Peluang Usaha Pembesaran Bandeng di Keramba Jaring Apung (KJA)

Peluang Usaha Pembesaran Bandeng di Keramba Jaring Apung (KJA)

Usaha pembesaran bandeng banyak diminati oleh orang dan budidaya pun tergolong cukup mudah terutama di keramba jaring apung (KJA). Kemudahan budidaya bandeng di KJA bagi para petani diantaranya adalah tidak membutuhkan pengolahan tanah, tidak memerlukan lahan yang luas, jumlah air yang selalu memadai, dapat diterapkan padat penebaran yang tinggi, mudah dikendalikan dari gangguan predator dan cara pemanenannya pun juga tergolong mudah. Dan hal yang tidak bisa dipungkiri adalah ikan bandeng yang dihasilkan lebih segar, bersih dan juga terhindar dari bau lumpur atau tanah.

Budidaya bandeng di KJA belakangan ini mulai berkembang dimana sebelumnya para petani banyak memelihara bandeng di tambak. Peluang usaha pembesaran bandeng di KJA bisa ditujukan untuk produksi umpan (untuk menangkap ikan tuna dan cakalang), untuk ekspor dan juga untuk dikonsumsi secara langsung.

Prinsip pengelolaan untuk masing-masing sistem baik dengan KJA maupun di tambak relatif sama. Perbedaannya disini hanyalah pada padat tebar, lama pemeliharaannya dan ukuran panen.

Konsumen

Ikan bandeng dikonsumsi oleh seluruh golongan masyarakat baik itu masyarakat pedesaan maupun masyarakat perkotaan. Namun, tingkat konsumsi masyarakat pedesaan lebih rendah dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Hal itu disebabkan karena ketersediaan ikan bandeng di daerah perkotaan jauh lebih memadai.

Memulai Bisnis

Salah satu cara yang bisa ditempuh untuk membantu meningkatkan produksi budidaya bandeng yaitu dengan cara memanfaatkan perairan laut seperti teluk, muara sungai, laguna dan perairan semacamnya yang bisa memenuhi persyaratan teknis, legalitas, sosial ekonomi dan juga lingkungan. Perairan yang telah disebutkan di atas layak untuk dijadikan sebagai lokasi budidaya bandeng dengan sistem KJA. Beberapa hal yang perlu diperhatikan disini sebelum memulai usaha budidaya yaitu :

  1. Buatlah keramba jarring apung dengan bentuk bujur sangkar dengan ukuran 100 m2. Keramba juga bisa dibuat 4 petak.
  2. Siapkan segala peralatan yang dibutuhkan, diantaranya adalah salinometer, thermometer, pH meter serta tes kit kualias air.
  3. Tebarkanlah gelondongan bandeng dengan kualitas yang baik dengan padat tebar kira-kira 100 ekor per m3.
Bandeng keramba jaring apung

Keuntungan Bisnis

Dahulu pembesaran bandeng waktunya terhitung cukup lama yaitu lebih dari 6 bulan karena hanya mengandalkan pakan alami saja dengan ukuran panennya 3-4 ekor per kg. Namun, kini pembesaran bandeng bisa lebih pendek lagi yaitu dengan waktu 4 bulan, bandeng sudah bisa dipanen dengan ukuran 6-10 ekor per kg.

Penggunaan sistem keramba jaring apung untuk budidaya bandeng di laut mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya adalah :

  1. Efisien dalam penggunaan lahan.
  2. Mudah dipantau serta tidak membutuhkan pengelolaan air yang khusus seperti budidaya di tambak.
  3. Mudah dalam hal pemanenan, baik secara selektif maupun total.
  4. Produktivitasnya tinggi yaitu sekitar 350-400 kg setiap keramba 6 m3 dengan musim tanam 6 bulan.
  5. Skala usaha bisa disesuaikan dengan kemampuan modal dan dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia di lokasi budidaya bandeng.

Begitu juga dengan ikan bandeng yang diproduksi melalui sistem keramba jarring apung yang bisa memiliki standar kualitas ekspor yaitu :

  1. Sisik ikan bandeng yang bersih dan mengkilat.
  2. Tidak berbau lumpur atau tanah.
  3. Kandungan asam lemak omega 3 relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan bandeng yang diproduksi dengan sistem tambak.
  4. Daging bandeng lebih kenyal dan aromanya yang khas sehingga sangat digemari oleh konsumen sebagai ikan bakar dan jenis olahan bandengn lainnya.
  5. Ukuran bandeng bisa mencapai 600-800 gram per ekor sesuai dengan permintaan pasar.

Hambatan Bisnis

Meskipun usaha budidaya bandeng di keramba jaring apung sudah banyak dijalankan oleh masyarakat, namun masih saja terbentur oleh beberapa masalah. Diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Harga pakan yang masih relative mahal, sehingga dibutuhkan pengkajian lanjutan yang lebih intensif lagi khususnya tentang bagaimana cara memanfaatkan bahan baku lokal yang tersedia dalam jumlah yang memadai untuk bahan pakan. Hal itu brtujuan untuk menekan biaya pakan yang diperkirakan bisa mencapai 70% serta biaya operasional .
  2. Belum terpenuhinya benih yang bermutu atau berkualitas bagus, tepat waktu, ukuran, harga serta tempat budidaya akibat panti-panti benih yang tidak terdistribusi secara merata.
  3. Belum tercipta dengan baik suatu sistem yang berorientasi agrobisnis yang mampu menjamin kelanjutan produksi mulai dari penyiapan benih bandeng dip anti benih, penggelondongan, pembesaran bandeng, panen dan juga pemasaran bandeng sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi dalam mengantisipasi pasar bebas.
  4. Penataan ruang untuk budidaya bandeng dengan keramba jaring apung di laut belum dikelola secara baik dengan pada hasil.
  5. Ketersediaan informasi pasar yang belum akurat dan juga tepat waktu, khususnya bagi pasar domestik dan juga ekspor yang masih belum memadai.
  6. Pengadaan modal usaha untuk para petani demi menjamin kesinambungan produksi yang belum memadai.
  7. Kontinyuitas produksi, konsistensi mutu utamanya dalam hal rasa bandeng, bobot, ukuran bandeng dan penampilan fisik yang belum bisa dipertahankan dengan baik.

Strategi Pemasaran

Daerah produksi bandeng biasanya berada di daerah pantai yang relatif dekat juga dengan daerah perkotaan, sehingga bandeng yang tersedia jumlahnya cukup banyak. Disamping itu, untuk daerah pedesaan yang jauh dari daerah produksi biasanya akan sulit ditemukan bandeng karena untuk pemasaran bandeng yang masih dalam kondisi segar sangat rawan mengalami kerusakan.

Bandeng yang sudah dipanen biasanya akan di pasarkan ke beberapa tempat diantaranya adalah pasar, restoran dan di tempat lainnya yang memiliki usaha dengan berbagai produk dari bandeng. Bandeng dapat dipasarkan dalam berbagai macam bentuk seperti :

  1. Bandeng yang baru dipanen bisa langsung di pasarkan dalam bentuk ikan segar.
  2. Bandeng dipasarkan dalam bentuk ikan bandeng beku.
  3. Bandeng dalam bentuk aneka olahan makanan.

Kunci Sukses

  1. Pilihlah nener yang baik ketika sedang membeli, jika memungkinkan sebaiknya petani membeli gelondongan. Selain bisa lebih tahan terhadap lingkungan, periode pemeliharaannya juga bisa lebih singkat.
  2. Belikan pakan pelet dengan kandungan protein kira-kira 20-30% sebanyak 2-3% berat ikan. Dan untuk frekuensi pemberian pakan adalah 3 kali dalam sehari.
  3. Lakukanlah pengontrolan secara teratur setiap hari untuk memastikan bahwa kondisi ikan dalam keadaan sehat.
  4. Lakukan pemanenan ikan bandeng setelah dipelihara selama kurang lebih 4 bulan, semuanya itu tergantung pada umur nener atau gelondongan yang ditebar.

Analisa Ekonomi

Modal Usaha

Keramba jaring apung (10m x 10 m x 2m)                Rp 25.000.000,00
Peralatan budidaya dan panen                          Rp  2.500.000,00 +
Total modal                                           Rp 27.500.000,00

Biaya Produksi Per 4 Bulan
Benih 20.000 ekor                                     Rp  4.000.000,00
Pakan pelet                                           Rp 27.500.000,00
Tenaga kerja 1 orang                                  Rp  2.000.000,00
Penyusutan, perizinan dan biaya lain-lain             Rp  3.000.000,00 +
Total biaya produksi                                  Rp 36.500.000,00

Pendapatan dan Keuntungan

Penjualan bandeng 
= 20.000 ekor x 90% x 0,25 kg per ekor x Rp 10.000,00 per kg = Rp 45.000.000,00

Keuntungan    
= Pendapatan – Biaya Produksi
= Rp 45.000.000,00 – Rp 36.500.000,00
= Rp 8.500.000,00
Sumber gambar :
1. https://c1.staticflickr.com/1/33/103438390_edffba3ad4_b.jpg
2. http://trobos.com/images/artikel/Februari%202009/dscn0991.jpg
3. http://lamongankab.go.id/instansi/wp-content/uploads/sites/39/2015/04/bandeng.jpg