ketika berbisnis!
Awal Memulai Bisnis Box Hantaran
Awal mulai usaha box hantaran ini terjadi secara tidak sengaja. Iswara yang diminta membantu teman dekat untuk membuat kotak seserahan ternyata berujung pada permintaan teman-temannya yang lain. Dari situ, ia memutuskan untuk mengembangkan bisnis kotak hantaran.
“Awalnya karena memang ada sahabat saya yang mau menikah, terus kebetulan pengen merangkai seserahannya sendiri. Terus kita coba rangkai-rangkai sendiri, liat-liat tutorial di youtube, instagram, dan macem-macem. Sampai akhirnya setelah bikin kok keterusan ada temen lain yang minta dibikinin,” cerita perempuan satu ini.
Pada mulanya, ia sendiri sempat ragu apakah bisa mengembangkan bisnisnya yang satu ini. Pasalnya, saat itu ia masih memiliki tanggungan skripsi dan perkuliahan. Beruntung, kekhawatirannya bisa ditepis dengan makin banyak pesanan yang masuk. Iswara menjelaskan, “tiap bulan kayak adaaja yang nikahan, berarti tiap minggu juga ada. Wah berarti pasarnya ada nih, tinggal kita mengemasnya lebih bagus aja dengan dikasih ciri khas supaya lebih menarik, gitu.”
Iswara memberikan beberapa opsi bagi konsumennya. Untuk boks dan hiasan hantaran bisa disewa, tapi Box Hantaranku juga menyediakan beberapa item yang dijual, di antaranya: tempat cincin hingga frame mahar.
Untuk membuat produknya lebih baik, ia belajar dari video youtube hingga instagram. Bahkan Iswara mengaku ikut beberapa kursus kecil-kecilan supaya bisa membuat hiasan yang lebih bagus lagi. Ini adalah cara Iswara dan tim untuk terus berinovasi.
Tantangan dan Hambatan Usaha Box Hantaran
Perjalanan bisnis Iswara bersama box hantaranku tidak selamanya berjalan mulus. Ia juga memiliki beberapa tantangan dan hambatan. “Kalau tantangannya, pertama adalah membagi waktu, terus yang kedua soal modal, dan yang ketiga karena belum ada dan belum ikut komunitas macem-macem,” jelasnya.
Iswara mengakui bahwa pada awal-awal ia belum memiliki gambaran sama sekali. Kesulitan ini yang membuat ia bingung mau membawa bisnis box hantaran ke mana, “kayak dulu belum ada gambaran sama sekali, jadi masih meraba-raba. [Pertanyaan] ini dikembanginnya gimana ya, nanti pemasaran gimana sih, apakah harus kerja sama sama WO, dekorasi dan macem-macem, dan lain-lain. Lebih ke arah situ sih, mau dikembanginnya ke mana lagi supaya bisa lebih besar.”
Kesulitan besar lagi adalah masalah modal. Memulai usaha box hantaran ternyata membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Iswara mengumpulkan biaya awal dari hasil part time selama kuliah. Uang tersebut ia tabung dan dikumpulkan untuk membeli beberapa kotak serta beli hiasan sedikit-sedikit.
Iswara juga bercerita bahawa ia perlu support modal dari orangtau, “Awalnya kan ngumpulin sendiri, tapi lama-lama terus berani ngomong ke orangtua. Orangtua kayak kurang yakin, gimana nanti ke depan bisnisnya, memangnya nanti ada yang bakal terus nyewa. Terus saya jelaskan, akhirnya orangtua support, dari segi modal orangtua juga support pada akhirnya. Sambil nabung tapi juga sambil dibantuin orangtua juga waktu itu.”
Inovasi Jadi Kunci Sukses
“Untuk seserahan sendiri kan sekali pakek ya, orang kalau beli sendiri gitu kan habis itu buat apa lagi. Pengennya kan nikah itu semumur hidup, jadi pasti gak akan dipakek berulang kali. Makanya sekarang banyak yang nyewain seperti ini juga. Dari segi kegunaan, kalau kita pakai kertas atau plastik pun itu bikin sampah. maksudnya nanti gak akan kepakai lagi gitu. untuk kemasan akrilik ini, dari kayu dan kaca bisa dipakai berkali kali,” jelas Iswara.
Untuk mempersembahkan produk box hantaran yang baik, Iswara mengatakan bahwa permainan warna adalah kunci. Jika beberapa box hantaran dari merek lain beberapa warnanya tabrak-tabrak, maka Box Hantaranku menyediakan warna-warna soft dengan hiasan yang elegan dan simple.
Untuk itu, Iswara dan tim menjalin kerja sama dengan pengrajin dari Jogja maupun dari luar Jogja. Sedangkan untuk item bunga sebagai hiasan, ia membeli langsung dari penjual kembang di Jogja. Box Hantaranku juga menyediakan cincin hasil para pengrajin Kota Gede.
“Kalau untuk kerja sama mungkin bukan dari segi produk mentahnya, tapi dari segi pemasarannya sih saat ini,” jelasnya. Oleh karena itu Iswara bergabung dalam eccomerce khusus vendor nikahan, lalu juga bekerja sama dengan beberapa wedding organizer.
Lebih lanjut, tren pernikahan yang berubah cepat membuat tim ini perlu menelurkan ide-ide baru supaya tidak ketinggalan zaman. Cara bertahan yang paling ampih adalah berinovasi. Menurutnya, sekarang ini masyarakat lebih menuntut desain yang simple. Akan tetapi di kemudian hari, selera tersebut bisa saja berubah.
Memahami bahwa aselera berubah menjadi motivasi utama tim ini untuk untuk mengembangkan model-model hantaran baru. Kerja kerasnya dan tim berasa sudah dibayar ketika konsumen merasa puas dengan desain yang ia ajukan.
Strategi Marketing ala Iswara: Getok Tular
Pelanggan paling banyak box hantaranku berasal dari instagram. Akan tetapi tidak sedikit pelanggan yang datang setelah rekomendasi dari pelanggan Iswara yang dulu. “Itu sih yang paling membantu. Kalau sudah ada rekomendasi-rekomendasi gitu biasanya karena sudah pakai dan cocok. Gitu,” tutur perempuan ini. Ia bahkan menyediakan harga khusus untuk teman-teman yang mendapat rekomendasi.
Tidak salah, harga yang ditawarkan Iswara memang tergolong murah. Untuk range harga sendiri, ia hanya mematok 60 ribu hingga 80 ribu. Bahkan harga paketan, yang terdiri dari tent hantaran, welcome sign, box hantaran, tempat cincin, bisa lebih murah lagi. Konsumen juga punya pilihan jika hanya ingin menyewa item tertentu.
Seiring dengan perkembangan bisnis ini, ia mengakui memiliki sekitar 150 box dengan 7 macam bentuk yang bisa dipilih konsumen. Untuk sehari, Iswara dan tim mampu melayani 11 customer dengan beragam permintaan, “kalau untuk hiasannya, alhamudlillah mau request warna bunganya kita juga ada, tema apa aja bisa.”
Tips Bangun Usaha Ala Box Hantaranku
Yakin adalah kunci pertama. Pekerjaan yang dilakukan dengan senang, cerita Iswara, ternyata bisa menghilangkan rasa capeknya. Pekerjaan di bidang pernikahan memang tidak mudah, namun Iswara punya pegangan yang selalu ia bawa: konsisten, disiplin, dan percaya diri. “Karena kalau kita memfokuskan pada satu titik, percaya aja, pasti akan bisa ke sana. Karena pasti fisik dan pikiran mendukung ke arah sana, akan mengusahakan ke arah sana,” tutupnya.
Kalau kamu mau cek produk apa saja dari Box Hantaranku, bisa mampir ke alamat instagram @box_hantaranjogja, atau main ke tokonya langsung di jalan Bonang, Ganjuran, Depok, Sleman, Yogyakarta.