Menikmati Wingko Babad Cap Kereta Api Semarang

MENIKMATI WINGKO BABAD CAP KERETA API SEMARANG

Wingko babad merupakan salah satu makanan oleh-oleh khas Semarang. Makanan yang terbuat dari adonan ketan, gula pasir, kelapa, garam, dan air tersebut dikenal sebagai icon kulinernya Semarang selain bandeng presto dan lumpia. Namun, belum banyak orang yang tahu jika makanan berbentuk bulat pipih itu berasal dari tanah Babad Lamongan Jawa timur. Pada tahun 1946, Ny. Mulyono (kelahiran Babad, Jawa Timur), yang memperkenalkan resep keluarganya (Wingko) saat memutuskan untuk pindah ke Semarang. Ketika pertama kali dibuat, wingko hanya dijajakan di Stasiun Tawang Semarang, dimana pada waktu itu menjadi ‘satu-satunya’ pusat oleh-oleh yang ada.

Respon positif dengan makin banyaknya penggemar wingko babad kala itu, membuat Ny. Mulyono berinisiatif memberikan merk kereta api pada produk wingkonya. “Ide untuk memberikan merk dan logo kerta api didapat dari gambar sebuah buku menu yang disediakan di kereta makan, atau dulu disebut dengan gerbong restorasi,” ujar salah seorang karyawan tokonya Ibu Siti Yulaikah. Agar wingko babad cap kereta api semakin dikenal, pada pembungkus produknya ditambahkan alamat rumah, yang saat ini berada di Jalan Cendrawasih Semarang. Usaha yang kemudian menjadi bisnis keluarga hingga saat ini estafet kepemilikan dipegang oleh Ibu Sinata (72), beliau merupakan generasi penerus dari Ny. Mulyono.

Toko oleh-oleh Wingko BabadKetika ditemui tim bisnisUKM pada Hari Rabu (16/11), Wingko Babad Cap Kereta Api diwakili Ibu Siti Yulaikah, sebagai salah satu karyawan senior, beliau berujar jika saat ini lokasi yang tadinya dijadikan rumah tersebut, telah diubah menjadi ruko dua lantai yang menjual aneka oleh-oleh, terutama wingko babad. “Di sini (Jalan Cendrawasih) digunakan sebagai toko oleh-oleh, sementara untuk proses produksinya di lokasi yang berbeda lagi,” ujarnya. Di lokasi yang masih termasuk bagian dari Kota Lama Semarang tersebut, saat ini menjual aneka ragam produk oleh-oleh, tidak hanya wingko babad. Pia, ampyang, bakpia, wajik, sale, telur asin, telur asap, dll menjadi produk makanan yang dijual di toko oleh-oleh tersebut.

“Makanan tradisional masih menjadi menu andalan kami, dan itu tidak hanya hasil produksi sendiri, namun ada juga yang merupakan titipan dari produsen-produsen lain,” imbuhnya. Meskipun menjual produk beragam, para wisatawan ketika mengunjungi toko tersebut rata-rata bertujuan untuk memburu wingko babadnya.

Info Produk

wingko babad semarangUntuk memperkuat kulitas produknya, Wingko Babat Cap Kereta Api saat ini dikembangkan menjadi lima rasa. Kelima rasa wingko babad tersebut adalah rasa original, rasa pisang raja, rasa durian, rasa cokelat, dan rasa nangka. “Dalam proses produksinya, kami sangat memperhatikan mutu bahan yang digunakan, dan supaya aman dan sehat untuk dikonsumsi, kami sama sekali tidak menggunakan zat pengawet, zat pewarna, gula buatan, maupun penyedap rasa,” tambah Ibu Siti. Dengan rasa khas alami yang dimilikinya, Wingko Babad Cap Kereta Api memiliki pelanggan dalam jumlah yang tidak sedikit.

Sebagai makanan tradisional yang khas, wingko babad dijual dengan harga yang terjangkau. Untuk wingko original, harganya Rp.2.400,00/ biji; wingko rasa nangka Rp.2.700,00/ biji; wingko rasa coklat Rp.2.900,00/ biji; wingko rasa durian Rp.3.200,00/ biji; dan wingko rasa pisang Rp.2,.700,00/ biji. Biasanya di tempat tersebut, wingko dijual dalam dua paket kemasan, yaitu dus kecil dengan harga Rp.26.500,00; serta dus besar Rp.39.000,00. Ibu Siti mengaku jika penjualan wingko babad cap kereta api akan mengalami lonjakan siginifikan ketika memasuki musim liburan sekolah atau saat weekend tiba.

toko wingko cap kereta apiMeskipun dikenal sebagai pionir wingko babad di Semarang, mereka tetap melakukan sistem pemasaran melalui berbagai media. “Pemasaran secara aktif terus dilakukan, karena kompetitor sekarang sangat banyak, bahkan rata-rata menggunakan merk yang hampir sama dengan kami,” terang Ibu siti. Kondisi demikian tidak disikapi berlebihan oleh Wingko Babad Cap Kereta Api. Karena mereka yakin jika para pelanggan yang sudah tahu keaslian terhadap sebuah produk, maka dijamin pasti fanatik dengan produk tersebut, dengan tidak berpaling dengan produk lain yang sejenis.

Tim liputan bisnisUKM

1 Komentar

Komentar ditutup.