Nekat Menjadi Pengusaha Setelah Terlilit Hutang Usaha

Bisnis kateringDi usianya yang relatif masih muda, Awi Wahyudi (21) yang kini sukses merintis bisnis katering dulunya pernah memikul beban hutang yang cukup besar. Terlahir dari keluarga sederhana, pengusaha muda asli Lampung Utara ini mengalami berbagai macam kegagalan usaha sebelum akhirnya bisa sukses seperti sekarang ini.

“Latar belakangnya kenapa saya ingin berbisnis adalah keinginan untuk mandiri sesegera mungkin, karena bagi pribadi saya sendiri, bisa mandiri dalam hal mencari rezeki bahkan bisa membantu ekonomi keluarga akan menjadi suatu kebanggaan dalam hidup saya,” kata pengusaha yang akrab dipanggil Awi ini.

Baca Juga Artikel Ini :

Bisnis Katering Makanan Sehat Peminatnya Kian Meningkat

Katering Makanan Anak Sukses Dipasarkan Secara Online

Bertubi-tubi Mengalami Kegagalan Usaha

Mengawali perjalanannya di dunia usaha sejak duduk di bangku kelas 2 SMA, kala itu Awi mengikuti program “Saatnya Osis Narsis dengan Berbisnis” dimana setiap perwakilan sekolah dilombakan untuk membuat suatu grup dengan memakai kartu perdana dari salah satu operator dan pemenangnya akan mendapat hadiah sekitar Rp. 2.500.000,-. Saat itu Awi bersama teman sekolahnya membuat satu tim dengan nama Sevenstar yang beranggotan 7 siswa. Namun setelah keliling berjualan kartu perdana dan menggalakkan program Osis tersebut, Awi harus menerima kenyataan bahwa hasilnya tidak mencapai target. Bahkan selain gagal mendapatkan hadiah, Ia pribadi harus menanggung kerugian sekitar Rp 400.000,-.

Pengusaha kateringTak hanya cukup sekali mengalami kegagalan usaha, Awi pernah mencoba bisnis jersey timnas Indonesia namun tutup dengan nilai kerugian sebesar Rp 400.000,-, adalagi bisnis kaos custom dan lagi-lagi Ia merasakan kegagalan. Bila ditotal kerugiannya saat itu pun lumayan besar, yaitu sekitar Rp 2.500.000,-.

“Nah setelah saya diterima masuk dan kuliah di Kampus Bisnis Umar Usman Jakarta, saya sebenarnya sedikit punya ilmu bisnis, namun keinginan saya yang menggebu-gebu untuk membuka usaha Sosis Bakar Podokribo mengantarkan saya kembali mengalami kegagalan yang keempat kalinya dan harus menanggung kerugian sekitar Rp 6.000.000,-,” ujarnya.

Tidak patah semangat, Awi pun segera “move on dan kembali ke bangku kuliah, karena sewaktu membuka usaha Sosis Bakar Podokribo Ia jarang masuk kuliah. Setelah mulai rajin kuliah, pengusaha muda ini kembali mendapatkan ide bisnis untuk jualan kue sus. “Kali ini bersama salah satu sahabat saya di kampus, saya menjual kue tersebut ke acara Dompet Dhuafa di gedung RRI Jakarta Pusat, lagi-lagi dengan minimnya pengalaman dan beda sikon, kami berdua harus menanggung kerugian sekitar 57 pack kue sus yang tersisa, kalau dinominalkan sekitar Rp 450.000,-,” kenang Awi.

Mungkin itulah cobaan yang membuat Awi semakin kuat. Ia kembali memberanikan diri untuk membuka stand di Pesta Wirausaha Taman Mini April 2015 dengan menjual nasi box, kopi, jahe seduh, gula semut dengan memperkerjakan 2 temannya dengan gaji per hari Rp 50.000,-/ orang. Pasarnya lumayan bagus, selain dapat relasi bisnis Ia pun semakin terbuka cakrawalanya tentang bisnis dan peluang. “Dari buka stand di TMII bisa dapat profit sekitar Rp 800.000,-. Alhamdulillah kenyang kegagalan, tapi setelah itu orderan-orderan mulai ramai. Mulai dari Yes Club, training pengembangan diri sampai seminar internet marketing, yang untungnya lumayanlah untuk seukuran bisnis sampingan mahasiswa,” ungkapnya kepada tim liputan BisnisUKM.com.

BINGUNG CARI IDE BISNIS ?

Dapatkan Ratusan Ide Bisnis Dilengkapi Dengan Video

Klik Disini

Mulai Fokus Menekuni Bisnis Katering

Podomangan NusantaraSetelah melihat permintaan nasi dan snack box cukup menjanjikan, terakhir Awi memutuskan untuk fokus ke bisnis kuliner, tepatnya catering. “Inspirasi saya adalah Mbo’e, nenek tercinta yang dulunya jualan pecel di pasar tradisional. Mulai kecil saya serumah dengan Mbo’e, saya dapat banyak ilmu tentang hidup dan khususnya tentang bisnis,” ujarnya.

Mengingat pengusaha muda ini masih aktif di bangku perkuliahan, Ia lebih memilih menjalin kerjasama dengan relasi bisnis yang menekuni usaha catering lalu dipackaging ulang dan dipasarkan dengan brand “Podomangan Nusantara” miliknya. Terbukti, strategi ini cukup efektif sehingga kuliah tetap berjalan dan bisnis sampingan semakin berkembang.

Dari bisnis sampingan yang kini Ia jalankan, Awi berharap bisa memberikan kebahagiaan bagi orang-orang di sekitarnya. “Harapan saya pribadi adalah memiliki 1.000 cabang Restoran Podomangan Nusantara di Indonesia sampai mancanegara, serta mampu memberdayakan, memintarkan dan membantu ekonomi masyarakat sekitar,” tutur Awi di akhir sesi wawancara kami.

Tim Liputan BisnisUKM