Sebentar Lagi Puasa, Inilah Kiat Sukses Bisnis Kurma Saat Ramadan

Bisnis kurma saat ramadan jadi peluang yang bisa mendatangkan keuntungan. Bulan ramadan memang menjadi bulan suci yang dinanti-nanti oleh umat muslim di dunia. Selain menjadi bulan yang akan dipenuhi dengan aktivitas peribadatan, ramadan juga menjadi momen untuk berbagi banyak kebaikan dan berkumpul bersama dengan keluarga.

Peluang Bisnis Kurma Saat Ramadan

Selain itu, ramadan juga selalu identik dengan buah kurma yang selalu mengalami kenaikan permintaan. Jadi nggak heran kalau para pedagang kurma omsetnya melonjak di bulan ramadan. Di samping itu, peluang bisnis kurma saat ramadan juga tidak hanya bisa dinikmati oleh pedagang kurma saja, tapi juga oleh para pedagang musiman yang juga ikut menjalankan bisnis kurma di bulan ramadan.

Kurma memang menjadi makanan yang disunahkan Rasulullah SAW untuk berbuka puasa. Hal ini dikarenakan kandungan kalori dalam kurma cukup tinggi. Anjuran tersebut memberikan beberapa pelajaran termasuk untuk anjuran bersegera dalam berbuka puasa. Hal ini dikarenakan rasa kurma yang manis dapat dengan cepat meresap dan diterima oleh liver. Sehingga, liver dapat memproses dan mengirimkan zat yang dihasilkannya ke seluruh anggota tubuh dan otak.

Kalau di Indonesia, bisnis kurma saat ramadan yang aktivitasnya seolah tidak pernah surut adalah di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Tersedia berbagai macam kurma yang diperdagangkan seperti kurma Madinah, Mesir, Tunisia, Iran, hingga kurma Ajwa atau yang lebih terkenal dengan sebutan kurma Nabi, dipasarkan para pedagang dengan harga yang beragam. Biasanya satu bulan menjelang lebaran, masyarakat sudah banyak yang mencari kurma di Pasar Tanah Abang untuk dipasarkan lagi ke daerah-daerah lain. Hal inilah yang mendorong lonjakan omset bagi para pelaku bisnis kurma saat ramadan.

Selain para pelaku bisnis kurma di Tanah Abang, Syarif selaku owner dari Kurmanis Jogja juga merasakan manisnya keuntungan bisnis kurma. Kurmanis Jogja sudah Syarif jalankan sejak masih menjadi mahasiswa tahun ketiga bersama dengan teman-temannya. Sampai sekarang, outlet Kurmanis Jogja sudah ada tiga cabang.

Memulai Bisnis Kurma

Syarif memulai bisnis kurma berawal dari keberaniannya untuk mengambil langkah berbisnis sambil kuliah. Menurutnya, saat menjadi mahasiswa itu justru momen yang tepat untuk learning by doing. Selain memang mengambil jurusan Manajemen, Syarif juga memanfaatkan kesempatannya semasa kuliah dengan menjadikan dosen-dosennya sebagai mentor tidak langsung untuk bisnis kurma yang dijalankan. Begitu juga dengan teman-temannya yang sering Syarif ajak dikusi.

“Menurut saya masa-masa kuliah itu waktu yang tepat untuk kita memulai bisnis karena lebih banyak untungnya. Sambil belajar teori sama konsepnya, kita bisa praktik sekaligus punya sumber yang valid kalau mau tanya atau konsultasi, terutama ke dosen ya. Belum lagi dari temen-temen, jadi lebih banyak partner diskusi lah,” jelas Syarif.

Bahkan awal mula bisnis kurma yang Syarif jalankan ini juga berkolaborasi dengan teman-teman kuliahnya. Syarif mendapatkan bantuan secara suka rela ketika baru membuka toko pertama. Sementara untuk operasionalnya, Ia bekerjasama dengan dua temannya yang fokus pada pengadaan stok dan distribusi, sementara Syarif in charge di bagian penjualan.

Di Jogja, Kurmanis sudah buka dua cabang yang beralamat di Jalan Palagan dan di Jalan Candi Gebang. Sementara satu cabang lainnya ada di kabupaten Purworejo. Kurmanis Jogja pada mulanya memang hanya berfokus pada bisnis kurma. Tapi seiring berjalannya waktu, Kurmanis juga menyediakan oleh-oleh haji dan produk-produk lain khas dari Arab.

“Dulu hanya memang hanya fokus ke bisnis kurma. Terus coba ke produk-produk kesehatan kayak madu, minuman herbal, ya berproses. Kemudian kembangin lagi ke oleh-oleh haji umroh. Nggak bergenti di situ, kami juga coba sediakan bahan-bahan makanan dan bumbu khas timur tengah. Mulai dari rempahnya sampai beras basmati,” terang Syarif.

Strategi Branding

Kurmanis Jogja memang pada mulanya hanya fokus pada bisnis kurma, tapi sekarang Syarif sudah mulai menjalankan strateginya untuk mernjadikan Kurmanis sebagai mini marketnya umat muslim. Jadi nantinya bukan hanya produk-produk khas ramadan, umroh, atau haji saja yang menjadi produk unggulan. Tapi juga produk kebutuhan pokok pada umumnya.

“Sekarang saya sedang coba untuk branding Kurmanis sebagai mini marketnya orang muslim untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jadi ya seperti toko sembako tapi dengan ciri khas Kurmanis. Baik itu yang dikonsumsi atau produk lain yang dipakai sesuai sunnah,” ucap Syarif.

Bahkan sekarang ini Kurmanis juga telah menjadi supplier beras basmati dan berbagai bumbu rempah khas timur tengah untuk restoran dan pelaku bisnis kuliner timur tengah seperti nasi briyani atau nasi kebuli di wilayah Jogja dan sekitarnya. Dalam kurun waktu dua minggu, ada 1 ton beras basmati yang terjual untuk didistribusikan ke Surabaya, Purworejo, Jogja, dan Kalimantan.

Sementara untuk bisnis kurmanya, dalam satu minggu ada 2 ton kurma yang distok di gudang Kurmanis Jogja. Kurma yang disediakan oleh Kurmanis jenisnya bermacam-macam. Tapi kalau jenis kurma yang paling banyak diminati adalah kurma sukari, ajwa, mesir, tunisia, luluk, kenezi, dan saggae. Ketika bulan ramadan tiba, penjualan dari bisnis kurma ini meningkat 5 sampai 10 kali lipat.

Persaingan Bisnis Kurma

Sejauh menjalankan bisnis kurma bersama Kurmanis Jogja, persaingan yang dialami oleh Syarif belum terlalu ketat. Menurutnya, pemain bisnis kurma di wilayah Jogja memang belum terlalu banyak. Begitu juga dengan produk oleh-oleh umroh haji dan bahan-bahan makanan khas timur tengah. Jadi, peluang bisnisnya memang masih terbuka lebar.

“Kalau yang saya rasakan sejauh ini persaingannya belum keceng banget. Kalau ngomongin persaingan ya nantinya kami akan fokus ke strategi harga dan pelayanan. Harga produk-produk dari Kurmanis ini sendiri juga masih harga standar di pasaran. Misalnya untuk kurma, harganya kami acuannya ya seperti yang di Tanah Abang,” tambah Syarif.

Tips Sukses Bisnis

Bagi Syarif, bisnis apapun itu bisa sukses asalkan berani untuk memulai. Hal tersebut Ia yakini karena sesuai dengan pengalamannya sendiri yang telah melalui proses bagaimana membuat perencanaan bisnis, perhitungan balik modal, sampai tahapan untuk mengembangkan bisnis. Diakui oleh Syarif, dalam menjalankan bisnis kurmanya itu kehadiran mentor akan sangat berpengaruh. Dari mentor itulah seorang pebisnis bisa memiliki motivasi dan role mode.

Sejak memutuskan untuk berbisnis kurma, Syarif mencari mentor online, yaitu para pebisnis kurma dan oleh-oleh umroh haji yang sudah sukses untuk dianalisa apa saja keunggulan dan strategi yang dijalankan dalam bisnisnya. Amati, tiru, kemudian ciptakan inovasi, itulah prisnip yang Syarif pegang agar sukses dalam berbisnis. Selain itu Syarif juga mengikuti para pebisnis yang juga motivator melalui seminar dan platform digital.

Itulah kiat sukses bisnis kurma dari Kurmanis Jogja yang semoga bisa menjadi inspirasi untuk kamu dalam menjalankan bisnis. Bagikan juga tulisan ini ke teman kamu yang lain supaya makin banyak orang yang terdorong untuk terus mengembangkan bisnisnya.

Ikuti terus kisah menarik dari perjalanan para pelaku bisnis UMKM lainnya hanya di BisnisUKM.com

Apakah kamu tertarik untuk mencoba bisnis kurma?

Tinggalkan komentar