Jogja Fashion Week 2016 Berikan Porsi Khusus Bagi Industri Kreatif

Jogja Fashion Week 2016 Berikan Porsi Khusus Bagi Industri KreatifYogyakarta – Salah satu even besar Jogja Fashion Week (JFW) 2016 kembali digelar di Jogja Expo Center (JEC) 24-28 Agustus 2016 mendatang. Tak hanya menggandeng para calon desainer dan desainer muda, kali ini juga mengajak semua kalangan berpartisipasi. Salah satunya adalah para Usaha Kecil Menengah (UKM) yang bergerak di industri kreatif untuk turut andil pada pameran dan show.

Director show JFW 2016 Phillip Iswardono mengungkapkan, tema JFW ke 11 ini mengusung ”The Heritage” menggambarkan posisi batik sebagai warisan budaya Indonesia dengan nilai sejarah dan filosofi yang tinggi. Sehingga sangat pantas untuk selalu diangkat dalam setiap ide kreatif para desainer nasional. Tak ketinggalan, para UKM batik juga diberikan porsi khusus untuk menampilkan karyanya yang kreatif, unik, dan inovatif.

”Nanti juga akan ada show untuk para UKM. Dengan begitu kami harapkan UKM juga berperan mengangkat nilai batik,” kata Philip saat jumpa press JFW 2016 di The Alana Yogyakarta, (18/8/2016).

Bambang Wahyu mewakili Dinas Perindustrian dan Perdagangan Yogyakarta mengatakan, pagelaran JFW ini selain mengeksplore karya-karya para desainer muda dan pemula, juga meningkatkan nilai produk batik. Terutama produk dari industri kreatif di Yogyakarta serta mendongkrak kawasan wisata.

BINGUNG CARI IDE BISNIS ?
Dapatkan Ratusan Ide Bisnis Dilengkapi Dengan Analisa Usaha.
Klik Disini

”JFW dilaksanakan di semua hall JEC karena mencakup tiga rangkaian acaranya. Di antaranya pameran yang diikuti 200 peserta menampilkan produk-produk, foto budaya, film dokumenter, animasi, buku tentang batik. Pameran ini diikuti berbagai kalangan, yaitu UKM khususnya yang bergerak di bidang industri kreatif, pihak rakor, Puro Pakualaman, salah satu media nasional, dan ISI,” terangnya.

Ia melanjutkan, rangkaian lainnya yaitu fashion show yang diikuti lebih dari 100 desainer. Mengambil tema Beringharjo, festival topeng, dan kompetisi fashion design yang diikuti 125 peserta dan saat ini sudah terpilih para finalisnya. Selanjutnya ada serangkaian seminar, yaitu seminar batik nusantara dari Frans Pandjaitan dan seminar trend busana muslim oleh Ema Mutiara. ”Nantinya ada fashion show dari publik figure, tapi masih kami rahasiakan siapa saja yang akan tampil,” ujarnya.

Di JFW 2016 nanti, mahasiswa ISI Yogyakarta siap memamerkan foto-foto batik terpanjang di area pameran. Dari mahasiswa ISI jurusan batik fashion dan tekstil juga menampilkan ratusan karya batiknya. Selain itu ada pula Anjungan dari kraton Yogyakarta yang letaknya bersandingan dengan Balai Batik Indonesia Yogyakarta yang memperlihatkan proses batik dari awal hingga selesai.

Ketua panitia JFW 2016 Lia Mustafa menuturkan, perhelatan JFW ke 11 ini menghadirkan keragaman motif batik untuk mendorong batik lebih mendunia. Tak hanya busana, melainkan yang berbeda dari even sebelumnya adalah adanya pameran transportasi batik.

”Dari Indonesian Fashion Chamber (IFC) bahkan ada yang rela Merci-nya dibatik. Tak hanya itu, mobil off road saya pun sudah dibatik untuk ditampilkan di even nanti. Juga akan ada 1001 batik yang dipresentasikan oleh para mahasiswa ISI Yogyakarta,” papar Lia.

Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Imam Pratanadi mengatakan, JFW dibutuhkan sebagai magnet menarik wisatawan. Karena menurutnya, selama ini jumlah kunjungan wisatawan ke Yogyakarta belum memenuhi target. Sepanjang 2015 silam, kedatangan wisatawan terhitung 300  ribuan yang berasal dari negara-negara Eropa dan Asia Tenggara. Padahal Pemda DIY menargetkan Yogyakarta mampu menjadi destinasi terkemuka se-Asia Tenggara pada tahun 2025 mendatang.

”Jadi diperlukan even-even yang berkualitas bertema spesifik yang bisa menarik wisatawan. Sehingga menarik segmen tertentu, dan bagi luar negeri tentunya,” imbuhnya.

Lia Mustafa yang juga sebagai ketua IFC menambahkan, konsentrasi para desainer pada batik akan mendukung program pemerintah dalam mewujudkan Indonesia sebagai pusat mode internasional pada 2025 dan pusat busana Muslim pada 2020. Dalam JFW 2016 ini, panitia menargetkan ada 100 desainer dengan 1.500 karya serta pengusaha fashion dari seluruh Indonesia.

Tim Liputan BisnisUKM

(/Titis A.W)

Kontributor BisnisUKM.com wilayah Yogyakarta