Ditemui tim liputan BisnisUKM.com di kediamannya beberapa waktu yang lalu, Heri bersama dengan sang istri Anifatul Ma’rifa (35) berinisiatif merintis bisnis batik aplikasi setelah melihat produk serupa di pasaran yang modelnya hanya itu-itu saja. “Kenapa kami lari di bidang ini karena menurut pengamatan kami, produk yang ada di pasaran hanya itu-itu saja. Kami merasa punya ilmu di bidang itu, akhirnya kami mencoba membuat produk beberapa buah dan bisa bertahan hingga saat ini,” ujarnya.
Di awal merintis usaha, Heri yang mengusung brand batik aplikasi Ciandari ini tak jarang mendapatkan penolakan dari toko-toko yang ada di Yogyakarta. “Waktu itu kita menawarkan beberapa toko yang ada di Pasar Bringharjo, dan tidak sedikit yang menolak. Dari segi harga kita memang kurang masuk di harga pasar, karena kita menggunakan bahan baku yang tidak biasa atau menengah ke atas. Kami mencoba terus hingga akhirnya dapatlah kita satu tempat yang mau dititipi dan kita lanjut pengembangan titip di Mirota Batik,” jelasnya.
Fokus Memproduksi Home Decor
Sebelum memproduksi batik aplikasi khusus home decor, awalnya Heri memproduksi tas handphone yang modalnya lebih murah. Namun seiring dengan permintaan pasar, Ciandari mulai beralih fokus memproduksi produk home decor seperti sarung bantal kursi, gorden, sprei dan bed cover, karpet, dan produk lainnya sesuai dengan permintaan konsumen.
Dibandingkan dengan produk batik aplikasi lainnya, Ciandari lebih mengutamakan keunikan desain dan menggunakan bahan baku yang halus (menengah ke atas) untuk menunjukkan keunggulan produk-produknya. “Kita tidak mengikuti model yang sudah ada di pasar, kita cenderung membuat desain baru dan bisa terima custom sesuai dengan permintaan konsumen,” imbuhnya ketika ditanya mengenai kelebihan produk Ciandari.
Dalam sebulan Ciandari bisa memproduksi sedikitnya 150 set batik aplikasi (satu set terdiri dari 5 sarung bantal kursi dan 1 taplak meja). “Biasanya menjelang lebaran, tahun baru, dan liburan permintaan meningkat pesat. Tapi biasanya yang ramai menjelang lebaran, satu bulan sebelum biasanya perubahan pasarnya mulai terasa,” terang ayah dua putri tersebut.
Pemasaran Efektif Melalui Pameran
Memanfaatkan jaringan forum komunikasi UMKM yang rutin diadakan di setiap kecamatan di Kota Yogya, Heri mengaku cukup terbantu untuk mendapatkan peluang baru terutama untuk memperluas pasar batik aplikasi Ciandari.
Kedepannya Heri berharap bisnis batik aplikasi khususnya produk sarung bantal kursi yang Ia produksi bisa masuk ke hotel-hotel besar dan memperluas pasar hingga ke beberapa daerah. “Saat ini ada keinginan untuk masuk ke hotel-hotel, sedangkan untuk luar kota ingin memperluas pasar. Sekarang kita juga belum terlalu besar untuk luar kota, baru ada Jakarta, Bandung, Surabaya, Palembang, dan Medan, lainnya belum,” paparnya.
Di akhir pertemuan kami, Heri juga membeberkan kunci suksesnya merintis bisnis batik aplikasi Ciandari. “Awal jangan takut melangkah. Kebanyakan yang saya lihat orang-orang takut duluan, siapa juga yang mau memberi modal kalau usahanya belum jelas. Jadi, dari saya bergerak lebih dahulu saja!” pesan Heri.
Tim Liputan BisnisUKM