Kebun buah naga di Indonesia berdasarkan catatan sejarah pertama kali ada di Delangu Klaten Jawa Tengah. Kebun tersebut milik Joko Rainu yang mengimpor 250 benih buah naga dari Thailand. Tapi setelah dua tahun, tidak kunjung berbuah. Akhirnya Joko mencoba untuk mempelajari karakteristik tanaman ini yang ternyata justru cocok ditanam di lahan yang kritis air. Curah hujan tinggi justru akan membuat kerusakan dan pembusukan. Kalau sekarang ini kebun buah naga sudah banyak tersebar di banyak wilayah Indonesia. Termasuk salah satunya yang berada di Sleman, Yogyakarta yaitu Sabila Farm.
Sabila Farm merupakan perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis hortikultura terletak di Jalan Kaliurang KM 18,5, Desa Kertodadi, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, pada ketinggian 500 Mdpl. Awalnya Sabila Farm merupakan kebun buah naga yang didirikan tahun 2005 oleh Ir. M. Gunung Soetopo yang merupakan seorang insinyur lulusan ilmu tanah Institut Pertanian Bogor. Kemudian seiring berjalannya waktu berkembang menjadi kebun buah naga yang tidak hanya fokus pada produksi saja, tapi juga edukasi dan rekreasi.
Awal Merinitis Kebun Buah Naga
Bicara soal bisnis pertanian, sekarang ini memang masih sedikit peminatnya. Salah satu penyebabnya karena risiko bisnis pertanian cukup tinggi dibandingkan bisnis lain. Begitu juga dengan anggapan beberapa orang yang menilai bisnis pertanian itu tidak keren. Saat mendengar kata petani, maka yang sering muncul di benak orang adalah profesi yang tidak menjanjikan. Tapi tidak bagi Pak Gun Soetopo yang memutuskan berhenti sebagai PNS dan fokus bertani dengan menyewa tanah desa untuk mendirikan kebun buah naga Sabila Farm dengan filosofi sarana belajar ilmu Allah.
Jadi dalam membangun bisnis kebun buah naga Sabila Farm, Pak Gun bukan hanya berofkus pada profit saja. Tapi lebih dari itu Pak Gun ingin menjadikan kebun buah naga Sabila Farm sebagai produsen buah-buahan berkhasiat dan bertani di lahan marginal. Pada mulanya tanah yang ditanami oleh Pak Gun merupakan bekas tanah untuk aktivitas tambang. Kalau dari penilaian orang awam mungkin tanah tersebut sudah tidak produktif lagi. Tapi dari tanah yang miskin itulah dimanfaatkan oleh Pak Gun untuk menjadi lahan kebun produktif dibantu dengan teknologi berbekal ilmu tanah yang dimiliki.
Mengembangkan Kebun Buah Naga
Ada beberapa jenis atau varietas yang dibudidayakan di kebun buah naga Sabila Farm. Mulai dari buah naga kulit merah daging putih, buah naga kulit merah daging merah, buah naga daging oranye, dan buah naga daging kuning. Sekarang kebun buah naga Sabila Farm juga sudah membudidayakan buah lain. Seperti buah srikaya jumbo, jambu kristal, alpukat, nangka cempedak, sampai kurma dan beberapa buah lainnya. Seiring berjalannya waktu Sabila Farm tidak hanya menjadi kebun buah naga pada aktivitas produksi saja. Sabila Farm berkembang menjadi kebuh buah yang menjalankan aktivitas produksi, terbuka untuk rekreasi, dan mengajak masyarakat luas melalui edukasi.
Sabila Farm yang terletak di kaki Gunung Merapi ini memang punya daya tariknya tersendiri untuk dikunjungi. Udara yang sejuk, panorama yang indah, dan buah-buahan yang eksotis dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi pengunjung yang datang. Di tahun 2014 Sabila Farm memulai memfasilitasi tamu yang datang untuk tujuan wisata. Tidak sekadar rekreasi semata, Sabila Farm juga terbuka untuk berbagi ilmu soal bertani dan berkebun kepada pengunjung.
Berbagai latarbelakang pengunjung akan diterima dengan tangan terbuka oleh Sabila Farm untuk belajar berkebun. Mulai dari anak kecil usia PAUD atau TK, pelajar, mahasiswa, sampai usia pensiun yang punya rencana menikmati masa tua dengan bertani dan berkebun.
Begitu juga dengan aktivitas ataupun kegiatan dengan tujuan akademik dan penelitian. Sabila Farm menerima pelajar atau mahasiswa untuk melakukan kegiatan praktik kerja lapangan. Sebagai kebun buah edukasi Sabila Farm memberikan pengajaran dan praktik pengelolaan kebun kepada para pelajar dan mahasiswa untuk mempelajari proses dari pengelolaan lahan hingga pasca panen. Di bawah bimbingan instruktur, pelajar dan mahasiswa akan didampingi dalam kegiatan praktik di lapangan. Sabila Farm juga menjadi tempat pelatihan budidaya buah naga baik diikuti oleh personal ataupun oleh institusi tertentu.
Kemitraan Sabila Farm
Sekarang ini sudah ada 17 kemitraan yang dijalin Sabila Farm dengan para petani yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia. Tidak terbatas pada kemitraan kebuh buah naga saja. Sabila Farm dengan misinya untuk memproduksi buah berkhasiat dan bertani di lahan marginal ini membuka kemitraan dengan tujuan supaya makin banyak orang yang tertarik untuk bertani meski di lahan yang miskin. Mitra kebun Sabila Farm akan diberikan ilmu, teknologi, pasar, cara budidaya beberapa jenis buah sesuai dengan karakteristik tanah yang akan dijadikan kebun. Sejalan dengan apa yang menjadi tujuan Sabila Farm, Pak Gun punya harapan yang besar dengan adanya kemitraan ini makin banyak orang yang tertarik untuk bertani ataupun berkebun. Menurut Pak Gun bertani itu mudah dan menyenangkan.
“Dalam satu hari bisa diibaratkan orang akan butuh produk dari pertanian setidaknya tiga kali dalam sehari. Beda sama bisnis atau profesi yang lain. Profesi sebagai petani itu menjanjikan. Kalau jadi petani, jadilah petani yang bermental pengusaha. Bukan hanya petani yang menanam saja, tetapi juga petani yang mampu memasarkan hasil panennya dengan tepat. Kuncinya yang juga tidak kalah penting adalah bertani itu mudah asalkan dilakukan dengan hati,” ujar Pak Gun.
Sabila Farm punya tujuan besar untuk menjadi produsen hortikultura terbesar di Asia bahkan di dunia. Untuk mewujudkan tujuan tersebut tentunya akan makin mendekati kenyataan ketika makin banyak juga orang yang aktif terlibat. Dari kemitraan inilah Sabila Farm juga punya harapan yang besar supaya masyarakat luas makin banyak yang tertarik untuk bertani dan berkebun. Tidak perlu khawatir kalau belum punya pengetahuan sama sekali soal bertani. Sebab Sabila Farm akan mendampingi serta memfasilitasi siapapun yang ingin menekuni budidaya tanaman kebun. Mulai dari materi soal pertanian organik, budidaya berbagai buah, penggunaan teknologi, manajemen agrowisata, swasembada pangan, dan pemasaran hasil pertanian.
Harapan ke Depan
Kiprah Pak Gun dalam dunia holtikultura sudah memberikan dampak yang positif dan juga progresif. Selain memanfaatkan lahan marjinal atau tanah yang miskin untuk berkebun, jiwa sosial Pak Gun yang ingin terus menebar manfaat untuk memberdayakan dan mensejahterakan masyarakat ini dianugrahi gelar Doktor Kehormatan atau Doctor Honoris Causa oleh Institut Pertanian Bogor.
Pak Gun Soetopo layak untuk mendapatkan gelar doktor kehormatan karena kiprah dan karya-karya nyatanya dalam mentransfer ilmu dan teknologi kepada masyarakat.Pak Gun Soetopo, dengan kreasi dan inovasinya berhasil mengubah lahan bekas tambang menjadi kebun buah naga yang produktif. Upaya membangun pertanian dengan watak technosocio entrepreneurship ini telah menghasilkan capaian dan dampak yang luar biasa bagi pengembangan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, kemanusiaan dan kemasyarakatan untuk pembangunan pertanian di Indonesia.
“Bertani kalau dilakukan dengan hati maka pengerjaan sederhana. Kunci pengembangan lahan marginal untuk budidaya tanaman buah naga yaitu berani memulai dan tidak ragu-ragu. Jangan ragu-ragu. Kalau sudah memulai, harus berani, pasti akan ada hasilnya. Jadi petani itu keren, modal awalnya niat, tekad, dan nekat. Jebret, jebret, jebret,” tutup Pak Gun.
Itulah kisah perjalanan bisnis kebun buah naga Sabila Farm yang semoga bisa menjadi inspirasi untuk kamu dalam menjalankan bisnis. Bagikan juga tulisan ini ke teman kamu yang lain supaya makin banyak orang yang terdorong untuk memulai bisnis.
Apakah kamu tertarik untuk bertani ataupun berkebun?