Kiat Membangun Brand Yang Kuat Ala Hermawan Kartajaya

“Adakah perusahaan, yang ketika dia tutup dan produknya sudah tidak keluar, konsumen akan sedih?” pancing Hermawan Kartajaya membuka pertanyaan?

Susah kan menyebutkan produk tersebut? Jika Anda menemukan jawaban atas pancingan Hermawan tadi, pastilah produk tersebut memiliki brand (merek) yang sangat kuat. Menciptakannya, tentu saja tidak cukup hanya dengan beriklan. Baik itu di media cetak (printing ad), iklan luar ruang (outdoor), maupun iklan-iklan model baru.

Hermawan yang juga founder dan President MarkPlus itu mengatakan untuk membangun brand yang kuat perusahaan tidak boleh hanya mengandalkan iklan. Perusahaan harus melakukan sesuatu yang mengena di benak konsumen, tidak sekadar menjual tetapi memiliki implikasi jangka panjang.

Menurut Asian Marketing Guru itu, perusahaan yang memiliki reputasi bagus tidak lagi memerlukan promosi, marketing, public relation, atau corporate social responsibility (CSR) karena hal itu telah terjadi dengan sendirinya.

“Cara baru membangun brand adalah dengan membentuk bisnis yang dicintai oleh karyawan perusahaan, masyarakat, dan investor,” ungkapnya.

Menurut Hermawan hal tersebut terkait reputasi. Bagi customer, reputasi yang baik akan menentukan keputusan membeli. Bagi karyawan perusahaan, nama baik akan memicu mereka untuk loyal dan berkomitmen. Reputasi juga bisa mengundang investor untuk menanamkan modalnya. Selain itu, nama baik juga akan menarik media untuk terus mengikuti perkembangan.

“Reputasi yang baik akan mendorong analis keuangan memberikan peringkat yang tinggi,” ujarnya.

Beberapa brand yang mampu meraih itu semua adalah The Body Shop dan produk Apple seperti IPod dan ITunes. The Body Shop, merek produk perawatan tubuh itu dikenal sebagai produk yang ramah lingkungan sehingga bisa mengambil simpati konsumen di seluruh dunia. Selain itu, Anita Roddick, pencipta merek tersebut, dikenal sebagai aktivis lingkungan hidup dan bisnisnya juga sangat concern terhadap perekonomian dunia ketiga.

Sedangkan produk-produk Apple dikenal memiliki reputasi tersendiri dibanding produk elektronik sejenis. Bahkan saat ini, perusahaan yang didirikan oleh Steve Jobs itu telah menjual jutaan keping produknya dan menciptakan konsumen yang loyal.

Dalam membangun brand yang kuat, kata Hermawan, harus dimulai dengan menyinergikan pikiran, hati, dan jiwa, yang lantas diimplikasikan kepada model bisnis dengan menciptakan misi, visi, dan nilai. Misinya, perusahaan bisa memberi manfaat kepada manusia dan lingkungan. Visinya, perusahaan bisa menjadi yang terdepan dalam menciptakan inovasi untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dan nilainya adalah menciptakan nilai keekonomian, lingkungan yang sehat, dan mendukung perkembangan sosial.

Menurutnya, perusahaan perlu melakukan usaha-usaha untuk mempertahankan diri bagi orang-orang yang mencintai perusahaan. “Akhirnya, perusahaan akan mampu menciptakan brand-nya akan mempunyai brand integrity, brand identity, dan brand image,” katanya.

22 Komentar

  1. Sangat sangat mmperhatikan sgla aspek keekonomian,lingkungan,sosial n bangsa tentunya.i love u💘

  2. setelah membaca tulisan bpk, saya fikir, organisasi kemasyarakatan pun tak jauh beda dengan sebuah perusahaan yg memproduksi barang, jika perusahaan biasa mempromosikan produknya, maka organisasi juga tentu produknya idiologi. jd sama2 punya produk, yg ingin saya tanyakan ialah bagaimana kami kami ini mempromosikan idiologi organss kami hingga bisa diterima dengan baik oleh masyarakat.

  3. bos, pak hermawan, tipologi sy adlh org yg mengutmkn mutu, tp lemah dlm marketing, sehingga klh dgn yg mutu rendh, bgmn solusinya??

  4. brand merupakan identitas yang melekat pada suatu produk, kekuatan brand terletak pada pola pikir konsumen itu sendiri, jika konsumen secara pikiran dan hati serta kualitas produk yang mendukungnya memberikan manfaat (utility) bisa memberikan kontribusi terhadap semua pengguna produk dalam aktivitas sehari-hari sehingga budaya yang melekat pada brand bisa dijadikan suatu icon dari budaya itu sendiri, aero

  5. sangat bagus ulasan materinya.
    sebuah pertanyaan : seandanya sy memiliki modal 50 jt, apa langkah2 yg saya hrs lakukan untuk memulai bisnis yg tingkat resikonya kecil? makasih ‘n sukses tuk kita semua, amin….

  6. benar sekali. diperlukan biaya yang cukup tinggi untuk melakukan itu semua. itulah yang kadang tak dapat dilaksanakan oleh ukm. permodalan sangat lemah, dan mereka masih mengandalakn perputaran uang dari hasil penjualan.

  7. hem….. cukup humanis dan egaliter bagi saya setelah membaca artikel di ats. untuk mengikuti pelatihan atau training seminar harus kontak kemana ya? trims

  8. siang pak….!saya tertarik dengan apa yang bapak tulis mengenai brain image.saya jadi terinspirasi untuk membuat skripsi mengenai pengaruh brain image terhadap loyalitas konsumen/kepuasan konsumen/peningkatan penjualan…….kira-kira yang paling tepat yang mana?adakah buku khusus yang menjelaskan teorimya?makasih

  9. siang pak….!saya tertarik dengan apa yang bapak tulis mengenai brain image.saya jadi terinspirasi untuk membuat skripsi mengenai pengaruh brain image terhadap loyalitas konsumen/kepuasan konsumen/peningkatan daya jual…….kira-kira yang paling tepat yang mana?adakah buku khusus yang menjelaskan teorimya?makasih

  10. mas2 nanya dunk : menurut mas hermawan variabel Terikat (x) untuk brand image itu apa aja C?yang brpengaruh thdp kepuasan/loyalitaskonsumen(y).kemaren sy dah bca to bukunya mas yang P-D-B tapi ko beda yah ma penelitian sblmya?mirip2 C!cm mw nyamain persesi aja biar ga timpang..hehe

  11. menarik sekali materinya.
    pa hendra,saya mau tanya nich…..? langkah-langkah apa saja yang di perlukan untuk membuka bisnia baru di bidang jasa cetak foto yang terpadu dalam 1 atap…?

  12. pendapat yang hebat, tapi bagaimana untuk mencapainya? itu masalahnya, bisakah bapak memberikan tips “bagaimana caranya” untuk jenis-jenis usaha kecil dan menengah?

  13. sebetulnya brand yg baik merupakan cerminan dari muara atas segala prestasi yg dihasilkan dlm proses penciptaan, pembuatan dan evaluasi yg baik dari suatu produk yg dihasilkan, dimana semua itu membutuhkan ketekunan, ketelitian, kesabaran. Jadi tdk ada yg aneh, tdk ada yg baru. Banyak orang yg sukses membangun brand sebelum HK lahir bahkan mungkin sama sekali tdk memahami teorinya HK.

    • Menyatukan persepsi dan karakter masing2 individu untuk membentuk suatu sinergi yang kuat agar tidak keluar dari peranannya

  14. setelah membaca tulisan diatas saya tertarik untuk bertanya karena saya ini sekarang sedang ingin membangun industri kecil sandal
    1.Bisakah industri rumahan (Home industri) membangun Brandnya sendiri yg melekat pada masyarakat ?
    2.apakah kwalitas menentukan suatu brand untuk eksis kedepannya ?

    sekian pertanyaan saya atas jawabannya saya ucapkan terimakasih dan salam sukses selalu

Komentar ditutup.