
“Kata Kulminasi mengingatkan kita akan peristiwa Titik Kulminasi matahari di Tugu Khatulistiwa Pontianak yang terjadi setiap tahun,” ujar Sani.
Produk tas wanita karya Sani saat ini dijual berdasarkan pesanan. Pemesan berasal dari Putussibau, Singkawang, Jakarta, Bandung, hingga Swedia. Selain tas, Sani juga membuat mukena dan dompet pouch kosmetik dari bahan kanvas. Untuk satu produk menghabiskan waktu hingga 3 hari, karena Sani masih mengerjakan sendiri dan belum memiliki karyawan.
“Pernah juga ada yang sudah memesan tas namun tidak jadi membeli. Untungnya tas masih dengan saya dan blum dikirim. Khirnya tas itu saya jual kembali ke orang lain,” Sani menceritakan pengalamannya dalam berbisnis.
Saat ini, kendala yang ia hadapi adalah minimnya SDM karena tidak mudah merekrut karyawan yang mempunyai keterampilan menjahit yang rapi . Modal dan pemasaran yang kurang luas dan promosi yang masih via online serta ditawarkan ke teman-teman dekatnya saja, juga masih menjadi kendala tersendiri buatnya. Sani Safitri telah mengikuti pameran di Pontianak, Manado, dan Semarang. Ke depan, Sani ingin mempunyai CV dan karyawan yang membantunya.
Keunggulan produk
Selain membuat usaha tas wanita dengan brand Kulminasi, Sani juga membuka rumah makan yang diberi nama Rumah Qte. Di lantai dua rumah makannya, terdapat galeri mungil tempat memajang hasil karya Sani dan teman-teman pengrajin lain yang tergabung dalam Komunitas Craftulistiwa yang mana Sani menjadi ketuanya.
Sani melihat, potensi kerajinan di kalbar mulai berkembang, apalagi dengan adanya komunitas semacam Craftulistiwa yang mana para anggota dapat saling berbagi ilmu dan info seputar dunia kerajinan, khususnya tas wanita. Namun Sani sangat menyayangkan masyarakat Indonesia-terutama di Pontianak-yang belum menghargai karya hand made.
“Mereka masih menawar semurah mungkin. Padahal di Jepang dan Singapura, produk hand made sangat dihargai tinggi,” ujar Sani.
Dalam menghadapi MEA , Sani berharap pemerintah Kalbar lebih proaktif membantu UMKM dengan mencarikan pasar untuk produk mereka di negara ASEAN. Ia mencontohkan Pemerintah Kota Bandung yang mampu membuat produk UMKM Bandung terdapat di beberapa mall di Kuala Lumpur, Malaysia dan Brunei Darussalam.
Tim Liputan BisnisUKM
(/Vivi)
Kontributor BisnisUKM.com wilayah Kalimantan Barat