Peluang Usaha Beragam Jenis Sepatu

Peluang Usaha Beragam Jenis Sepatu

Modal Usaha Sepatu

Modal Usaha Sepatu

Berapa modal usaha yang diperlukan? Modal usaha sepatu ini tergatung juga sama model atau jenis bisnis yang akan kamu jalankan. Ada beberapa model bisnis untuk menjalankan usaha sepatu, di antaranya adalah:

1. Dropship

Ketika modal yang kamu miliki belum terlalu besar, maka dropship brand sepatu yang sudah cukup punya nama bisa menjadi pilihan yang tepat. Dengan sistem dropship kamu tidak perlu susah payah melakukan QC atau Quality Control produk, packing produk, dan mengirimkan produk ke pelanggan. Kamu hanya perlu memesan dan membayar produk pesanan untuk nantinya dikirimkan ke pelanggan, selebihnya supplier akan handle pesanan sampai ke pelanggan menggunakan nama toko kamu. Bermodalkan smartphone, kuota internet, katalog, dan tanpa stok produk kamu udah bisa menikmati berbagai kemudahan untuk mendapatkan penghasilan. Tapi sebelum kamu menjajal model bisnis ini ada beberapa hal yang perlu kamu pahami.

Pertama tentukan terlebih dahulu siapa yang jadi target pasar. Cari tahu masalah yang mereka alami dan pilih produk yang bisa menjadi solusinya. Tujuannya supaya produk yang nantinya kamu pilih punya value yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Kedua, cari dan temukan supplier yang tepat. Buat perbandingan beberapa supplier dari segi kredibilitas, kebijakan perdagangan, dan kualitas produk yang ditawarkan. Pastikan supplier tidak memberi risiko jangka panjang bagi bisnis kamu nanti. Kamu juga harus meyakinkan supplier bahwa kamu bisa menjadi mitra bisnis yang hebat. Dengan kata lain, relasi antara kamu dan supplier haruslah saling menguntungkan. Hindari menjual produk yang sifatnya sensitif atau masih belum jelas secara regulasi hukumnya. Setiap negara, termasuk Indonesia pasti punya regulasi hukum terkait pengiriman barang dan lain-lain. Kamu harus mencari tahu dan pastikan produk tersebut sudah punya izin edar.

2. Reseller

Model bisnis reseller ini mengharuskan kamu menyetok sejumlah produk dari supplier. Ketika kamu tertarik untuk menjadi reseller, mulailah dengan mengambil stok produk dari suplier dalam jumlah kecil. Setelah memang kamu lihat prospeknya bagus, barulah kamu berani ambil dalam jumlah besar bahkan bisa menjadi agen dari produk sepatu yang kamu jual. Sebagai reseller pemula, ada beberapa hal yang harus kamu perhatian dengan betul supaya ke depannya bisnis reseller sepatu kamu ini bisa berjalan dengan baik dan bisa menghasilkan keuntungan yang menjanjikan.

Pertama kamu harus mengenail produk yang akan kamu ambil dari supplier terlebih dahulu. Coba analisa apakah produk tersebut memiliki peluang yang besar untuk berkembang atau tidak. Jika memilih untuk menjadi reseller, maka kamu juga harus siap untuk bersaing dengan reseller lainnya. Selain itu kamu juga harus amati seberapa populer brand sepatu tersebut. Makin populer brand tersebut, maka dalam pemasarannya akan semakin mudah dan jumlah konsumen potensialnya besar. Kemudian bandingkan juga produk dengan brand lain supaya kamu bisa menganalisa kelebihan dan kekurangan brnad sepatu yang akan kamu jual nanti.

Kedua, riset tentang profil perusahaan atau pemilik brand. Sesederhana dengan mencarinya di mesin pencari seperti Google. Ada banyak perusahaan yang menawarkan kemitraan dengan merekrut reseller. Kamu harus jeli dan teliti karena ada saja perusahaan yang bermaksud untuk menipu para reseller-nya. Untuk memastikan apakah perusahaan tersebut terpercaya, kamu bisa melihat bagaimana tanggapan atau komentar reseller lainnya yang sebelumnya telah bergabung. Kamu juga perlu memastikan berapa lama jam support online yang disediakan oleh perusahaan tersebut, apakah layanan konsumen buka setiap hari, dan ketahui bagaimana sistem reseller yang diterapkan.

Setelah semuanya sudah kamu pastikan aman, barulah mulai menjadi resller sepatu dari suatu brnad. Mulailah dari yang kecil untuk kemudian kamu fokus pada langkah ketiga yaitu pemasaran produk. Gunakan media sosial untuk pemasarannya. Contohnya Facebook dan Instagram. Kedua media sosial ini sangat populer sebagai lahan untuk mengembangkan usaha dan memaksimalkan keuntungan. Selain itu jalinlah hubungan yang baik dengan orang-orang terdekat dan juga target konsumen kamu. Menjalin relasi sangatlah penting terutama dalam berbisnis. Manfaatkan relasi atau hubungan pertemanan baik yang telah dijalin dengan teman, keluarga, atau sahabat kamu. Mintalah bantuan mereka agar mau memasarkan produk yang kamu jual. Sesederhana mengunggah ulang foto atau video dagangan kamu. Selain itu kamu juga bisa menawarkan komisi yang akan mereka dapatkan setiap kali berhasil menjual satu produk.

3. Produksi Sepatu

Produksi Sepatu

Kalau kamu berencana untuk memproduksi sepatu sendiri, tentunya modal yang diperlukan akan lebih banyak. Mulai dari investasi awal, biaya penyusutan, sampai biaya operasional. Selain itu kamu juga harus tentukan jenis sepatu apa yang akan kamu produksi. Misalnya untuk memproduksi sepatu dan sandal kulit peralatan sederhana yang dibutuhkan berupa paku, palu, lem, cetakan, catut/tang, dan mesin jahit. Dalam proses produksinya, awalnya dilakukan pembuatan pola terlebih dahulu, setelah pola terbentuk bahan baku kulit dipotong sesuai ukuran, kulit yang masih tebal kemudian ditipiskan dengan jalan diseset, baru dilanjutkan dengan proses dijahit, dan yang terakhir dilakukan finishing serta penambahan aksesoris.

Sepatu pada dasanya punya dua elemen penting yaitu Upper dan Bottom. Upper merupakan elemen penting yang terdapat pada bagian atas sepatu. Bagian ini tersusun atas bagian ujung sepatu, bagian sisi kanan dan bagian sisi kiri sepatu, bagian lidah sepatu, sampai ke bagian belakang sepatu. Bagian Upper sepatu memiliki kharakteristik yaitu berbahan kain sintesis atau kulit yang dirakit melalui proses penjahitan. Sedangkan bagian Bottom merupakan elemen penting yang terdapat pada bagian bawah sepatu. Bagian bottom ini biasa juga disebut sole. Bagian bottom tersusun atas bagian insole, bagian midsole, dan bagian outsole. Berikut adalah langkah-langkah pembuatan sepatu secara handmade.

1. Cutting process

Merupakan proses pemotongan bahan baku sebelum dirakit menjadi bagian upper sepatu. Pada proses ini, bahan baku yang telah dipersiapkan (kulit, suede, canvas, dll) dipotong mengikuti pola dari sepatu yang akan dibuat. Pada proses pemotongan ini, kamu memerlukan alat pemotong yang biasa disebut sebagai cutting dies dimana bentuk dan ukuran dari alat ini telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan pola-pola potongan dari sepatu yang akan dikerjakan. Selain alat potong, pada proses ini, pengrajin juga memerlukan mesin potong atau yang biasa disebut cutting machine.

2. Sewing atau Stitching

Merupakan proses dimana bahan baku yang telah dipotong pada cutting prosess dijahit dan dibentuk menjadi upper sepatu. Proses penjahitan ini memerlukan banyak waktu pengerjaan dikarenakan tingkat kesulitannya yang tinggi. Selain itu pada proses ini juga membutuhkan ketelitian yang tinggi agar pola yang sudah di potong dapat menjadi bagian upper sepatu yang baik sehingga memudahkan pada proses perakitan sepatu.

3. Outsole Production

Merupakan proses pembuatan outsole atau bagian terbawah sepatu (bagian yang sering kontak dengan tanah). Para pengrajin sepatu biasanya menggunakan beberapa bahan yang digabung pada pembuatan outsole. Hal ini bertujuan agar model sepatu serta warna dan fungsi dari sepatu sesuai dengan apa yang diinginkan. Bahan-bahan yang digunakan biasanya yaitu bahan plastik, karet, dan busa. Jenis bahan yang digunakan pun sangat beragam, misalnya bahan plastik memiliki jenis TPR, jenis TPU, dan lain sebagainya.

4. Insole Production

Merupakan proses insole atau bagian dalam sepatu yang ada di bawah kaki. Proses pembuatan insole ini memerlukan kejelian dalam pemilihan bahan karena bagian insole inilah yang mempunyai peranan penting sebagai penentu kenyamanan sepatu ketika digunakan.

5. Stock Fitting

Merupakan proses penggabungan bagian bottom sepatu atau penggabungan antara bagian midsole sepatu dan bagian outsole sepatu hingga menjadi bottom sepatu. Namun proses ini tidak sepenuhnya terjadi pada semua jenis outsole karana ada sebagian jenis outsole yang bisa langsung dirakit tanpa harus melewati proses stock fitting ini. Midsole yang harus melaui proses stock fitting ini ada midsole yang memiliki bahan dasar phylon. Midsole berbahan phylon ini akan dilem atau digabungkan dengan outsole yang memiliki bahan dasar karet atau rubber sole.

6. Assembly

Merupakan proses dimana bagian-bagian sepatu dirakit menjadi satu. Pada proses ini bagian upper sepatu dan bagian bottom sepatu akan disatukan sehingga membentuk sepatu. Bagian upper sepatu merupakan hasil dari proses stitching sedangkan bagian bottom sepatu merupakan hasil dari proses stcokfit yang kemudian dirakit pada proses assembly ini agar menjadi bentuk sepasang sepatu.

7. Less

Sepatu yang sudah masuk pada proses assembly atau perakitan bagian upper dan bagian bottom merupakan sepatu yang sudah sepasang dan memiliki size atau ukuran yang telah ditentukan. Namun para konsumen memiliki ukuran kaki yang berbeda-beda. Misalnya ukuran sepatu Orang Amerika pasti berbeda dengan ukuran kaki orang Asia. Oleh karena itu, pada proses ini kamu perlu menggunakan Laste. Laste ini berfungsi membuat bentuk sepatu supaya mengikuti kontur kaki. Dimensi laste pada setiap merek sepatu berbeda-beda walaupun size yang sudah ditentukan sebelumnya sama.

8. Penyatuan Upper dan Midsole

Sepatu dengan bahan Phylon akan digabungkan dengan Upper menngunakan mesin Toelast dan Mesin Healast. Mesin Toelast atau Toelasting Machine berfungsi untuk menyatukan Upper dan Midsole dengan cara mengepress dan mengelem bagian ujungnya atau toe. Sedangkan mesin Healast atau Healast machine berfungsi untuk menyatukan bagian belakang atau heal dari Upper dan midsole dengan cara pengeleman dan Press juga. Namun, sepatu berbahan stroble tidak menggunakan mesin toelast dan mesin healast pada proses penyatuannya. Sepatu jenis ini menggunakan system penjahitan pada proses penyatuan bagian upper dan midsole nya. Upper dan midsole yang sudah disatukan dan memiliki laste pada bagian dalamnya, kemudian di panaskan atau melalui proses heating supaya bahan yang digunakan dapat tercetak mengikuti kontur dari permukaan laste.

9. Treatment Upper dan Bottom

Sebelum melalui proses penyatuan, permukaan kontak atau contact surface dari upper dan bottom akan mengalami proses treatment. Proses treatment ini memiliki fungsi untuk membuka pori-pori permukaan dari bootom dengan cara disinari dengan sinar ultra violet atau sinar UV. Selain itu proses ini memiliki fungsi untuk membersihkan permukaan kontak, cementing, serta heating atau pemansaran.

10. Press

Setelah melewati proses treatment, bagian Upper dan Bottom memasuki proses penyatuan. Pada proses penyatuan ini, bagian Upper dan Bottom disatukan dengan menggunakan mesin press.

11. Pendinginan

Materirial atau bahan dari upper baik bahan syntethic ataupun bahan kulit secara teori akan mendapatkan treatment atau melewati proses heating agar bahan tersebut dapat mengikuti kontur dari permukaan laste. Kemudian bahan tersebut akan disatukan dengan bagian bottom menggunakan mesin press. Selanjutnya Laste tidak dipebolehkan untuk langsung dilepas. Bagian laste dapat dilepas setelah melewati proses pendinginan yang bertujuan untuk menghentikan perubahan pada bentuk material. Terdapat dua cara dari proses pendinginan. Pertama yaitu di dinginkan secara perlahan-lahan. Pada proses pendinginan perlahan, sepatu akan melewati mesin conveyer gantung yang panjang. Dalam mesin ini sepatu didinginkan mengunakan kpas angin dengan suhu ruangan normal. Kedua, melalui pendinginan cepat. Pada proses ini sepatu akan diletakkan diatas mesin conveyor dimana mesin ini akan berjalan melewati lorong yang suhunya chiller.

12. Finishing

Proses finishing merupakan proses akhir dari proses pembuatan sepatu. Pada proses ini, sepatu akan melewati pemerikasaan kualitas. Sepatu yang telah lulus pemeriksaan kualitas selanjutnya akan di kemas ke dalam dus sepatu. Kemudian dus-dus sepatu tersebut akan disimpan ke dalam gudang tempat penyimpanan produk akhir atau final produk.