Sukses Menjadi Mompreneur Dari Hobi di Dunia Fashion

SUKSES MENJADI MOMPRENEUR DARI HOBI DI DUNIA FASHION

Menjadi seorang ibu rumah tangga ternyata tak menyurutkan semangat Dwi Isti Winarni (40) untuk bisa tetap menghasilkan uang tanpa meninggalkan tugas utamanya mengurusi urusan keluarga. “Mulai merintis usaha di tahun 2003, saya mengawalinya dari hobi di dunia fashion,” ucap Dwi Isti Winarni mengawali pertemuannya dengan BisnisUKM.com.

Memutuskan terjun di dunia usaha sejak sebelas tahun silam, awalnya ibu tiga anak ini mengawali karirnya di dunia usaha dengan memproduksi aneka baju muslim. Namun sayangnya, bisnis tersebut harus tutup karena tak bisa bersaing di tengah gempuran produk baju muslim buatan Cina yang harga jualnya jauh lebih murah dibandingkan produk fashion asli lokal.

Seakan tak lelah untuk berkreasi menciptakan peluang bisnis baru di bisnis fashion, pada tahun 2007 Isti yang dulunya berprofesi sebagai seorang dosen ini mulai tertarik terjun di usaha batik setelah mengalami kegagalan di bisnis baju muslim.

“Saya pikir karena di Jogja itu icon yang paling menonjol adalah batik, saya mencoba untuk mengembangkan bisnis fashion saya ke arah batik. Dari situ Jogja Batik mulai berkembang hingga menerima pemesanan produk-produk sragam batik, kain batik printing berlogo, dan lain sebagainya,” papar istri dari Dwi Puji Indriato tersebut.

Keterbatasan Waktu Membuatnya Melirik Internet

Menyadari keterbatasan waktu dan ruang geraknya yang sangat sempit mengingat dirinya tak bisa meninggalkan tanggung jawab utamanya sebagai ibu rumah tangga, mompreneur yang satu ini dari awal sudah melirik internet sebagai media pemasaran yang cukup efektif.

“Karena saya tidak memiliki banyak waktu untuk keluar rumah, dari awal saya berpikir bagaimana caranya merawat anak tetap jalan tapi juga bisa mendapatkan penghasilan. Dan jawaban satu-satunya adalah dengan  internet,” ujar Isti yang sukses menjadi mompreneur dari hobi di dunia fashion.

Meski setiap harinya Isti berprofesi sebagai ibu rumah tangga, namun sejak awal dirinya sudah familiar dengan fasilitas internet. Kondisi inilah yang memudahkan Isti untuk memasarkan produk-produk batiknya hingga menjangkau cakupan pasar yang lebih luas. “Disaat orang lain belum familiar dengan internet, saya sudah mulai belajar internet walaupun awalnya dari sekedar pasang iklan baris. Bahkan bagi saya lebih mudah menjual via online,” ungkapnya.

Kreativitas Menjadi Kunci Kesuksesan Jogja Batik

mompreneurKetika disinggung mengenai kendala usaha yang sering Ia hadapi selama ini, Isti mengungkapkan bahwa permasalahan SDM dan persaingan pasar menjadi salah satu hambatan yang menghalangi perjalanan bisnisnya. Pasang copot tenaga produksi serta sulitnya mengikuti perkembangan pasar, menjadi tantangan tersendiri bagi Isti untuk bisa eksis mempertahankan bisnis batik yang telah Ia rintis sejak beberapa tahun silam.

“Untuk menyiasati persaingan pasar, kita sendiri masih terus berproses untuk menggali inspirasi baru yang sedang booming di kalangan masyarakat. Seperti misalnya kita menyediakan batik bola yang permintaannya cukup tinggi di kalangan anak muda, setelah itu kita juga memproduksi batik harley davidson, valentino rossi, kemudian ada juga kombinasi batik dengan lukis, serta nilai tambah lainnya yang sulit ditiru oleh pelaku bisnis batik yang lain,” kata pengusaha wanita yang satu ini.

Dengan menggabungkan kreativitas motif batik yang diproduksi serta kejelian Isti dalam menggunakan media online, tidak heran bila saat ini bisnis batik yang Ia kembangkan bisa mengantongi omzet sekitar 150-200 juta rupiah setiap bulannya. Bahkan, kini Jogja Batik tak hanya menguasai pasar lokal dari Aceh hingga Papua namun juga mulai merambah pasar laur negeri seperti Germany dan Afrika.

Tim Liputan BisnisUKM.com

3 Komentar

Komentar ditutup.