Sukses merintis usaha ketika masih berstatus sebagai seorang mahasiswa, sebelumnya tak pernah terlintas dalam benak Arifianto (24), Dwi Hartanto (24), Haniah (24), dan Fikri Candra (23). Setelah mendapatkan pendampingan dari Haris Hermawan (47) selaku dosen kewirausahaan di LPK Magistra Utama Jember, empat mahasiswa jurusan design tersebut mulai merintis bisnis roti dengan modal awal sekitar Rp 1.400.000,00 untuk membeli bahan baku produksi.
“Tahun 2010 Bapak Haris Hermawan melakukan pendampingan entrepreneurship terhadap 4 orang mahasiswa jurusan design. Selama 1 tahun dosen melakukan transformasi langsung ke lapangan berupa know-how, skill, attitude kepada mahasiswa sebagai calon entrepreneur setelah berhasil membangun jiwa dan karakternya,” cerita Arifianto.
Dengan modal usaha yang mereka dapatkan dari sang dosen, awalnya Arifianto dan kawan-kawan membuat roti manis dan proses produksinya masih sangat manual menggunakan alat-alat seperti oven, loyang, dan lain-lain. “Peralatan kami pinjam dari ibu mertua Bapak Haris Hermawan dan dipasarkan secara door to door dan dijual ke pasar tradisional mulai jam 02.00 sampai jam 07.00. Kalau ada sisa dijual door to door, saat itu produksi pertama hanya 50 roti per hari dan gak ada untung, malah roti yang sudah dijual murah Rp 1.000,00 masih ditawar Rp 500,00,” kenangnya.
Namun, dengan modal semangat dan kemauan yang kuat untuk bisa menjadi seorang pengusaha sukses, Arifianto, Dwi Hartanto, Haniah, dan Fikri Candra tetap optimis bila kedepannya roti yang saat itu baru bisa diproduksi 50 roti per hari pasti besok naik jadi 500 roti, 5.000 roti bahkan ribuan roti di masa datang. “Terbukti, Allah Maha Pengasih Penyayang selalu memberi atas doa hamba-Nya. Alhamdulillah setelah 4 tahun ini kami mampu memproduksi roti rerata diatas 8.000 roti manis per hari dan ribuan pelanggan tetap di universitas, sekolah, hotel, biro perjalanan, pengajian, arisan, hajatan, instansi pemerintah maupun swasta,” ucapnya.
Dipasarkan dengan mengusung brand Roti Ceria, empat sekawan ini menawarkan aneka jeni roti seperti misalnya roti manis, donat, muffin, roti boy, dan kue tart dengan variasi isi yang beragam. “Awalnya kami memilih jenis-jenis roti di dunia melalui internet dimana tiap daerah memiliki keunikan feature (bentuk), taste (rasa), tekstur (kelembutan) dan varian yang beragam. Kami coba membuat beberapa jenis roti manis seperti mexican bun, cinnamon roll, mocca bread, cheese roll up untuk memenuhi kebutuhan harian keluarga. Dan setelah dilakukan penelitian melalui kuesioner, ternyata 94% pembeli Roti Ceria mengaku puas,” tutur Haniah.
Dibandingkan dengan roti manis lainnya, Roti Ceria bukan sekedar roti manis karena didalamnya terkandung semangat dan kemauan yang kuat dari para pemiliknya untuk bisa berhasil menjadi pengusaha sukses. “Roti Ceria akan menceriakan keluarga Indonesia sekaligus menceriakan hari-harimu di sekolah, serta dimanapun kamu berada. Tentunya ceria karena sehat dan roti ceria memberikan manfaat protein dari tepungnya, manfaat calcium dari telurnya, omega tiga dari susu dan kejunya. Karenanya Roti Ceria ingin Ceriakan harimu dengan Roti Ceria,” ujar Arifianto.
Kapasitas Produksi Lebih dari 8.000 pcs setiap hari
Dibantu oleh 58 orang tenaga produksi, saat ini bisnis roti ceria kapasitas terpasang 24.000 roti perhari kapasitas terpakai sedikitnya 8.000 pcs dalam sehari. “Sampai hari ini kendala kami adalah memproduksi dalam kapasitas besar untuk pasar yang lebih besar, target produksi adalah 24.000 per hari selama ini masih mampu terpakai 60% dari kapasitas terpasang,” ungkapnya.
Dari bisnis Roti Ceria yang dijalankan Fikri Candra bersama teman-temannya, setiap bulannya empat pengusaha muda tersebut bisa mengantongi omzet sekitar Rp 300 juta. “Segmen pelanggan Roti Ceria seperti misalnya beberapa universitas swasta, instansi pemerintahan maupun BUMN, pondok pesantren, komunitas yang ada di sekitar Kabupaten Jember. Jangkauan pemasaran masih di area jember dan sekitarnya, kami bersyukur pelanggan puas, itulah yang menjadi lecutan Roti Ceria untuk menjadi salah satu produsen roti nasional,” jelas salah satu pengusaha muda yang merintis usaha sejak usia 19 tahun.
Tidak hanya itu saja, saat ini Roti Ceria mendapat pengakuan dari dunia pendidikan untuk memberikan fasilitas bagi pelajar maupun mahasiswa untuk magang atau melakukan penelitian untuk penulisan tugas akhir. “Kami juga memberikan pendampingan untuk Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) DIRJEN DIKTI,” imbuh Haniah.
Di usianya yang relatif masih sangat muda, empat alumni Magistra Utama Jember ini mengelola asset usaha sebesar Rp 6,5 Milyar dari Angel Investor berupa tanah dan bangunan untuk toko dan pabrik serta mesin produksi. “Dari keberhasilan tersebut kami mengajak untuk bergabung mengembangkan social entrepreneur sebagai affiliate marketing, dropshipper, ataupun reseller di seluruh Indonesia. Kami yakin kita akan berhasil dengan konsep ‘Mempererat persahabatan mempertajam kepekaan social untuk saling membagi keberuntungan dan keuntungan’ inilah cara kami untuk saling berbagi kebaikan,”
Bagi keempat pengusaha muda ini, yang terpenting dalam menjalankan bisnis roti Ceria yaitu semangat dan memiliki kemauan yang kuat untuk berhasil dari tiap individu dalam organisasi, menjaga Brand Identity bersama shareholder (pelanggan, pekerja, partner, supplier), dan menentukan harga sesuai dengan mutu dan kemampuan konsumen.
Tim Liputan BisnisUKM
Suksez trus wahai para teman seangkatanku dulu S̤̥̈̊є̲̣̥є̲̣̣̣̥♍ªªªηGªª†̥†̥̥ dan perjuangan kalian sungguh luar biasa
saya asal kencong . alatnya itu pesan di mana ya? skrng harganya berapa?
Interesting….minat buat join ni
Ingin coba doooong