Kakak beradik, Sari dan Rahel ini hobi traveling ke berbagai wilayah di Indonesia dan luar negeri. Sampai suatu saat, mereka melihat dekorasi lukisan bertema vintage dan retro. Terbesitlah dalam pikiran mereka, sepertinya dekorasi ini layak untuk dijadikan ladang usaha setibanya di Indonesia. Dan, benar saja, pada Februari 2014 mereka berdua memberanikan diri untuk memproduksi lukisan-lukisan bertema vintage pop art dengan nama Sara Restro Sign, décor dan Nostalgic Art.
“Awalnya kami sering melihat dekorasi seperti ini, namun bukan memakai media kayu melainkan plat. Dan berhubung saya tinggal di Pondok Bambu yang dikenal sebagai tempatnya sentra kayu, tercetuslah ide menggunakan kayu sebagai media kerajinan lukisan tersebut”tuturnya.
Rahel kemudian hunting pelukis ke berbagai tempat di Jakarta. Setelah didapatkan beberapa pelukis, owner Sara yang kependekan dari Sari dan Rahel ini mulai memproduksi kerajinan lukisan dengan tema vintage di workshop yang letaknya tak jauh dari tempat tinggalnya. Materi atau bahan kayu yang digunakan adalah kayu daur ulang yang didapatkan Rahel di wilayah Pondok Bambu. Toko butik bajunya di Pondok Bambu pun beralih menjadi tempat jualan lukisan retro.
Tema lukisan yang dibuat, Rahel mencarinya di internet namun terkadang juga dari idenya sendiri. Tak hanya itu, tema lukisan juga bisa berdasarkan atas permintaan dari konsumen atau custom.“ Lebih enak sih custom, untuk proses pengerjaannya sendiri minimal tiga hari sudah jadi” tuturnya. Akan halnya dengan tema lukisan yang diproduksi Sara masih berkisar western, kecuali untuk produk custom, Sara dapat menerima tema apa saja.
Perihal harga, produksi Sara dibandrol dari harga dari Rp. 125.000 sampai jutaan rupiah. Harga ini tergantung dari ukuran kayu, dan tingkat kerumitan tema yang dibuat.“Dan respon konsumen yang membeli produk Sara selama beberapa tahun ini kaget, tidak menduga kalau ini produk dalam negeri bisanya yang mereka tahu produk seperti ini dibuat luar negeri,” tutur Rahel.
Dengan produksi yang dapat menghasilkan beberapa lukisan perharinya ini, Produk Sara tidak hanya lukisan saja, melainkan tempat sampah, tempat lilin, papan tulis, baki, telepon umum, dan produk lainnya. “Tidak hanya sebatas lukisan saja, harapannya produk-produk kami dapat terus berinovasi memunculkan kreasi yang kreatif” katanya.
Nah, untuk urusan pemasaran produk, saat ini Rahel tak hanya membuka toko saja di kawasan Pondok Bambu, Jakarta Timur, melainkan juga merambah promosi via media sosial, seperti facebook dan Instagram. Dan berkat dari promosi di media sosial, produk hand made-nya ini, sekarang melanglang buana ke berbagai daerah di Indonesia. Saat ditanya berapa omzetnya yang berhasil didapat perbulannya, Rahel berkata sekitar 50 juta per bulan pada tahun pertama toko dibuka dan belum lama ini labanya mencapai Rp 98 juta untuk satu bulannya.
Tim Liputan BisnisUKM
(/Harry)
Kontributor BisnisUKM.com wilayah Jakarta
saya tertarik untuk mengembangkan bisnis ini di wilayah saya. kebetulan saya adalah warga asli bali. saya ingin tau lebih banyak masalah bisnis ini. mungkin bisa di beri sedikit info ?