Geliat bisnis batik khas Grobogan yang prospek pasarnya semakin hari kian bersinar terang, ternyata turut melahirkan sekelompok pengrajin batik tulis yang keberadaannya mulai tersebar di setiap sudut Kabupaten Grobogan. Dengan membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB), masyarakat mulai terdorong untuk memperkenalkan beragam jenis motif batik tulis khas Grobogan ke pasar lokal, nasional, maupun tingkat internasional.
Dari sekian banyak KUB yang terbentuk di daerah tersebut, KUB Ayu Wandira merupakan salah satu Kelompok Usaha Bersama yang sekarang ini masih aktif memproduksi kreasi kerajinan batik tulis khas Grobogan. Digawangi oleh Suci Napsiyatun (44) sebagai ketua kelompoknya, KUB ini awalnya memiliki sekitar 25 anggota dan sekarang ini tinggal sekitar 7 orang anggota yang masih aktif menghasilkan karya.
Ditemui di tempat produksinya, Suci Napsiyatun selaku ketua kelompok menceritakan kisah awal terbentuknya KUB Ayu Wandira. “Awalnya kami mengikuti program pelatihan yang diadakan Disperindag Kabupaten Grobogan pada tahun 2010 silam, setelah itu kami sepakat membentuk kelompok usaha bersama dengan memanfaatkan dana stimulan sebesar Rp 11 juta dari pemerintah setempat,” terang Suci saat ditemui tim bisnisUKM.
Meskipun KUB Ayu Wandira ini masih terbilang baru dalam menekuni industri batik tulis, namun perkembangan bisnisnya tidak kalah bersaing jika dibandingkan dengan kelompok usaha serupa di sekitarnya. Beberapa instansi, perkantoran, maupun konsumen perorangan, bahkan mulai tertarik memesan batik tulis khas Grobogan di Ayu Wandira karena corak atau motif batiknya cukup unik dan warnanya juga sangat cantik.
Strategi Pemasaran Batik Tulis Ayu Wandira
Dengan harga jual berkisar antara Rp 110.000,00 sampai Rp 250.000,00 per kainnya, KUB Ayu Wandira memasarkan produk batik tulis unggulannya ke beberapa instansi, perkantoran, serta lingkungan masyarakat umum yang ada di sekitar Kabupaten Grobogan. Strategi pemasaran ini ternyata tidak sia-sia, KUB Ayu Wandira mendapatkan pesanan cukup besar dari PKBM se-Kabupaten Grobogan yang saat itu memesan motif pring mentiung sebanyak 60 potong.
Disamping motif pring mentiung, beberapa motif batik lainnya yang banyak dipesan para konsumen antara lain motif kayu jati, motif kedelai, jagung, padi, serta motif wayang. “Meskipun setiap KUB memiliki corak yang hampir sama, namun antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain pasti ada perbedaannya, bisa kita lihat dari canthingannya maupun teknik pewarnaan yang menggambarkan ciri khas dari setiap KUB,” tutur Suci Napsiyatun ketika ditanya mengenai ciri khas motif Ayu Wandira.
Merasa senang dengan pesanan yang Ia terima, KUB Ayu Wandira semakin aktif dalam berpromosi. Suci dan kelompoknya mulai mengikuti pameran-pameran yang diadakan di sekitar Grobogan untuk memperluas jangkauan pasar. “Waktu itu kita pernah ikut pameran di Disperindag, dan ternyata di pameran tersebut banyak produk Ayu Wandira yang laku terjual, kami jadi semakin yakin dan semangat untuk terus menekuni bisnis batik tulis, karena permintaan pasarnya masih cukup besar” kenang Suci dengan wajah yang berbinar.
Di akhir pertemuan, Suci berharap kedepannya kreasi batik tulis khas Grobogan di KUB Ayu Wandira bisa semakin maju dan dikenal masyarakat luas baik di Indonesia maupun pasar mancanegara. “Kami berharap ada pihak dari luar maupun dari pihak KUB sendiri untuk membantu proses pemasaran, baik melalui internet ataupun mempromosikannya ke instansi-instansi, agar batik tulis Ayu Wandira menjadi produk unggulan khas Grobogan”.
Tim liputan bisnisUKM