Budidaya ikan menggunakan teknik Keramba Jaring Apung (KJA) menjadi pekerjaan utama bagi sekitar 50 warga di sekitar Setu Citayam, Depok. Meski resiko ikan dicuri orang karena kondisi setu yang gelap di kala malam, warga tetap setia menjala untung dari usaha budidaya ikan air tawar di danau tersebut.
Toni, salah seorang warga yang menjadi pembudidaya ikan di Setu Citayam mengatakan, membudidayakan ikan dengan teknik KJA sangat menguntungkan. Sebab, umpan yang dibutuhkan tidak terlalu banyak, karena ikan mendapat asupan makanan alami seperti mikroorganisme, ganggang dan dan lumut yang terdapat di dalam danau.
Danau Tercemar dan Semakin Dangkal
Namun, kondisi air danau yang makin hari makin tercemar sampah juga menjadi kendala tersendiri bagi warga sekitar dalam membudidayakan ikan. “Dulu air danau bersih, bahkan dalamnya hingga 3 meter lebih. Sekarang banyak sampah dan makin dangkal. Paling sekarang dalamnya danau hanya 2 meter kurang,” ujarnya kepada BisnisUKM.com, Rabu (27/4).
Ia mengakui membudidayakan ikan di danau membuat ikan menjadi lebih cepat besar. Ia yang memiliki dua keramba gurami dan mujair tak perlu repot menyediakan diesel untuk kebutuhan oksigen ikan, karena kondisi air danau yang bergerak pelan membuat ikan tetap hidup.
Baca Juga Artikel Ini :
“Kalau umpan kita kasih pelet. Tapi, tidak banyak, selebihnya kita kasih dedaunan saja seperti daun talas dan daun kacar-kacar,” jelasnya.
Menurutnya, budidaya ikan gurami dan mujair prospeknya cukup bagus. Terlebih, ikan gurami termasuk ikan mahal dengan kondisi harga yang tetap stabil. Untuk 1 kilogram gurami ia biasa menjualnya antara Rp 30-35 ribu. Sedangkan untuk mujair dijualnya antara Rp 10-15 ribu per kilogram.
“Kalau omzet saya belum bisa bilang, karena usaha saya masih baru. Cuma yang jelas budidaya gurami memang menguntungkan. Untuk gurami yang masih seukuran tiga jari saja sudah dihargai Rp 3.000 per ekor. Biasanya dijual di Pasar Citayam langsung,” ucapnya.
Ikan Sapu-sapu Kerap Merusak Jaring
Selain karena faktor sampah, kondisi setu yang banyak dihuni ikan sapu-sapu juga cukup menyulitkan pembudidaya ikan. Tajamnya kulit ikan sapu-sapu tak jarang kerap merobek jaring apung milik warga hingga membuat ikan yang berada di dalam jaring lari keluar.
Untuk menyiasatinya, para pembudidaya terpaksa menyerok ikan yang dianggap sebagai hama tersebut untuk kemudian membuangnya.
BINGUNG CARI IDE BISNIS ?
Dapatkan Ratusan Ide Bisnis Dilengkapi Dengan Analisa Usaha.
Klik Disini
“Budidaya ikan di danau untungnya sangat menjanjikan. Kita berharap ada pelatihan dan bantuan modal dari pemerintah agar produksi ikan kita makin meningkat,” harapnya.
Tim Liputan BisnisUKM
(/Dunih)
Kontributor BisnisUKM.com wilayah Depok