Sukses Bisnis Sayuran Hidroponik Modal Belajar dari Youtube

Bisnis sayuran hidroponik jadi salah satu peluang usaha pertanian yang nggak akan ada matinya. Bercocok tanam dengan sistem hidroponik sekarang ini jadi favorit banyak orang khususnya di wilayah perkotaan. Hanya butuh lahan yang minim serta proses bercocok tanam yang mudah, menjadi daya tarik tersendiri untuk menekuni budidaya hidroponik.

Seperti halnya bagi Ahmad Ardan Ardiyanto yang mulai menekuni cara bercocok tanam dengan sistem hidroponik di tahun 2018. Sekarang, laki-laki yang sering disapa Ardan ini sudah punya bisnis sayuran hidroponik sendiri yang diberi nama Dewa Ponik berlokasi di Kotagede, Yogyakarta.

Awal Mula Bisnis Sayuran Hidroponik

Pada mulanya Ardan belum punya gambaran sama sekali tentang bisnis sayuran hidroponik. Sampai suatu malam ketika sedang nongkong santai dengan temannya, ada sebuah obrolan ringan tentang budidaya hidroponik. Salah seorang temannya yang memang berasal dari jurusan pertanian Universitas Pembangunan Negeri melemparkan topik obrolan yang bagi Ardan menarik. Dari obrolan malam itulah di keesokan harinya, Ardan langsung mencoba menanam dengan sistem sumbu atau wick dengan ukuran 40 cm.

“Dulu saya itu belum tau tentang hidroponik itu apa. Nah waktu itu saya sama temen-temen kampus itu lagi nongkrong santai terus ada salah satu temen dari jurusan pertanian UPN itu ngasih topik obrolan tentang budidaya hidroponik. Dari obrolan itu menurut saya hidroponik ini sangat menarik da saya itu benar-benar penasaran dan ingin cari tahu lebih lanjut. Terus pas sampai di kos saya langsung tuh cari video tentang cara bercocok tanam hidroponik di youtube. Besoknya saya langsung praktik dengan sistem wick dengan ukuran 40 cm,” ujar Ardan.

Rasa penasaran yang tinggi menjadi motivasi Ardan untuk terus mengulik tentang bercocok tanam dengan sistem hidroponik. Tidak hanya sekadar mencari literasi, tapi sambil berjalan Ardan juga mempraktikkan apa yang sudah dipelajari dari berbagai sumber supaya budidaya hidroponik yang dimulainya ini bisa semakin berkembang. Bisa dibilang tidak membutuhan waktu yang lama bagi Ardan untuk kemudian mengembangkan percobaan budidaya hidroponiknya.

Berawal dari media tanam selebar 40 cm kemudian dikembangkan dengan memanfaatkan balkon rumah hingga sekarang bisa punya kebun hidroponik sendiri dengan instalasi yang memadahi. Alasan Ardan berani mengambil langkah untuk mengembangakan bisnis ini adalah karena tanggapan positif dan permintaan dari orang-orang terdekat kalau produksi sayur hidroponik miliknya memang berkualitas.

Peluang Bisnis Sayur Hidroponik

Kalau ngomongin soal peluang, bagi Ardan sayuran hidroponik itu pasarnya akan selalu ada dan tidak akan pernah mati bahkan akan terus bertumbuh. Sayuran itu sendiri merupakan kebutuhan pokok bagi masyrakat. Apalagi untuk produk sayuran hidroponik yang punya keunikan tersendiri dan segi kualitas ataupun harga. Sekarang ini banyak orang yang gaya hidupnya bergeser untuk serba organik jadi nggak heran kalau pasar dari sayuran hidroponik ini makin banyak diminati di pasaran. Tidak hanya skala rumahan atau perseorangan saja yang menjadi konsumen tapi juga restoran dan toko sayuran.

Dari pengalaman Ardan, konsumen pertamanya adalah orang-orang yang dia kenal. Hal ini berawal dari unggahannya di media sosial tentang hasil panen yang didapatkan dari budidaya sayuran hidroponik yang dikembangkan. Banyak yang tertarik untuk membeli sayuran hidroponik yang dipanen sekaligus belajar bagaimana cara budidayanya. Hal inilah yang kemudian memacu Ardan untuk terus mengembangkan hidroponik menjadi jalan kariernya. Selain karena pasarnya memang akan terus ada dari segi kelangsungan bisnis juga sederhana. Tidak memerlukan lahan yang luas, bisa kerja sambil cuci mata melihat pemandangan hijau, dan pastinya ramah lingkungan.

“Bercocok tanam secara hidroponik itu mudah. Tinggal cari benih, rockwool, nutrisi, media tanam, langsung laksanakan. Kalau kegiatan rutinnya ya isi air, ngecek pH air, dan isi nutrisi. Begitu juga sama pasarnya, bakal selalu ada. Mau sayur atau buah sama saja, potensi marketnya besar. Kalau Dewa Hidroponik fokusnya ke sayur daun. Seperti selada, bayam, kangkung, sawi, kale, mint dengan beragam jenis untuk masing-masing sayurannya,” tambah Ardan.

Modal Usaha

Kalau dari sisi modal, berdasarkan pengalaman Ardan memulai bisnis sayur hidroponik itu nominalnya tidak besar. Bisa dimulai dari yang kecil, nanti sambil berjalan kalau memang hasil panennya berhasil dan berkualitas bisa kembangkan lagi kebun yang dimiliki. Begitu juga Ardan yang seiring berjalannya waktu bisnisnya makin berkembang. Dari memanfaatkan balkon kamar sampai bisa punya kebun sendiri. Beberapa orang bahkan menginvestasikan modal untuk bisnis yang Ardan jalankan. Kalau ditanya modalnya berapa, Ardan tidak bisa menyebutkan secara pasti. Tapi untuk membesarkan bisnisnya ini sumber modalnya adalah hasil dari jualan sayur.

“Kalau ditanya modalnya berapa saya nggak bisa kasih angkanya pasti karena saya aja mulai dari kecil bener-bener kecil, manfaatin yang seadanya. Tapi bisa seperti ini sekarang ya modal pengembangannya dari hasil jualan sayur hidroponik,” tambah Ardan.

Strategi Pemasaran

Alat marketing yang Ardan gunakan dalam menjalankan bisnis Dewa Hidroponik memanfaatkan media sosial seperti Instagram, Youtube, dan Facebook. Selain itu pemasaran yang justru paling digencarkan adalah dengan menawarkan kerjasama dengan restoran, toko sayur, serta menjalin kemitraan dengan petani hidroponik supaya pasokan sayuran tetap tercukupi sesuai permintaan pasar.

“Kalau di media sosial memang sebagai tambahan saja, tapi pemasaran yang digencarkan itu menjalim kemitraan. Prinsip saya itu kalau ada konsumen minta sayur tapi stok saya habis, saya nggak langsung bilang nggak ada. Tapi saya benar-benar cari produknya dari kenalan di luar kota supaya kebutuhan konsumen itu bisa terpenuhi dan market itu nggak hilang. Makanya dari kemitraan ini penting banget,” jelas Ardan.

Sekarang Dewa Hidroponik tidak hanya melayani konsumen akhir untuk berbagai sayuran hidroponik dan menjalin kemitraan dengan petani hidroponik, tapi juga melayani segala kebutuhan soal bercocok tanam dengan media air ini. Mulai dari penyediaan bibit, nutrisi, perlengkapan, peralatan, instalasi, sekaligus menjadi konsultan hidroponik baik skala kecil sampai skala komersil.

Tantangan Bisnis

Selama dua tahun menekuni dunia hidroponik, Ardan secara pribadi belum mendapati kendala yang serius yang bisa menghambat keberlangsungan bisnisnya. Tapi tantangan yang paling dekat dalam mengembangkan bisnis budidaya hidroponik bagi Ardan adalah hama. Maka dari itu perlu bekal dan persiapan yang cukup supaya bisa tau perlakuan seperti apa yang bisa mencegah tanaman dari hama. Selain itu pemberian nutrisi dengan takaran yang tepat juga sangat penting disertai dengan pengecekan pH air secara berkala umtuk memastikan kondisi air baik untuk tanaman. Kontrol kebutuhan tanaman dengan tepat mulai dari pupuk, pH air, dan nutris supaya hasilnya bagus dan berkualitas.

“Jangan pernah ragu untuk selalu mencoba. Kalau ditekuni dan dijalani dengan konsisten pasti ada hasil yang sesuai. Kritik atau saran itu biasa, tapi tetaplah fokus sama tujuan awal. Kalau memang mau terjun ke hidroponik kalau saya ya dipelajarin dulu sampai tuntas biar bisa menghasilkan sesuatu yang nyata,” pesan Ardan.

Itulah kisah perjalanan bisnis Dewa Hidroponik yang semoga bisa menjadi inspirasi untuk kamu dalam menjalankan bisnis. Bagikan juga tulisan ini ke teman kamu yang lain supaya makin banyak orang yang terdorong untuk memulai bisnis.

Ikuti terus kisah menarik dari perjalanan para pelaku bisnis lainnya hanya di BisnisUKM.com

Apakah kamu tertarik untuk mencoba bercocok tanam dengan sistem hidroponik?

Tinggalkan komentar