Peluang Usaha Pertanian Hidroponik

Model Usaha

Dalam bertani dengan sistem hidroponik, pada dasarnya ada dua model yang bisa dijalankan. Pertama adalah hidroponik skala kecil atau rumahan. Di mana modal yang dibutuhkan tidak terlalu banyak. Sementara model bisnis yang kedua adalah hidroponik skala industri yang selain dari modal dan luas lahan yang lebih besar, jenis tanaman yang dibudidayakan juga lebih beragam. Berikut ini penjelasan lebih lengkap mengenai model usaha pertanian hidroponik yang bisa kamu coba.

Model Usaha Pertanian Hidroponik

1. Hidroponik Rumahan

Tren bercocok tanam dengan sistem hidroponik memang sudah mulai digandrungi masyarakat khususnya di wilayah perkotaan. Lahan yang minim serta proses bercocok tanam yang mudah, menjadi daya tarik tersendiri sehingga banyak kalangan masyarakat yang mulai memanfaatkan ruang kosong di sekitar rumahnya untuk disulap menjadi kebun hidroponik. Kelebihan dari pertanian hidroponik dibandingkan dengan pertanian konvensional adalah tidak memerlukan lahan yang terlalu luas, tidak perlu mencangkul, tidak perlu membersihkan rumput liar, dan pembibitan cukup mudah karena tidak membutuhkan waktu banyak.

Untuk memulai bercocoktanam dengan sistem hidroponik skala rumahan, yang perlu dipersiapkan tidak terlalu banyak. Pertama adalah ketersediaan lahan, luasnya cukup sekitar 200 – 400 meter persegi yang nantinya hasil panen punya nilai bisnis yang menguntungkan. Kalau kalau soal peralatan hidroponik terbilang masih terjangkau, apalagi kalau membeli peralatan hidroponik dengan cara dicicil, tidak sekaligus banyak di awal. Jadi secara bertahap, di awal bisa mencoba hidroponik skala rumah tangga untuk dikonsumsi satu keluarga dulu baru kemudian mengembangkan ke skala industri.

Minimal untuk membuat modul atau media tanam hidroponik membutuhkan biaya sekitar Rp1.500.000. Panjang untuk satu modelnya sekitar 2 meter kemudian ada 12 peralon, di mana modul ini sudah bisa dibuat untuk keperluan bisnis hidroponik skala rumahan. Peralatan yang wajib ada dalam bertani secara hidroponik sudah tentu adalah peralon. Kemudian bisa juga menggunakan talang air atau asbes, bisa disesuaikan dengan kondisi tempat karena peralatan tersebut fungsinya untuk menggenangkan air saja sehingga tanaman bisa tergenang air nutrisi.

Hidroponik Rumahan
Sumber Gambar : homesteading.news

2. Hidroponik Skala Industri

Besarnya minat masyarakat terhadap bisnis hidroponik pada dasarnya juga dipicu oleh tingginya permintaan pasar. Mulai dari komoditas buah sampai berbagai jenis sayur hidroponik. Terutama permintaan produk sayur hidroponik di pasaran yang jarang mengalami penurunan. Baik itu sayuran daun maupun sayuran buah, contohnya seperti selada, kangkung, sawi, pakcoy, bayam, tomat, cabai, melon, dan lain sebagainya.

Secara keseluruhan pertanian hidroponik skala industri tidak jauh berbeda dengan sistem konvensional. Tapi untuk pertanian hidroponik skala industri ini kelebihannya adalah pengaturan nutrisi pada tanaman lebih mudah dan masa panen bisa dipercepat, tergantung dengan pengaturan nutrisinya. Selain itu untuk jadwal tanam tidak terikat dengan musim. Entah itu musim penghujan atau kemarau, pertanian hidroponik tetap bisa berjalan untuk keperluan produksi.

Hidroponik Skala Industri
Sumber Gambar : rimolgreenhouses.com

Jika dibandingkan dengan sistem tanam konvensional, perbedaan yang paling mencolok bisa dilihat dari jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Pertanian hidroponik membutuhkan tenaga kerja yang lebih sedikit daripada konvensional karena kita sistemnya sudah otomatis. Jadi tidak perlu memeriksanya satu-satu, tinggal mengawasi dari pusat kontrol saja. Sedangkan untuk masalah hama, cara penanganannya tak jauh berbeda dengan sistem tanam konvensional. Serangan hama bisa diatasi sesuai dengan keinginan para pengusaha. Pemakaian green house lebih disarankan untuk mencegah datangnya hama.

Untuk mengembangkan pertanian hidroponik skala industri dibutuhkan modal yang tidak sedikit. Jika dibandingkan dengan sistem tanam konvensional, bisnis hidroponik memang membutuhkan modal usaha yang lebih besar. Tapi pada dasarnya kalau dikonversikan, hasilnya sama saja. Beda halnya dengan hidroponik skala rumahan dengan menggunakan instalasi sederhana. Modalnya cukup ratusan ribu tapi untuk hasil panennya dari segi jumlah akan lebih sedikit dibandingkan dengan skala industri.