Selama ini salak pondoh lebih dikenal sebagai buah unggulan di Kabupaten Sleman. Memang sejak tahun 1940, buah yang bercita rasa manis dan tidak memiliki rasa sepet ini sudah banyak dibudidayakan khususnya di Kecamatan Turi. Namun, saat ini kabupaten Sleman memiliki buah unggulan lain yang tak kalah enak dengan salak pondoh. Sebut saja seperti jambu air dalhari yang sekarang ini sedang dipromosikan menjadi salah satu buah unggulan dari Kabupaten Sleman. Sentra penghasil jambu air dalhari ini ada di Dusun Krasaan, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah.
Jambu dalhari adalah tanaman hortikultura yang dapat tumbuh dan berproduksi optimal di daerah yang memiliki ketinggian sampai dengan 700 meter dpl. Setiap pohonnya dapat berbuah 100-200 kg/musim ketika berusia 3-4 tahun. Saat umur pohon mencapai enam tahun, produksi buah segar meningkat hingga 500-600 kg/musim untuk setiap pohonnya. Masa panen jambu dalhari adalah pada bulan Juli – September, sedangkan panen raya biasanya berlangsung pada bulan Agustus. Sejak tahun 2004, jambu air dalhari telah dilepas sebagai varietas unggul oleh Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman.
Keunggulan Jambu Air Dalhari
Jambu air dalhari yang memiliki nama latin syzygium samarangense memiliki beberapa keunggulan. Selain warnanya yang menarik, rasa jambu air ini sangat manis, dagingnya tebal dengan tekstur yang renyah, dan sangat jarang ada bijinya. Jambu dalhari dibagi dalam beberapa kelas, yaitu kelas super, kelas A, kelas B, dan kelas C tergantung dari kualitas buahnya. Semakin tinggi kualitas buah, harga jualnya pun semakin mahal. Jambu air dalhari dari Kecamatan Berbah ini sudah dipasarkan di beberapa swalayan dan supermarket besar di sejumlah kota di Indonesia.
Untuk menjaga kualitas buah, para petani jambu di kawasan Berbah tidak menyemprotkan pestisida selama pohon dalam masa berbunga hingga berbuah. Untuk menghindari lalat buah atau hama, para petani menggunakan plastik untuk membungkus/membrongsong buah. Jadi, meski ditemui hama pada pohon yang sudah berbunga, para petani tidak akan menyemprotkan pestisida. Hal ini dilakukan agar buahnya tidak beracun. Setelah bunga habis barulah boleh disemprot dengan pestisida.
Jambu air dalhari ini ada yang memiliki biji dan ada yang tak berbiji. Untuk jambu berbiji, ketebalan daging buahnya 13-18mm sedangkan untuk jambu yang tak berbiji 18-22mm. Saat ini ada sekitar lebih dari 1000 batang pohon jambu dalhari yang berbuah sepanjang musim di Kecamatan Berbah. Rata-rata setiap rumah memiliki 3 sampai 7 batang pohon jambu air dalhari. Musuh dari jambu air dalhari ini adalah curah hujan yang tinggi. Jambu akan mudah busuk dan rasanya pun menjadi tidak manis saat curah hujan tinggi.
Mencicipi buah jambu air dalhari langsung dari tempat budidaya pasti lebih enak. Selain rasa, kualitas buahnya pun lebih terjamin. Sebab meskipun sekarang banyak dijumpai penjual jambu dalhari di pinggir-pinggir jalan, rasa dan kualitasnya tidak selalu baik seperti di tempat budidaya.
Diolah dari berbagai sumber Sumber gambar : http://4.bp.blogspot.com/-X8wdbmWI76I/UBfTdclq7VI/AAAAAAAAAEE/HBHpBMuns2E/s1600/SAM_9189.JPG
saya terkesan manisnya jambu krasaan..ni lg pesen cangkokannya..
salam buat dik sukri/sri utmi. yg lg mbrongsongi jambu…