Izin HACCP Untuk Kamu yang Ingin Ekspor Produk Pangan

Izin HACCP adalah peraturan yang mengatur jaminan keamanan produk pangan. Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) atau yang biasa disebut analisis bahaya dan pengendalian titik kritis adalah konsekuensi dari adanya persaingan industri pangan di tingkat global.

Menurut Kementerian Perindustrian, HACCP adalah sistem manajemen pengawasan dan pengendalian kemanan pangan secara preventif. Jadi upaya pencegahan dilakukan dengan mengidentifikasi, memonitor, dan mengendalikan bahaya mulai dari bahan baku, proses prodorduksi, manufakturing, dan jaminan keamanan bahan pangan.

Pertumbuhan impor dan ekspor pangan menuntut pemakaian bahan baku yang baik, diolah dan didistribuskan dengan baik sehingga dapat menghasilkan produk akhir pangan yang bermutu tinggi. Nah, peran izin HACCP adalah menjamin produk pangan yang diakui secara internasional.

Jika kamu ingin produk panganmu bisa diekspor secara leluasa, lebih baik mengurus izin HACCP. Izin ini sudah diakui oleh otoritas Food and Agriculture Organization (FAO) dan World Health Organization (WHO). Untuk mengetahui lebih lanjut tentang izin ini, ada baiknya kamu simak artikel ini lebih lanjut.

Jenis-Jenis Bahaya yang Menjadi Perhatian

Dilansir dari Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) Dan Implementasi di Dalam Industri Pangan disebutkan ada tiga jenis bahaya yang mungkin di dalam makanan, antara lain:

a. Bahaya Biologis/Mikrobiologis, disebabkan oleh bakteri pathogen, virus atau parasit yang dapat menyebabkan keracunan, penyakit infeksi atau infestasi, misalnya: E. coli pathogenik, Liseria monocytogenes, Bacillus sp., Clastridium sp., Virus hepatitis A.

b. Bahaya Kimia, karena tertelannya toksin alami atau bahan kimia yang beracun, misalnya: aflatoksin, histamin, toksin jamur, toksin kerang, alkoloid pirolizidin, pestisida, antibiotika, hormon pertumbuhan, logam-logam berat, bahan pengawet, pewarna, lubrikan, sanitizer.

c. Bahaya fisik, karena tertelannya benda-benda asing yang seharusnya tidak boleh terdapat di dalam makanan, misalnya: pecahan gelas, potongan kayu, kerikil, logam, serangga, potongan tulang, plastil, duri, kulit, dan lain-lain.

Penerapan Sistem HACCP Dalam Industri Pangan

Menurut Kementerian Perindustrian lagi, jika izin HACCP sudah dikantogi, wajib hukumnya untuk melakukan penerapan secara berkelanjutan. Usaha berskala kecil dan menengah maka kamu harus menjalankan sistem HACCP, mulai dari pengawasan bahan mentah, ingredien dan bahan tambahan, praktik pengolahan, hingga risiko masyarakat konsumen.

Ada tiga elemen dalam analisis bahaya:

  1. Menyusun tim HACCP
  2. Mendefiniskan produk: cara produk dikonsumsi dan sifat-sifat negatif produk yang harus dikontrol  dan dikendalikan.
  3. Identifikasi bahaya pada titik kendali kritis dengan mempersiapkan diagram alir porses yang teliti sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, untuk menghasilkan suatu produk.

a. Komitmen Manajemen

Seluruh karyawan dan staf perusahaan harus berkomitmen untuk memastikan produk pangan yang keluar aman untuk dikonsumsi. Oleh karena itu, implementasi sistem HACCP bergantung pada manajemen sebagai penanggung jawab tertinggi. Manajemen harus bisa memastikan bahwa setiap implementasi HACCP didukung dengan peralatan, sarana, dokumentasim informasi produk yang jelas, metode pembuatan, lingkungan, hingga bahan baku yang baik.

b. Pembentukan Tim HACCP

Jika pihak manajemen sudah memiliki komitmen kuat untuk menerapkan HACCP, maka ada kewajiban bagi perusahaan untuk membentuk tim sendiri. Anggota tim implementasi HACCP sebaiknya terdiri dari berbagai bidang disiplin ilmu yang memiliki pengetahuan dan keahlian spesifik yang tepat untuk produk.

Maka anggota tim implementasi dapat terdiri dari dapat berasal dari bagian: produksi, pengendalian mutu atau qualit control, jaminan mutu, manufakturing, keteknikan, hingga bagian sanitasi. Pastikan kamu memilih anggota yang benar-benar berpengalaman dan punya cukup pengetahuan supaya sistem HACCP bisa berjalan lancar.

c. Pelatihan Tim HACCP

Jika tim sudah terbentuk, maka wajib hukumnya bagi perusahaan untuk melakukan pelatihan agar tim tau secara jelas job desknya. Pelatihan terdiri dari pengenalan prinsip-prinsip HACCP, yang terdiri dari:

a. Membuat daftar bahaya yang mungkin timbul dan cara pencegahan untuk mengendalikan bahaya.

b. Menetapkan titik kendali kritis (CCP= Critical Control Point).

c. Menetapkan batas/limit kritis untuk setiap titik kendali kritis (CCP).

d. Menetapkan tindakan koreksi terhadap penyimpangan.

e. Menetapkan sistem/prosedur pemantauan untuk setiap CCP.

f. Menetapkan prosedur verfikasi untuk membuktikan bahwa sistem HACCP berjalan dengan baik dan benar.

g. Membuat catatan dan dokumentasi. Catatan data yang praktis dan teliti merupakan hal yang penting dalam penerapan sistem HACCP.

Untuk pelatihan dapat dilakukan oleh tenaga ahli yang berasa dari perusahaan seniri, atau memanggil dari luar perusahaan. Catatan penting, mereka yang memberikan pelatihan harus kredibel dan punya kompetensi di bidang implementasi HACCP.

d. Deskripsi Produk

Jika tim HACCP sudah terbentuk dan sudah mendapatkan pelatihan, agenda pertama adalah menyusun deskripsi/gambaran secara menyeluruh terhadap produk pangan yang dibuat. Deskripsi ini terdiri dari kapan produk dibuta, komposisi bahan yang digunakan, formulasi, daya awet, serta cara distribusinya. Dari keterangan tersebut, tim HACCP akan mudah melakukan evaluasi secara komprehensif.

e. Identifikasi Penggunaan atau Konsumen

Tugas HACCP harus bisa memetakan tujuan konsumen membeli produk hingga kelompok masyarakat mana yang paling banyak membeli.  Dari pemetaan tersebut tim HACCP mengidentifikasi kelompok konsumen mana yang beresiko tinggi terhadap produk pangan yang dijual. Pengembangan akhir dari identifikasi adalah informasi yang jelas siapa yang boleh mengonsumsi produk buatanmu.

f. Penyusunan Bagan/Diagram Alir Proses

Bagan alir porses banyak digunakan dalam teknik industri. Bagan ini berfungsi menganalisis sistem yang digunakan untuk menggambarkan proses dalam suatu prosedur pembuatan. Tujuan pembuatan bagan oleh tim HACCP adalah agar proses produksi, mulai dari pemilihan bahan hingga tahap akhir, dapat diidetifikasi dengan mudah. Bagan ini juga digunakan sebagai pedoman untuk staf/karyawan, atau lembaga negara yang ingin mengetahui alur produksi.

Jangan lupa bahwa bagan harus diupdate sesuai dengan perubahan yang ada. Tim HACCP harus bisa menyesuaikan bagan dengan proses produksi. Dengan begitu bagan alir proses harus sama dengan pengolahan yang sebenarnya.

Cara untuk mendapatkan izin HACCP

Dilansir dari twitter @KemenkopUKM, di bawah ini adalah cara dan syarat untuk kamu mendapatkan izin HACCP. Lebih baik persiapkan dokumen-dokumen yang akan diperlukan terlebih dahulu:

1. Mengisi data secara online melalu link bit.ly/ISOHACCPSNIUKM

2. Memiliki KTP dan NPWP

3. Memiliki SK Badan Hukum, Nomor Induk Berusaha atau izin usaha

4. Memiliki website bisnis atau media sosial

5. Produk yang diajukan sudah diproduksi secara kontinu (terus-menerus) selama minimal 3 tahun.

6. Diprioritaskan untuk UKM dengan omzet lebih dari 2 miliar (skala kecil-menengah)

7. Produk berpotensial ekspor

Nah di atas adalah manfaat dan cara mendaftarkan izin HACCP. Segera urus izin ini kalau kamu ingin melakukan ekspor produk panganmu ya, mumpung pemerintah punya program mempermudah usaha skala kecil dan menengah nih. Jangan lupa membagikan artikel ini kepada teman-teman UMKM yang lain ya!

Ikuti terus informasi menarik seputar peluang usaha dan lainnya hanya di BisnisUKM.com

2 Komentar

Tinggalkan komentar