Saat cuaca sedang panas memang paling enak menyantap hidangan es krim. Pilihan rasanya yang beragam dan teksturnya yang lembut, kini tak hanya diminati kalangan anak-anak saja namun juga banyak dicari konsumen remaja hingga orang tua. Peluang inilah yang kemudian mulai dilirik masyarakat untuk mendatangkan untung besar dengan menekuni bisnis minuman dingin seperti es krim.
Di temui di rumah produksinya yang terletak di Jalan Simo Katrungan Surabaya, Andrew Sunyoto (23) merupakan salah seorang pengusaha es krim di Kota Pahlawan yang tertarik mengangkat kuliner es puter Tempo Doeloe sebagai produk unggulan yang Ia pasarkan ke khalayak ramai. Ketika ditemui tim bisnisUKM pada Kamis (7/2) yang lalu, Ia menuturkan bahwa awalnya Ia tertarik menekuni bisnis es puter karena sang ayah. “Setelah lulus dari bangku SMA, saya dikenalkan oleh ayah cara membuat es puter, kemudian saya berpikir ingin memiliki usaha serupa dengan kemampuan sendiri,” kenang Andrew.
Mengawali bisnisnya pada tahun 2012 silam, Andrew sengaja mengangkat Es Puter Tempo Doeloe sebagai nama usahanya. Berbekal resep turun temurun dari warisan sang ayah, Andrew kemudian mulai bereksperimen dan memodifikasi resep asli dari sang ayah dengan varian rasa yang lebih beragam. “Saya terus belajar dan mengembangkan cara membuat varian rasa sampai akhirnya menemukan 12 rasa yang menjadi ciri khas Es Puter Tempo Doeloe, yaitu rasa cokelat, moka, kelapa muda, alpukat, nangka, oreo, tape ketan hijau, kacang hijau dan juga nanas,” ungkap mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas skripsinya ini.
Perkembangan Bisnis Es Puter Tempo Doeloe
Selama ini untuk memproduksi Es Puter Tempo Doeloe, Andrew memerlukan waktu pengerjaan selama 3 jam untuk membuat es puter secara manual dengan kapasitas produksi sekitar 500 cup per hari. Dibantu oleh dua orang karyawannya, Andrew mengungkapkan bila proses produksinya sebenarnya cukup mudah. “Pertama-tama bahan baku dimasak selama 45 menit, kemudian masuk ke proses pembekuan dan setelah setengah beku dimasukkan kedalam cetakan yang dikehendaki kemudian dibekukan kembali ke dalan lemari pendingin,” ujarnya.
Untuk masalah pemasaran, saat ini pemilik Es Puter Tempo Doeloe baru memanfaatkan pemasaran via internet untuk mempromosikan produk-produknya. “Sampai saat ini kendala yang sering saya hadapi yaitu pemasaran secara manual karena belum mempunyai tempat berjualan sendiri,” kata Andrew. Akan tetapi untuk kedepannya, Andrew berharap dalam jangka pendek dapat segera mempunyai kedai es puter sendiri dan jangka panjangnya bisnis Es puter tempo doeloe yang Ia bangun bisa Go Internasional ke beberapa negara tetangga.
Melihat perkembangan usaha Es puter Tempo Doeloe sangat menjanjikan, tidak heran bila setiap bulannya Andrew bisa mengantongi omzet sekitar Rp 10 juta sampai Rp 20 juta dengan margin atau keuntungan sebesar 20% setiap bulannya. “Permintaan produk selalu ramai, kecuali saat bulan puasa biasanya ada penurunan omzet,” terang lelaki yang hobby main pingpong ini.
Di penghujung pertemuannya dengan tim bisnisUKM, Andrew menceritakan mimpi besarnya dalam menekuni bisnisnya saat ini. “Saya ingin membuka peluang usaha untuk semua orang dan ingin pensiun muda di usia 37 tahun,” pungkas Andrew mengakhiri pertemuan kami di Surabaya.
Tim Liputan BisnisUKM
Saya ingin jualan es puter melalui agen…adakah yg bisa membantu