Mantan Karyawan Bank Banting Stir Bisnis Nasi Bento di Malang

Bisnis katering nasi bentoAlih-alih iseng merintis bisnis katering porsi keluarga disaat libur lebaran tiba, Shirly Maharani Devi (37) justru ketagihan menekuni bisnis kuliner dan memutuskan resign dari pekerjaannya di sebuah bank swasta nasional. “Awalnya tahun 2005 saya sempat merintis bisnis katering. Mengingat saya masih bekerja di sebuah bank swasta nasional maka usaha kuliner ini berhenti hingga cukup lama sampai kemudian saya mengundurkan diri dari perusahaan,” terang Shirly disela-sela kesibukannya mengerjakan pesanan nasi bento.

Tahun 2012 ibu dua putra ini memulai usaha kuliner lagi dengan launching produk “Aneka Kremes MaDu 52” dan membuka sebuah stand di Pujasera, Malang. Namun setelah dihitung-hitung lagi ternyata antara fixed cost dan income hasilnya minus, akhirnya Ia banting setir dan mulai serius menekuni bisnis katering dengan nama “zheGOdhong catering”.

Bisnis Nasi Bentu Karena Kedua Buah Hatinya

Shirly Maharani Devi pengusaha nasi bento“ZheGOdhong” berasal dari singkatan sego (nasi) dikemas dalam godhong (daun) yang menjadi ciri khas penyajian kami. Produk yang banyak dipesan oleh pelanggan kami adalah nasi kuning, tumpeng dan nasi bento,” ujarnya. Kepada tim liputan BisnisUKM.com, mompreneur yang satu ini mengaku mendapatkan inspirasi bisnis nasi bento karena berawal dari perhatiannya sebagai ibu dari kedua anak laki-laki yang masih SD.

Baca Juga Artikel Ini :

Kenalkan Makanan Sehat Melalui Bisnis Katering Diet Mayo

“Saya ingin bekal makan pagi dan siang mereka menarik selera makan dan dihabiskan. Akhirnya tercetuslah ide membuat nasi goreng dengan hiasan rumput laut menjadi bentuk spiderman, lalu nasi kuning berbentuk minion dan sponge bob, nasi putih ala Hello Kitty, nasi pandan hijau menyerupai hulk dan lain sebagainya,” tambah Shirly.

Suatu hari, kebiasaan Shirly membuatkan bekal sang buah hati coba Ia abadikan melalui foto dan dipasang sebagai profile picture BBM. Ia awalnya kaget, karena dari langkah kecil tersbut ada kerabat yang bertanya dan memesan nasi bento buatannya. Dari situ mulailah promosi melalui word-of-mouth mulai berjalan. Terlebih mungkin mereka melihat cara penyajian, komposisi menu dan hiegenitas produksi yang senantiasa Shirly jaga.

“Saat ini produk yang banyak dipesan oleh pelanggan kami adalah nasi kuning, tumpeng dan nasi bento. Nasi bento ini ada beragam bentuk, antara lain seperti karakter spongebob, minion, hulk, spiderman, hello kitty, dan lain-lain. Yang agak rumit adalah spiderman, khususnya membuat garis wajah dengan menggunakan rumput laut,” begitu katanya.

Sehari Mampu Membuat 100 pack Nasi Bento

Contoh pesanan nasi bentoDibantu dua karyawannya, dalam sehari Shirly bisa mengerjakan maksimal 100 pack nasi bento. “Mengingat untuk membuat nasi bento dibutuhkan art (seni) dan kehati-hatian, jadi saya turun langsung sendiri untuk mengerjakan pesanan. Berbeda dengan pesanan nasi kuning atau menu yang lainnya, saya bisa layani lebih dari jumlah itu. Kecuali jika pesanannya sangat banyak dan membuat saya kewalahan, saya akan memanggil karyawan lepas yang sudah kami kenal cara kerjanya,” jelasnya.

Dengan membidik target pasar berdasarkan segmentasi geografis, saat ini Shirly hanya bisa melayani pesanan nasi bento untuk wilayah Malang dan sekitarnya. Namun ternyata ruang gerak yang terbatas tak membuatnya kehilangan banyak peluang, Ia sengaja membidik keluarga dengan penghasilan yang cukup dan beberapa konsumen yang penasaran ingin mencoba sesuatu hal yang baru sehingga Ia bisa mengantongi omzet sekitar Rp 10 juta setiap bulannya.

“Saya bersyukur memiliki suami yang selalu mendukung usaha ini dengan membantu memromosikannya baik melalui socmed maupun pembuatan brosur dan spanduk, sehingga semakin banyak masyarakat yang mengenal produk kami. Ada keinginan untuk membuka restoran namun masih terkendala permodalan, mungkin ini masalah klasik UKM,” ungkapnya sembari tertawa.

Bisnis Nasi Bento Butuh Skill Art

Mompreneur sukses ini mengaku sampai saat ini kendala terbesar yang Ia hadapi dalam berbisnis nasi bento tentunya adalah karena keterbatasan tenaga, karena bisnis nasi bentu membutuhkan kemampuan di bidang seni yang cukup tinggi. Sehingga sampai hari ini proses pengerjaannya harus Ia tangani sendiri secara langsung karena benar-benar dibutuhkan kehati-hatian dalam membuatnya.

“Salah satu cara untuk mensiasati kondisi ini yaitu jika order pas datang bersamaan saya mencoba mendelegasikan sebagian komponen menu ke karyawan, namun tetap sentuhan akhir dan quality control ada pada saya. Selain itu kami juga tidak melayani order yang terlalu mendadak. Jadi order minimal kami terima maksimal H-3,” tuturnya.

Dari bisnis kuliner yang Ia geluti saat ini, ternyata tidak hanya kepuasan materi saja yang Shirly dapatkan. “Salah satu kebanggan yang saya dapatkan dari bisnis ini adalah sempat diliput oleh televisi nasional Trans7 dalam acara “Fish & Chef”. Selain itu saya bangga karena bisa menjalankan tugas utama saya sebagai ibu rumah tangga namun juga bisa berbagi rezeki kepada karyawan yang membantu saya,” kata Shirly di akhir sesi wawancara kami.

Tim Liputan BisnisUKM