Melihat potensi salak di sekitarnya yang cukup melimpah, Edi Priyatno (53) bersama sang istri Dr. Leni Herliani Afrianti mulai tertarik untuk mengolah salak menjadi teh buah. Diawali dari penelitian disertasi yang dilakukan oleh Leni di Sekolah Farmasi ITB yang meneliti buah salak terhadap kandungan antioksidan dan anti asam urat, Edi mulai terinspirasi untuk meningkatkan nilai jual salak menjadi produk baru.
“Inspirasi muncul dari istri saya yang sudah 10 tahun meneliti buah salak. Kemudian dikembangkan penelitiannya pada efek antidiabetes, antikanker dan antikolesterol melalui hibah Dikti yaitu strategis nasional (2009-2011) dan hibah Kompetensi (2013-sekarang),” tutur Edi kepada tim liputan BisnisUKM.com.
Saat ini inovasi teh buah salak sudah diajukan paten, namun bukan sebagai obat hanya sebagai minuman yang mempunyai kandungan vitamin C dan antioksidan lainnya yang baik untuk kesehatan. Mengingat proses pembuatannya yang masih tradisional, teh buah salak Taze ini merupakan teh buah asli tanpa tambahan apapun, baik dari segi rasa dan maupun warna.
Memanfaatkan potensi buah salak dari Sumedang, Jawa Barat, Edi mengaku setiap bulannya bisa memproduksi sekitar 240 pack teh buah salak. “Saya ingin mengembangkan usaha ini karena bahan baku melimpah dan produknya berkualitas. Sudah dilakukan pengujian secara laboratorium baik dari kimia, fisika, mikrobiologi, dan sudah teregristrasi di Depkes, serta dalam proses pengurusan sertifikasi halal,” imbuhnya.
Selama menjalankan bisnis teh buah salak, kendala bisnis yang sering dihadapi adalah masalah pemasaran dan tempat. Kami masih mengerjakan bisnis ini bekerjasama dengan perkebunan di Sumedang untuk mengeringkan buah salak, dan pengemasannya kami lakukan di rumah. Pemasaran belum berjalan dengan baik, mengingat belum tahunya masyarakat terhadap produk teh Taze. “Sebaiknya usaha ini mempunyai tempat pengolahan dan pengemasan sendiri, bukan di rumah,” kata Edi ketika ditanya mengenai harapan kedepannya untuk bisnis teh buah salak ini.
Sejauh ini, teh buah salak telah dipercaya beberapa apotek, toko obat dan swalayan di daerah Jawa Barat, dan dipasarkan ke rekan-rekan bisnisnya sehingga Edi tidak kesulitan untuk memperkenalkan produk ini ke khalayak ramai. “Jika sudah banyak permintaan tidak menutup kemungkinan bila bisnis teh buah salah ini akan dibuka cabang atau waralaba di berbagai kota,” ujar pengusaha sukses ini.
Tim Liputan BisnisUKM