Selama ini orang mengenal lidah buaya sebagai tanaman yang bisa digunakan sebagai penyubur rambut, penyembuh luka, dan perawatan kulit. Akan tetapi, seiring makin berkembangnya teknologi, lidah buaya ternyata bisa diolah juga sebagai bahan baku obat (farmasi), kosmetik, dan bahan makanan/ minuman. Untuk point terakhir (makanan/ minuman), lidah buaya dipercaya memiliki kandungan zat-zat yang diperlukan tubuh, seperti asam amino, mineral, vitamin, dan berbagai komponen lainnya.
Fakta tersebut memancing beberapa pihak untuk mengembangkannya menjadi sebuah peluang bisnis yang menjanjikan. Seperti yang dilakukan oleh Bapak Setiawan (38), yang saat ini mengolah lidah buaya menjadi sirup yang tidak hanya enak dikonsumsi, tetapi juga memiliki khasiat kesehatan. Apa yang dilakukan sarjana teknologi pertanian tersebut bagi sebagian orang mungkin terdengar aneh. Karena masyarakat belum begitu familiar atau bahkan tidak tahu jika lidah buaya ternyata bisa dikonsumsi, baik sebagai olahan makanan ataupun minuman.
Daftar Isi
Ide Bisnis Didapat Dari Program Kuliah Kerja Nyata
Awal mula Pak Iwan merintis usaha yang mengusung brand Aloe Vera tersebut dilakoninya ketika menjalankan program Kuliah Kerja Nyata di Cilacap Jawa Tengah. Saat itu, Pak Iwan menjadikan pengolahan lidah buaya sebagai salah satu program kelompok KKNnya setelah membaca informasi di sebuah surat kabar lokal terbitan Jawa Tengah. “Di salah satu informasi yang disajikan memuat kabar jika lidah buaya selain bisa dibuat shampoo, ternyata juga bisa dikonsumsi,” kata Pak Iwan saat ditemui tim liputan bisnisUKM di rumahnya Gamping Sleman.
Alhasil, sebagai seorang mahasiswa perguruan tinggi swasta di Jogja ketika itu, timbul rasa penasaran dari Pak Iwan untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang pengolahan lidah buaya. Serangkaian trial error pun dilakoni Pak Iwan untuk mendapatkan hasil olahan lidah buaya yang bisa diterima masyarakat. “Adapun yang menjadi produk olahan pertama saat itu adalah koktail lidah buaya, yang kemudian saya jadikan salah satu program KKN untuk pelatihan ibu-ibu PKK di daerah tersebut,” terangnya.
Program kerja KKN tersebut ternyata mendapat apresiasi dari pihak kampus karena dianggap sebagai sebuah terobosan yang menarik. “Kami juga diberikan kesempatan untuk presentasi ke kopertis V untuk memperkenalkan produk itu, dan mereka memberikan respon positif,” lanjutnya. Tidak sampai di situ saja, beberapa pihak termasuk NGO kemudian memback up Pak Iwan dan kawan-kawannya untuk mengembangkan inovasi olahan tersebut ke daerah Kupang NTT.
Mulai Serius Merintis Usaha Sirup Lidah Buaya
Niatan untuk mengkomersilkan olahan lidah buaya (terutama sirup) mulai dilakukan pria asli Kudus itu setelah kembali ke Jawa. Ketika itu, beberapa rekan timnya memutuskan untuk mengambil jalan sendiri dengan bekerja di tempat lain. Sehingga, sebagai pencetus ide dalam pengolahan produk tersebut, Pak Iwan merasa sayang kalau harus ikut-ikutan meninggalkan proyek briliannya itu.
Proses edukasi ke masyarakat terutama dalam memperkenalkan produknya menjadi kendala awal yang dihadapi Pak Iwan ketika itu. Namun, dengan ketekunan yang dia jalankan, lambat laun masyarakat mulai bisa menerima, terlebih selain enak, sirup lidah buaya juga mempunyai kandungan zat-zat yang berfungsi untuk kesehatan tubuh.
Info Produk
Sirup lidah buaya kreasi Pak Iwan diproduksi dengan sistem manual. Dengan bahan baku dari daerah Purworejo dan Wonosari, Pak Iwan dalam sehari saat ini bisa memproduksi hingga 50 kg bahan baku (lidah buaya). “Tidak ada yang sulit, bahan bakunya mudah didapat, murah, dan bebas hama; sementara botol yang kami gunakan juga bisa diperoleh dengan mudah di sekitar kita,” jelasnya.
Dengan masa expired yang mencapai 10 bulan, Pak Iwan mengaku jika produknya kini sudah beredar di seputaran Jogja, Magelang, Semarang, Jepara, Kudus, Pati, Kalimantan, dan Papua. “Tidak ada masalah dalam proses distribusi hingga ke berbagai wilayah tersebut, karena sejauh ini kita juga bekerjasama dengan travel,” imbuhnya.
Untuk pemasaran, sebagian produk sirup lidah buaya itu dipasarkan di tempat-tempat wisata dan toko oleh-oleh. “Dalam proses tersebut, kami ingin memperkenalkan bahwa sirup ini merupakan produk khas Kabupaten Sleman, makanya dalam setiap kemasannya kami juga menggunakan mendong sebagai pelengkap,” jelas Pak Iwan.
Di akhir wawancaranya, Pak Iwan berharap usahanya tersebut bisa lebih berkembang lagi dengan jangkauan pemasaran yang semakin luas. Selain itu, dirinya juga ingin para petani bisa mengembangkan/ menanam lidah buaya. Hal demikian tidak lain karena potensi ke depannya, lidah buaya bisa menjadi salah satu tanaman yang banyak dibutuhkan orang, terutama setelah banyak orang tahu jika lidah buaya bisa dikonsumsi.
Tim liputan bisnisUKM
Boleh bisa minta WhatsApp pak Setiawan nya nggak atau email nya ?
Mas Saya sangat tertarik dengan dengan produk olahan lidahbuaya nya , kalau berkenan saya ingin belajar tentang lidah buaya minimal usaha tanaman lidahbuaya sukur bisa buatproduknya … trimakasih
usahanya sangat bagus dan menarik, dan saya berminat untuk mengembangkan pemasaran di banjarmasin, bisa minta cara jadi distributornya sirup lidah buaya?