Laris Manis Bisnis Snack Jadul Arumanis, Melegenda Lebih Dari 10 Tahun

Bisnis snack jadul arumanis ternyata menjanjikan untuk di lakoni. Buktinya meskipun arumanis ini jajanan dahulu kini tetap laris manis. Seperti bisnis yang dilakoni Bapak Haji yang satu ini tetap melegenda lebih dari 10 tahun.

Nah ada ngak nih yang belum pernah makan arum manis? Salah satu jajanan lawas yang sampai sekarang masih jadi favorit segala usia. Kamu bisa cobain bisnis snack jadul ini juga, karena bisa diterima berbagai kalangan usia.

Nah buat yang penasaran dan pengen nonton video liputan dari bisnis snack jadul arumanis ini bisa di akses di channel youtube TVBisnis, atau bisa diklik di bawah ini.

Bisnis Snack Jadul Arumanis H. Ardi

Tahun 1990

H.Ardi Sahami adalah owner dari arumanis yang mana merupakan jajanan jadul. Zaman dulu arumanis ini dijual di sekolah-sekolah. Hampir tidak ada jajanan selain arumanis ini pada masa itu.

Namun seiring dengan perkembangan zaman arumanis ini hilang di peredaran karena orang-orang yang menekuni pembuatan arumanis ini sudah tua dan tidak meninggalkan resep. Hingga pada tahun 1990an mulai muncul lagi jajanan yang satu ini.

Bisnis arumanis ini dilatar belakangi karena beliau awalnya adalah sales. Arumanis H. Ardi ini berada di Jalan Babadan, Kandipolo, Sendangtirto, Berbah, Sleman, DIY. Beliau ini mengamati jika bisnis arumanis ini produk yang bisa diterima semua kalangan.

Termasuk anak-anak, orang dewasa, dan orang tua. Kelebihan dari produk ini tidak menggunakan bahan pengawet dan pemanis buatan. Sehingga sangat cocok dimakan oleh anak-anak dan balita tidak masalah.

Kelebihan

Kelebihan dari produk ini adalah dibuat secara tradisional. Semua proses menggunakan tenaga manusia, dan untuk menghasilkan arumanis yang seperti sekarang ini dibutuhkan waktu yang cukup lama.

Paling tidak satu bulan, dari sisi pembuatan masih sangat tradisional. Bahan bakunya dibuat dari gula pasir, tepung terigu, tepung tapioka dan minyak goreng.

Arumanis H. Ardi ini dimulai 2011, pada awalnya dulu dimulai dari 4 orang tenaga kerja. Sampai saat ini memiliki sekitar 40 orang karyawan. Dari zaman dulu permintaannya selalu meningkat.

Bahkan selama covid ini permintaan terus meningkat. Penurunan permintaan itu hanya saja karena mahasiswa kebanyakan pulang kampung. Namun jika kebanyakan penikmatnya adalah asli Jogja sudah dipastikan permintaan akan terus stabil.

Bisnis Yang Ditekuni Dari Bawah

Bisnis itu sebaiknya ditekuni dari bawah, untuk memahami seluk beluknya. Kemudian melakukan analisa dari beberapa produk dulunya ketika beliau menjadi sales. Pada saat itu ada 6 item pembanding, dimana masing-masing memiliki banyak keunikan.

Hampir semua orang suka, tidak hanya Indonesia tapi juga asia di Jakarta seperti Cina, Filipina, Malaysia, dan Singapura. Kebanyakan mereka sangat menyukai jajanan arumanis ini. Kebanyakan dominan anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Namun kebanyakan yang paling menyukai adalah anak-anak dan remaja.

Beliau ini menjadikan toko retail sebagai mitra di dalam mempromosikan produk. Jadi pihak toko yang jadi produk retail. Meyakinkan bahwa produk ini baik karena tanpa pengawet dan pemanis buatan. Pemberian sampel tester bagi mitra pemasaran menjadi strategi dari arumanis. Disamping itu beberapa sampel di gunakan untuk dijadikan sampel di beberapa toko retail.

Memberikan Tester

Hal yang terpenting itu ketika konsumen mencicipi dahulu. Jika sudah cocok dengan rasanya maka akan ketagihan, jadi tidak ada ceritanya ada orang beli tanpa mencicipi terlebih dahulu.

Maka Arumanis H. Ardi ini selalu memberikan tester, sedangkan untuk sertifikasi belum ada. Namun ada harapan kesana. Arumanis H. Ardi ke depan ingin membuat varian produk beragam rasa.

Berdasarkan analisis beliau seandainya ada beberapa rasa, entah dengan adanya rasa buah, beliau sudah memiliki konsep seperti itu.

Namun untuk sementara ini lebih ke rasa original. Hal yang membedakan, untuk oleh-oleh ada kemasan khusus. Sedangkan untuk toko dibuat dengan kemasan kecil sesuai dengan daya beli masyarakat.

Strategi pemasaran sudah semua dicoba, baik online maupun direct selling di beberapa kota. Jadi beliau ada tenaga pemasaran di dalam kota. Kemudian di luar kota dengan sistem direct selling.

Jadi menitipkan dari kota ke kota. Sehingga produk ini sudah menyebar di beberapa kota. Sampai pada hari ini beliau sudah memasarkannya sampai Bali. Untuk daerah barat sudah sampai di daerah Cianjur.

Karakteristik

Kompetitor itu sudah pasti ada namun karakteristiknya itu dilihat dari kualitas bahan bakunya. Sehingga untuk harganya juga menyesuaikan. Jika dibandingkan dengan kompetitor memang sedikit lebih mahal namun dari segi rasa menawarkan rasa khusus.

Kompetitor adalah teman dalam membuat suatu konsep. Tanpa adanya kompetitor jalannya akan stuck, berangkat dari kompetitor ini maka akan semakin memperbaiki konsep dengan menghadirkan beberapa varian rasa.

Harapan

Harapan beliau yang mana sebagai warga Indonesia maka “Cintai produk dalam negeri, cintai produk UMKM, cintai produk yang dibuat oleh sesama kita”. Jadikan produk tradisional sebagai produk unggulan dalam keseharian kita. Produk tradisional adalah produk warisan leluhur kita.

Sebagai identitas negara kita bahwa Indonesia memiliki keberagaman makanan tradisional. Harapannya ketika kita membeli produk tradisional kita menumbuhkembangkan produk tersebut. Tidak seperti pada beberapa puluh tahun belakangan yang sempat hilang dari peredaran.

Bahkan tidak hanya masyarakat Indonesia yang turut untuk menjaganya namun juga pemerintah pula. Menjadi memberikan stimulan pada pengusaha tradisional agar menjadi makanan yang turut dihadirkan dalam beberapa acara.

Demikian kisah sukses dari bisnis snack jadul yang kini masih tetap melegenda selama 10 tahun. Dapatkan artikel liputan menarik lainnya hanya di website Bisnisukm. Tonton juga video menarik lainnya hanya di channel youtube TVBisnis, atau bisa tomton langsung dibawah ini.

Tinggalkan komentar