Kisah Sukses Pengusaha Susu Kedelai Instan

Berawal dari keinginan yang kuat untuk bisa menciptakan sebuah produk baru yang tak hanya memiliki nilai keunikan tertentu namun juga banyak dibutuhkan oleh masyarakat luas, Munajat (32) yang merupakan salah seorang alumni Teknik Kimia UGM kini berhasil mengantongi omzet hingga ratusan juta rupiah setiap bulannya dari produk susu kedelai instan yang Ia ciptakan.

Ketika ditemui tim bisnisUKM.com di kediamannya beberapa waktu yang lalu, alumnus Teknik Kimia angkatan 1999 ini mengaku bahwa dirinya sengaja memilih produk susu kedelai instan karena selain saat itu belum banyak beredar di kalangan masyarakat luas produk tersebut juga banyak dibutuhkan para konsumen. “Saya ingin menciptakan sesuatu yang unik, sehingga saya sengaja membuat bisnis susu kedelai instan yang saya bidik untuk konsumen khusus,” cerita bapak lima anak ini sembari mengenang pertama kali Ia terjun di dunia usaha.

Meski saat ini dirinya telah berhasil menjadi salah satu pengusaha sukses di Yogyakarta, akan tetapi Munajat tak lantas berpuas diri dengan kesuksesan yang telah Ia raih. Sejak memutuskan terjun di bisnis tersebut sejak tahun 2010 silam, berbagai macam kendala pernah Ia hadapi sebelum akhirnya bisa menikmati manisnya hasil kerjakerasnya selama ini.

bisnis soya herba

Sukses Dengan Membidik Segmen Ibu dan Anak

“Kendala umum yang sering saya hadapi yaitu harga bahan baku seperti kedelai dan ekstrak herbal belakangan ini cenderung naik, sehingga sebagai pelaku usaha saya harus bisa menekan biaya produksi agar tak sampai berdampak pada kenaikan harga produk susu kedelai instan,” ujar Munajat. Tak cukup disitu saja kendala usaha yang sering dihadapi lelaki kelahiran Aceh ini, mengingat kurang stabilnya harga bahan baku di pasaran, terkadang suplai bahan dari suplier mengalami keterlambatan sehingga mengganggu jalannya proses produksi.

Dibawah bendera “Soya Herba” yang telah Ia besarkan selama ini, Munajat yang sejak duduk di bangku kuliah telah menetap di Yogyakarta ini dari awal sengaja membidik segmen ibu dan anak sebagai pasar potensial karena Ia ingin meningkatkan nutrisi di kalangan ibu dan juga anak-anak. “Motivasi saya membangun usaha ini disamping untuk mensejahterakan keluarga, saya juga ingin membantu kesehatan ibu-ibu hamil, ibu menyusui, serta anak-anak di Indonesia,” jelasnya.

Dibantu oleh para agen pemasaran yang sekarang ini telah tersebar hampir di seluruh provinsi di Indonesia, pertumbuhan bisnis susu kedelai Soya Herba bisa dikatakan sangat pesat sehingga setiap kali produksi bisa mendatangkan omzet sekitar Rp 100 juta (satu kali produksi untuk setiap bulannya). Bahkan, berkat prestasinya dalam menciptakan susu kedelai instan yang ditambahkan dengan ekstrak herba, produk buatan Munajat pada tahun 2013 yang lalu dinobatkan sebagai Top Brand Nasional kategori susu bubuk kedelai yang diadakan oleh salah satu majalah marketing Indonesia.

pengusaha susu kedelai

Melihat kesuksesan bisnis susu kedelai yang Ia jalankan saat ini, Munajat berharap semoga kedepannya bisnis yang Ia rintis bisa diterima dengan baik oleh para konsumen dan berhasil tembus pasar mancanegara. “Saya berharap semoga di tahun depan bisnis Soya Herba bisa menguasai pasar nasional dan bisa tembus pasar mancanegara, sebab sudah ada eksportir yang tertarik meminta produk kami untuk kawasan Afrika dan Timur Tengah,” ungkap Munajat menutup pertemuan kami siang itu.

Tim Liputan BisnisUKM.com

3 Komentar

  1. Asslmkm, saya adalah seorang staff pengajar di sebuah perguruan tinggi di purwokerto, jawa tengah yang sedang berusaha untuk mengembangkan usaha sirup jahe. Nama saya Dewi, saat ini usaha saya baru berjalan sekitar 2 bulan..membaca pengalaman dari Bp. Munajat, yang telah berhasil mengembangkan usaha susu kedelai nya saya tertarik untuk sharing dan menanyakan beberapa hal, antara lain :
    1. mohon saran untuk proses perijinan disperindag dan dinas kesehatan, apakah keduanya sangat diperlukan (urgent) sebagai salah satu upaya untuk mendukung pemasaran dan meyakinkan konsumen?
    2. bagaimana mensikapi dan meng”akali” ketidak stabilan bahan baku, karena saya juga selama ini sudah pernah mengalami ketidakstabilan harga jahe..
    3. mohon masukan untuk tehnik pemasarannya?
    4. bagaimana dengan penggunaan bahan pengawet, apakah Bp. Munajat menggunakan bahan pengawet minuman?Apa jenisnya dan seberapa rasio penggunaannya terhadap produk minuman yg bapak produksi?
    terimakasih atas tanggapannya..

    • Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh..
      Terimakasih telah berkunjung di bisnisukm.com. Mengingat produk yang kita pasarkan masuk dalam kategori makanan dan minuman, ada baiknya bila perijinan dari BPOM atau PIRT dari dinas kesehatan setempat dicantumkan. Hal ini bertujuan agar konsumen yakin dengan kualitas produk kita dan pasarnya pun bisa lebih luas karena saat ini sebagian besar pasar modern hanya menerima produk yang memiliki nomor ijin resmi. Untuk menyikapi ketidakstabilan bahan baku, ada baiknya bila Ibu Dewi tidak hanya menjalin kerjasama dengan satu suplier bahan baku, dengan begitu ketika suplier lainnya sedang kosong maka bisa menghubungi suplier lainnya. Sedangkan untuk mengatasi ketidakstabilan harga, ibu bisa menekan biaya produksi misalnya dengan cara meminimalisir bahan yang terbuang. Selanjutnya untuk proses pemasaran bisa membuka peluang kerjasama bagi agen atau reseller di seluruh nusantara, serta bisa juga menitipkannya di toko swalayan/ toko oleh-oleh, serta aktif mempromosikannya melalui media digital. Terakhir untuk bahan pengawet bisa menggunakan bahan alami seperti misalnya gula. Semoga bisa membantu dan salam sukses!

Komentar ditutup.