Perkembangan Industri Telekomunikasi di Tahun 2009

handphoneIndustri telekomunikasi di dalam negeri pada 2009 diperkirakan akan melambat, karena tekanan krisis keuangan global pada awal tahun depan akan makin menguat. Krisis keuangan global akan menghambat para vendor telekomunikasi meningkatkan perannya di pasar domestik.

Banyak pihak yang belum dapat memperkirakan perkembangan industri telekomunikasi pada 2009. Hal ini disebabkan karena krisis keuangan yang sekarang berbeda dengan 10 tahun lalu.

Pada 10 tahun lalu industri telekomunikasi dinilai mengalami pertumbuhan walaupun krisis moneter melanda Indonesia. Hal ini berlainan dengan industri lain yang mengalami penurunan. Industri telekomunikasi anomali.

Kondisi krisis keuangan akan mendorong pengurangan seseorang bepergian ke suatu tempat. Artinya, efisensi akan dilakukan setiap orang. Hal itu masih diragukan sejumlah kalangan lantaran sebelum krisis keuangan global ARPU salah satu vendor telekomunikasi turun 25,9% menjadi Rp39.574 sampai September 2008 dibandingkan periode yang sama tahun lalu dari Rp53.421.

Tetap Kompetitif

Meski demikian industri telekomunikasi di dalam negeri masih menjanjikan. Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 240 juta orang merupakan pasar potensial bagi perkembangan industri telekomunikasi  apalagi industri ini merupakan kebutuhan yang sangat mendasar.

Pelanggan industri telekomunikasi di dalam negeri pada tahun 2009 mendatang diperkirakan bakal melonjak 20% dari 75 juta menjadi 90 juta pelanggan. Pasar industri telekomunikasi di dalam negeri sebenarnya masih besar.

Hal tersebut terkait dengan perkembangan industri telekomunkasi di dalam negeri sejak beberapa tahun lalu tumbuh dengan pesat, karena para vendor telekomunikasi aktif mengembangkan usahanya.

Persaingan layanan & kualitas akan mendominasi, menggantikan era perang tarif murah. Ke depan, industri telko bakal menghadapi persaingan lebih berat karena dalam pasar dengan pertumbuhan minimal, situasi yang terbentuk mengarah ke ‘pembunuhan kartu’, bukan lagi generated new subscriber dengan menjual perdana. Industri telko yang bersandar pada ‘kartu perdana’ akan mengalami situasi berdarah – darah untuk mempertahankan kartunya tetap di slot RUIM pengguna.

Setahun ini, adalah hal lumrah dimana 1 orang memiliki lebih dari 1 HP. 1 untuk nomor lama, selebihnya untuk trial nomor baru. Di era krisis, menghidupi banyak nomor sudah bukan pilihan, mencoba – coba juga mulai membosankan. Lebih efisien menghidupi nomor paling nyaman dengan mendapat cash dari menjual HP selebihnya. Banyak kartu yang akan terbunuh.

Dengan mempertimbangkan pasar mendatang, operator mulai melirik optimalisasi layanan, baik melalui fasilitas internet murah, RBT variatif, content, opsi pulsa variatif, jaringan, dan masih banyak lagi.

Dengan tarif SMS & telepon murah, harus ada fasilitas lebih sehingga konsumen ada opsi dalam membelanjakan pulsanya. Kemajuan teknologi yang diimplementasikan oleh operator tidak akan membuat operator makin kaya. Hanya akan membuat mereka tetap kompetitif di masa sulit.
sumber gambar: nirwansyahputra.wordpress.com