“Kunci dari segala hal adalah kesabaran. Anda bisa mendapatkan ayam dari mengerami telur, tidak memecahkannya.” Arnolg Glasgow
Sadar dan tidak sadar, kita tahu bahwa perilaku setiap manusia saat ini selalu menginginkan kepuasan yang sifatnya instan, melakukan penjualan yang tidak terlalu lama, membeli makanan dengan layanan yang cepat, mengirimkan barang dengan antaran super kilat atau menarik perhatian dan bernegosiasi hanya dalam waktu sepuluh menit. Kebanyakan dari kita menginginkan segala sesuatunya terjadi dengan super cepat.
Perkembangan teknologi seperti internet, telepon seluler, mesin faks, pager, dan sebagainya, “memaksa” kita dapat memperoleh berbagai informasi hampir bersamaan dengan waktu kejadiannya. Generasi orang tua kita “tempoe doeloe” harus menunggu terbitnya harian pagi atau sore untuk mendapatkan secuil berita.
Kita juga telah memiliki saluran berita yang mengudara selama 24 jam sehari dan internet di mana kita bisa melihat berbagai peristiwa dikupas. Bahkan, untuk membuka situs yang terlalu lama-pun, kebanyakan dari kita tidak akan mau untuk bersabar. Sepertinya kesabaran bukanlah nilai yang bagus pada millenium baru ini.
Tetapi dalam dunia bisnis, kesabaran masih dan akan selalu diperlukan. Kebanyakan entrepreneur yang kelihatannya “tiba-tiba sukses” , sering kita dengar bahwa sebenarnya dia memerlukan waktu beberapa tahun untuk mencapainya. Kita bisa melihat, seorang dosen yang disebut “tiba-tiba sukses” dapat dipastikan memiliki pendidikan yang tinggi, sering melakukan riset, melanjutkan kuliah ke jenjang strata 2 dan sewaktu masih kuliah terus menerus mengerjakan tugas (sangat berat bagi saya, ha..ha..ha). Hal serupa juga bisa terjadi kepada seorang atlet sepakbola ternama misalnya. Apa yang kita tidak tahu adalah tahun dimana waktunya dia habiskan untuk berlatih, mengikuti liga-liga kampung tanpa bayaran serta makan “nasi sayur bayem tahu krupuk” demi mengirit.
Kesabaran sangat sulit dikuasai, tetapi diperlukan jika kita ingin melakukan sesuatu dengan benar. Ketika FW. Lombardi (Founder The Young Entrepreneurs Inc) memiliki perusahaannya, seringkali muncul gagasan produk dan akan menawarkannya pada suatu hari nanti. Kadang-kadang beliau melakukannya dan gagasan-gagasan itu terbukti lebih berat dari nilainya, karena beliau tidak merencanakannya dengan baik.
Sebagian besar hal memerlukan waktu untuk bisa dikerjakan dengan benar, karena ketergesa-gesaan hanya akan membakar diri sendiri. Kita tahu bahwa melukis “Last Supper” memerlukan waktu empat tahun. Bagaimana jadinya jika Da Vinci mencoba untuk menyelesaikannya lebih cepat…??? Akan jadi apakah lukisannya …??? Empat tahun adalah waktu yang panjang untuk menyelesaikan sebuah lukisan, tetapi jelas pada akhirnya lukisan tersebut sangat berharga.
So, benarlah apa yang dikatakan Arnolg Glasgow. Kunci dari segala hal adalah kesabaran. Dan berita buruknya, hal tersebut juga berlaku di dunia bisnis. Pasti dan akan selalu terus seperti itu.
…Kita bisa mendapatkan ayam dari mengerami telur, bukan dengan mengambil palu godam untuk memecahkannya, walaupun kita selalu ingin melakukannya…
Usaha apa yg cocok dikampung